Karisma Evi Tiarani, Sang Pemecah Rekor yang Mengejar Medali Paralimpiade

Kredit foto: Instagram @karisma_et
Karisma Evi Tiarani berpose sambil memegang medali perak Asian Games 2022 Hangzhou.

“Alhamdulillah, (hasil) ini jadi motivasi saya untuk bisa membuat catatan waktu yang lebih baik lagi ke depannya.”

Itulah harapan yang diutarakan oleh seorang Karisma Evi Tiarani selepas meraih medali emas pada Para Athletics World Championships atau Kejuaraan Dunia Para Atletik 2024 di Jepang. Ia mengunci gelar juara setelah jadi yang tercepat dalam lomba yang digelar di Kobe Universiade Memorial Stadium, Jepang, Selasa (21/5).

Pada kejuaraan tersebut, Evi tampil di nomor sprint 100 meter putri dengan klasifikasi T63 meski sebenarnya dia masuk dalam klasifikasi T42. Kendati demikian, hal tersebut tak mempengaruhi performa Evi yang sukses mengukir waktu 14,65 detik saat menyentuh garis finis dan keluar sebagai pemenang.

Bahkan, pelari asal Boyolali, Jawa Tengah itu tak hanya sekadar mengunci juara. Dengan waktu tersebut, ia juga berhasil membukukan rekor waktu tercepat di Kejuaraan Dunia untuk nomor 100 m putri klasifikasi T42.

Torehan ini membuat Evi sekaligus memecahkan rekornya sendiri yang ia buat pada ajang yang sama yang dilangsungkan di Abu Dhani, Uni Emirat Arab, 2019 silam. Kala itu, ia melesat tercepat dengan waktu 14,72 detik.

Kebahagiaan tak hanya dirasakan Evi, tapi juga rekan-rekannya yang tengah berjuang untuk mendapatkan tiket menembus Paralimpiade Paris 2024. Berkat kemenangan yang didapat Evi, bakal ada tambahan slot bagi Indonesia untuk meloloskan atletnya ke Paris. Itu lantaran Evi sudah dinyatakan lolos melalui jalur lain sehingga slot ini bisa diberikan kepada wakil Indonesia lainnya.

Yang lebih membanggakan, pencapaian manis yang telah diraih Evi ini juga tak luput dari perhatian Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Melalui media sosial pribadinya, Jokowi mengucapkan selamat atas prestasi yang telah digapai oleh wanita 23 tahun.

“Selamat kepada Karisma Evi Tiarani, yang menjadi juara kategori lari 100 meter T63 Kejuaraan Dunia Para Atletik 2024 di Kobe, Jepang, sekaligus mencetak rekor baru Kejuaraan Dunia. Kemenangan Evi menambah slot Indonesia di Paralimpiade Paris 2024,” tulis Jokowi.

“Anak-anak bangsa yang tidak lelah mengharumkan nama Indonesia, lanjutkan semangatmu!” tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sejauh ini, atletik Indonesia baru memastikan dua atlet yang akan berlaga di Paralimpiade Paris 2024, yakni Evi dan Sapto Yogo Purnomo. Mereka lolos berkat pencapaian masing-masing dalam berbagai kejuaraan dunia, yaitu dengan meraih peringkat tiga atau empat besar.

Sementara, prestasi Evi di Kejuaraan Dunia Para Atletik 2024 ini bakal menyumbangkan country points. Saat ini, negara-negara tengah berlomba mengumpulkan country points dengan tujuan menambah kuota atlet yang bakal dikirimkan ke Paris yang jumlah pastinya baru akan dihitung pada akhir Juni mendatang.

Pelari yang kerap pecahkan rekor

Karisma Evi Tiarani merupakan atlet kelahiran Boyolali, 19 Januari 2001. Dia terlahir dengan gangguan perbedaan panjang kaki, yakni kaki kirinya lebih pendek sekitar 7 cm dan tak sekuat kaki kanan.

