Kaleb Ramot Gemilang, Pebasket yang Gila Sepak Bola

 

Credit foto : Ludus.id/Pratama Yudha
Pemain basket Dewa United Kaleb Ramot Gemilang berpose di sela-sela acara pembukaan IBL 2024.

Klub basket Dewa United Banten diprediksi masih akan meramaikan persaingan Indonesian Basketball League 2024. Bagaimana tidak, tim yang kini ditangani Pablo Daniel Favarel itu dihuni sederet bintang berkualitas.

Di sektor pemain lokal, mereka merekrut pemain seperti Hardianus, Rio Disi, dan Patrick Nikolas. Sementara, di sektor asing, Anak Dewa mendatangkan Gevis Solano, Tavario Miller, Lester Prosper, dan eks pebasket NBA yang pernah membela Memphis Grizzlies, Jordan Lavels Adam.

Kendati banyak melakukan perombakan tim, namun ada satu nama yang tak tergantikan dan masih bertahan dalam tim. Sosok tersebut adalah Kaleb Ramot Gemilang.

Ya, Kaleb yang telah berseragam Dewa United sejak 2022 lalu kembali dipertahankan dan masih menjadi pemain kunci tim asal Banten itu. Musim 2024 menjadi musim ketiga bagi pemain yang menjabat sebagai kapten tim tersebut.

Menyambut musim baru, Kaleb pun memiliki mimpi yang diharapkan bisa terwujud pada tahun ini. Target itu adalah menjadi juara IBL 2024.

“Pastinya mau juara (IBL 2024). Harapannya sih itu. Kalau target pribadi tidak ada, mau memberi dampak baik saja pada tim,” kata Kaleb saat ditemui Ludus.id.

Ya, pemain yang kini berusia 32 tahun itu masih penasaran untuk mengantarkan Dewa United merengkuh gelar tertinggi di kasta liga basket nasional. Apalagi, musim lalu mereka sudah sangat dekat dengan target tersebut.

Sayangnya, langkah mereka terhenti di semifinal usai ditumbangkan Prawira Harum Bandung yang akhirnya keluar sebagai juara.

Credit foto : akun @kalebramotg
Pemain basket Dewa United Kaleb Ramot Gemilang sedang berlatih.

Kaleb pun optimis target tersebut bisa terwujud jika melihat kekuatan tim musim ini. Pasalnya, dia menilai para pemain yang baru didatangkan adalah kepingan hilang yang selama ini dicari Dewa United.

“Kalau dilihat dari dua musim ke belakang masih banyak kekurangan yang dimiliki Dewa United, terutama dari segi kualitas pemain. Makanya, tahun ini banyak perombakan yang menurut pelatih memang dibutuhkan,” ujar Kaleb.

“Tahun ini kami kedatangan Hardianus, Rio Disi, Patrick, ditambah Lester Prosper. Itu missing piece kita. Semoga di tahun ketiga ini (prestasi) lebih baik melihat tahun kemarin kan kami semifinal,” jelasnya.

Sejatinya, merasakan juara IBL bukanlah hal yang baru bagi Kaleb. Sebagai pemain, dia sudah pernah merasakan dua kali juara IBL bersama CLS Knights pada 2016 dan Stapac Jakarta pada 2019.

Bahkan, juara bersama Stapac terbilang spesial lantaran di musim yang sama dia juga terpilih menjadi IBL Most Valuable Player 2019. Gelar yang sama juga dirasakannya di IBL 2023 lalu berkat penampilan solid dengan torehan 548 poin sepanjang musim. Sial, dia belum berjodoh untuk mengantarkan Dewa United keluar sebagai pemenang.

Berbekal optimisme yang dimilikinya, Kaleb yakin Dewa United bisa berbicara lebih banyak pada musim ini. Apalagi, IBL 2024 menerapkan aturan baru dengan hadirnya format kandang-tandang.

Dengan komposisi tim yang mumpuni, Kaleb yakin tim yang dibelanya akan kembali meramaikan bursa calon juara. “Optimis (juara),” tutur dia.

Credit foto : akun @kalebramotg
Pemain basket Dewa United Kaleb Ramot Gemilang sedang melakukan pemanasan.

Pebasket yang Gemar Sepak Bola

Kaleb Ramot Gemilang yang lahir di Bandung, 30 Mei 1991 itu besar dari keluarga yang tak memiliki darah atlet. Dirinya pun bisa dibilang kecemplung dengan memilih karier sebagai pebasket.

Pasalnya, basket bukanlah olahraga utama yang dimainkan Kaleb. Dia justru lebih gila bermain sepak bola selayaknya anak-anak sebayanya kala itu.

Basket baru mulai dimainkannya sejak masuk SMP. Itu lantaran di kebanyakan sekolah, termasuk sekolahnya waktu itu di SMPN 9 Bandung, tak memiliki lapangan bola yang memadai. Justru, lapangan basket lah yang lebih oke.

Alhasil, dia lebih sering bermain basket di sekolahnya. Sampai pada akhirnya terpilih membela Kota Bandung di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA).

“Saya awal mula main basket pas SMP. Sebenarnya mau main sepak bola tetapi ketersediaan lapangannya tidak ada. Jadi, mau gak mau didorong main basket. Kebetulan ditunjang postur juga lumayan tinggi,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara.

“Mulai serius pas kelas 3 SMP, saya dipanggil mewakili Kota Bandung untuk tampil di POPDA, sekitar tahun 2005-2006. Nah, waktu itu dapat uang juga, jadi saya berpikir dari basket ternyata bisa menghasilkan,” lanjut dia.