Meski kondisinya berbeda dengan orang normal lantaran menyandang tuna daksa, Evi enggan menganggap hal itu sebagai kekurangan. Ia justru bersemangat dan malah jatuh cinta dengan olahraga.

Selain dikenal sebagai atlet, Evi juga tercatat sebagai salah satu mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2021 di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah.

Kredit foto: Instagram @karisma_et
Karisma Evi Tiarani berfoto di depan Museum Louvre di Paris.

Walau kini menjalani karier sebagai sprinter, awalnya Evi tak langsung menggeluti olahraga yang mengutamakan gerak kaki ini. Ia justru lebih menekuni olahraga bulu tangkis dan sudah cukup serius dalam latihan.

Namun, ternyata jalan hidup tak menuntunnya menjadi atlet bulu tangkis. Ketika menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Evi diajak saudaranya untuk mengikuti seleksi cabang atletik yang diadakan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia di Solo dan ternyata lolos.

Setelah itu, Evi diikutsertakan untuk bertanding di Pekan Paralimpik Pelajar Daerah 2014 dan bisa merebut medali emas di nomor lari 100 m T42. Kemudian, Evi kecil pun dipanggil ke PPLP (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar) Jawa Tengah.

Namanya mencuat secara nasional setelah tampil memukau di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Jawa Barat. Di gelaran multievent skala nasional itu, Evi mampu membawa pulang tiga medali emas sekaligus dari nomor lari 100 m, 200 m, dan lompat jauh.

Sejak itulah Evi selalu menjadi andalan Indonesia dalam setiap kejuaraan. Pada ASEAN Para Games 2017, ia mampu membawa pulang satu medali emas dari nomor lompat jauh T44 dan dua medali perak.

Tak ketinggalan prestasi di Asian Para Games 2018 Jakarta. Saat itu, Evi turut menyumbangkan satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu ketika berlaga di rumah sendiri.

Kiprah Evi terus meningkat seiring waktu. Ia mengoleksi medali emas dari Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019, dua medali emas dari ASEAN Para Games 2022, tiga medali emas ASEAN Para Games 2023, dan medali emas dari ajang World Abilitysport Games 2023.

Sayangnya, Evi belum mampu mempersembahkan medali emas Paralimpiade. Saat tampil di Paralimpiade Tokyo 2020, ia hanya finis di peringkat keempat pada nomor 100 m putri T63 dengan waktu 14,83 detik.

Namun, kegagalan itu tak menutupi fakta kalau Evi adalah sosok spesial. Sebab, ia kerap memecahkan rekor di setiap kemenangan dalam sebuah kejuaraan.

Kredit foto: Instagram @karisma_et
Karisma Evi Tiarani berpose sambil memegang medali emas ASEAN Para Games 2023.

Seperti pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 ketika ia menorehkan waktu tercepat 14,72 detik. Kemudian, pada ajang yang sama pada 2024, Evi kembali mempertajam waktunya dengan catatan 14,65 detik.

Waktu terbaiknya didapat ketika tampil di Asian Para Games 2022 Hangzhou. Tak tanggung-tanggung, Evi memecahkan tiga rekor sekaligus untuk nomor lari 100 m putri T42 pada pertandingan T63/64, yakni rekor dunia, rekor Asia, dan rekor Asia Tenggara.

Pada perlombaan tersebut, ia finis kedua dengan waktu 14,37 detik di bawah sprinter Jepang, Saki Takakuwa, yang meraih emas dengan waktu 14,11 detik.

Tentu, dengan kepastian tampil di Paralimpiade Paris 2024, Evi dengan usia yang masih 23 tahun bakal diharapkan bisa memperbaiki pencapaian di edisi sebelumnya.

Mimpi itu sangat mungkin untuk diwujudkan. Apalagi, setelah melihat performanya dalam beberapa kejuaraan terakhir.

Evi pun kini sudah mengalihkan fokusnya dari kejuaraan dunia demi meraih prestasi tertinggi di Paris.

“Rencana selanjutnya adalah menyiapkan diri untuk berlaga di Paralimpiade 2024 di Paris,” tutur dia.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.