Sejak itu, Kaleb menjadi semakin serius dalam berlatih. Apalagi, dia juga mendapatkan keuntungan lain lantaran bisa masuk SMAN 9 Bandung lewat jalur prestasi. Pun, dengan kuliah di Institut Teknologi Harapan Bangsa di mana dia mendapatkan beasiswa.

Masa-masa kuliah bisa dibilang menjadi masa keemasan Kaleb sewaktu masih berkompetisi di level amatir. Dengan tampil di Liga Mahasiswa (LIMA), penampilannya dilihat banyak pencari bakat.

Dia juga tampil menawan dengan membawa ITHB juara LIMA di tahun 2012. Semua itu diraihnya berkat bimbingan dari pelatih semasa di sekolah, Sandi, dan Ricky Gunawan yang menanganinya selama tergabung di tim ITHB.

Credit foto : Ludus.id/Pratama Yudha
Pemain basket Dewa United Kaleb Ramot Gemilang berpose di sela-sela acara pembukaan IBL 2024.

“Kota Bandung itu dulu gak pernah juara LIMA, nah di angkatan saya, saya bawa ITHB juara. Nah di LIMA itu kan banyak tim pencari bakatnya, jadi banyak tim yang memberikan penawaran,” kata Kaleb.

“Tim yang menawarkan saya bergabung waktu itu ada Satria Muda, Aspac juga. Namun, saya memutuskan untuk lulus dulu, baru setelah itu lanjut ke IBL,” tambahnya.

Kaleb akhirnya benar-benar terjun ke dunia basket profesional pada 2014 silam. Tim pertama yang dibelanya adalah Satya Wacana Salatiga.

Kemudian, Kaleb berpindah ke CLS Knights pada 2015. Di sinilah pebasket asal Bandung itu merasakan prestasi tertinggi dengan juara IBL pertama kali di musim 2016.

Pada 2018, Kaleb memutuskan hijrah ke Stapac Jakarta (dulunya Aspac) lantaran CLS Knight tak mampu memenuhi regulasi yang diterapkan IBL. Bersama Stapac, Kaleb kembali merasakan manisnya juara IBL 2019 sekaligus merebut gelar MVP.

Dua momen tersebut, tak bisa dipungkiri, jadi pencapaian tertinggi dari seorang Kaleb. Makanya, dia berharap tahun ini bisa membawa Dewa United menjadi juara IBL.

“Momen paling manis pasti ketika juara, di CLS sekali, di Stapac sekali. Pas juara sama Stapac ada bonusnya karena selain juara dapat MVP juga. Kalau di Dewa cuma dapat MVP saja, belum bawa juara. Makanya, sudah rindu juga mau pegang trofi lagi. Terakhir kan sudah lima tahun lalu,” ucap Kaleb.

Uniknya, meski berkarier sebagai pebasket profesional, Kaleb tak serta-merta “gila” basket. Justru, dia lebih rutin mengikuti perkembangan sepak bola, terutama klub kesayangannya, Chelsea.

Ya, Kaleb mengakui jika dia lebih suka menyaksikan pertandingan sepak bola dengan tetap mengikuti perkembangan basket sekadarnya.

“Sampai sekarang masih mengikuti sepak bola. Liga Champions, Euro, Piala Dunia saya tonton. Saya malah gak rutin nonton basket, nontonnya sepak bola,” ungkap Kaleb.

Credit foto : akun @kalebramotg
Pemain basket Dewa United Kaleb Ramot Gemilang (kanan) dalam sebuah pertandingan.

Kebanggaan jadi Pebasket Nasional

Terjun ke dunia basket profesional membuka lebar jalan Kaleb untuk dikenal masyarakat luas. Apalagi, dia mampu menunjukkan prestasi bersama setiap tim yang dibelanya.

Kaleb juga berkesempatan tampil membela Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional. Impian yang sudah dipupuknya sedari lama.

Tentu, hal itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Kaleb. Bagaimana seorang bocah kecil asal Bandung yang dulu hanya bermimpi jadi membawa nama Indonesia kini bisa mewujudkan cita-cita tersebut.

“Tidak menyangka sih (bisa sampai di tahap ini). Memang pas SMA sudah berpikir mau jadi pemain profesional,” kata Kaleb.

“Makanya, jadi kebanggaan bisa bawa nama Indonesia. Kan salah satu event yang bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan Bendera Merah Putih di negara lain adalah dari olahraga. Dulu pas saya tanding di SEA Games, orang tua ada yang nonton langsung dan itu jadi kebanggaan,” jelasnya.

Ya, Kaleb memang sempat tiga kali tampil membela Indonesia di ajang SEA Games, yakni 2013, 2019, dan 2023. Sialnya, dia belum sekali pun mempersembahkan medali emas.

“Saya sudah tiga kali tampil di SEA Games, tapi belum ada yang dapat medali. Pas 2021 gak kepanggil. Semoga 2025 dipanggil lagi dan bisa meraih prestasi,” harapnya.

Mengetahui perjalanan karier Kaleb, tak banyak yang bisa merasakan hal serupa seperti yang sudah dicapainya sejauh ini. Hal itu sekaligus menyadarkan Kaleb kalau dirinya sudah berubah dari terpengaruh jadi memberi pengaruh.

Makanya, di era digital seperti saat ini, dia sangat berhati-hati dalam setiap hal, termasuk ucapan dan perbuatan. “Sebuah kebanggaan jadi pebasket karena bisa beri dampak positif. Apalagi, di zaman media sosial seperti sekarang ini, mau posting apa pun di atau medsos, banyak yang melihat, dan itu privilage, gak semua orang bisa. Dan menurut saya, ada kesenangan bisa beri dampak baik,” tutur pemain yang berposisi sebagai small forward itu.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.