Penggunaan stadion sepak bola untuk konser sejatinya lumrah dilakukan di negara-negara maju. Namun, untuk kasus Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), hal itu tampak belum siap dilakukan. Kini, cukup adil rasanya untuk memberi kartu kuning kepada Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK).
“Kita lihat sepertinya kan rumput GBK stres, sehingga dengan kondisi seperti itu, akan mempengaruhi. Tadi baru saja saya telepon (PPKGBK) supaya betul-betul diperhatikan,” ujar Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji ketika ditemui awak media termasuk Ludus.id di Stadion Madya, Senayan, Minggu (9/6).
Sumardji mengeluarkan pernyataan itu selepas latihan Timnas Indonesia jelang menghadapi Filipina pada laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bayangkan saja, dua hari menjelang pertandingan, rumput lapangan SUGBK masih dilanda stres.
Usai laga Timnas Indonesia kontra Filipina, Minggu (11/6), Shin Tae-yong nampak kesal bukan kepalang terkait situasi rumput SUGBK. Arsitek asal Korea Selatan ini bahkan ingin agar SUGBK tidak lagi dipakai untuk acara konser musik.
“Seperti apa yang kita lihat, kondisi rumput kurang baik. Saya berharap di lapangan sepak bola tidak diadakan konser tetapi lebih banyak pertandingan sepak bola,” kata Shin Tae-yong pada konferensi pers usai Timnas Indonesia menekuk Filipina dua gol tanpa balas.
Dikutip dari jurnal ilmiah terbitan National Library of Medicine, Karol Wolski dan tim penelitiannya menyebut salah satu faktor stres pada rumput adalah tingginya intensitas penggunaan lapangan.
Adapun pada artikel di laman Ohio State University, musim kemarau adalah saat rumput lapangan rentan mengalami stres. Fenomena yang disebut agronom sebagai drought stress tampak berkaitan dengan yang terjadi di SUGBK.
Sebelumnya SUGBK menggelar konser grup idol asal Korea Selatan, NCT Dream pada 18 Mei 2024. Sebelum konser tersebut, SUGBK juga kerap digunakan untuk kegiatan kampanye partai politik jelang Pemilu 2024. Usai Pemilu, SUGBK menggelar laga Timnas Indonesia kontra Vietnam pada 21 Maret 2024 silam.
Periode pertengahan tahun 2024 yang memasuki musim kemarau, ditambah tingginya intensitas penggunaan lapangan adalah kombinasi apik penyebab stres pada rumput SUGBK. Bagaikan seorang anak kecil yang dipaksa minum minuman dingin terus menerus saat sedang mengalami flu dan batuk.
Lapangan sepak bola lumrah digunakan dengan intensitas tinggi, kalau yang digelar adalah pertandingan. Jika menggelar acara selain pertandingan olahraga, pendekatan terhadap perawatan rumput setelah event menjadi berbeda. Hal itu sudah jelas tertuang pada pedoman FIFA.
Di Inggris, lapangan Villa Park, kandang Aston Villa, pernah disiksa 7000 ton tanah untuk menggelar acara balap Motocross bertajuk World Supercross Championship. Sementara, Tottenham Hotspur Stadium menjalin kemitraan dengan F1 selama 15 tahun untuk menggelar acara Gokart listrik dalam stadion pertama di dunia. Namun bagi Indonesia, inovasi-inovasi seperti demikian masih jauh panggang dari pada api.
Untuk penyelenggaraan selama acara, SUGBK sejatinya tidak memiliki masalah. Direktur Utama PPKGBK, Rakhmadi Afif Kusumo menyatakan penutupan rumput selama konser sudah mengikuti pedoman FIFA.
“Di standar FIFA juga, kami juga sudah riset, dengan menggunakan grass cover buatan Korea, Amerika, Inggris. Itu ada masa waktunya. Jika digunakan terlalu lama, itu terlalu bahaya, rumput tersebut akan mati,” kata Rakhmadi menjelang konser BLACKPINK pada 8 November 2022 lalu.
“Apa yang kita jaga adalah masa waktu (penutupan rumput) tersebut tidak terlalu lama. Kita sudah sampaikan kepada EO yang menjalankan konser itu penutup rumput maksimal 5 hari,” lanjutnya kemudian.
Menjelang konser Coldplay yang digelar pada November 2023, Kepala Unit SUGBK, Bangun Didik Susantoro menyebut pihaknya mengimpor grass cover anyar dari Inggris.
“Bisa dilihat itu ada grass cover baru, pihak GBK beli langsung dari UK, dari pihak kami membeli langsung grass cover sesuai dengan permintaan mereka. Di Wembley, di Tottenham Hotspur ini sudah digunakan dan sudah teruji,” tutur Bangun.
“Kemarin juga sudah sempat digunakan di Lapangan Panahan untuk Mandiri Karnaval, ini sudah digunakan, ini adalah layanan GBK. Jadi bisa diinformasikan ke masyarakat bahwa GBK menjaga rumputnya, oleh karena itu GBK beli produk langsung dari UK,” tutupnya.
Namun, perawatan rumput setelah acara menjadi persoalan yang patut dipertanyakan. Hingga artikel ini dibuat, PPKGBK belum mengeluarkan keterangan terlepas dari bisingnya kritikan dan hujatan publik.
Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri
Lutut gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye nampak terluka usai merayakan gol perdananya di level internasional. Penyebabnya, pemain yang dijuluki The Professor ini berselebrasi dengan meluncurkan lututnya di permukaan lapangan SUGBK usai membobol gawang Filipina.
Selebrasi knee-slide yang dilakukan Haye tak berjalan mulus. Haye tersungkur dengan posisi tengkurap karena kondisi lapangan rupanya tak semulus di Belanda. Usai laga, lutut Haye nampak terluka, berdarah dan memar merah.
Rumput lapangan yang masih mengalami stres berdampak pada mengerasnya permukaan lapangan. David John Rennie, peneliti di John Moores University, Liverpool mengeksplorasi kaitan kerasnya permukaan lapangan dengan risiko cedera.
Hasilnya, sebanyak 87 persen responden yang melibatkan pemain dan ofisial sepakat perihal tekstur lapangan yang keras meningkatkan risiko cedera pemain. Untungnya, tidak ada pemain timnas Indonesia yang cedera setelah memastikan diri ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Jauh sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah berkali-kali memperingatkan PPKGBK perihal kondisi lapangan. Bahkan sebelum Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di tanah air.
“Khusus di Stadion Utama GBK, saya sudah bicara dengan Direktur PPKGBK apapun yang sudah dijalankan selama ini harus kita pertahankan sama-sama. Perbaikan rumput harus segera dijalankan karena kondisi yang kritikal dan memprihatinkan. Ini mega lapangan di Indonesia yang sangat penting buat kejuaraan dunia,” kata Erick pada rilis LOC Piala Dunia U-20 2023.
Jumat, 26 Januari 2024, Timnas Indonesia U-20 menggelar laga persahabatan menghadapi Thailand U-20 di SUGBK. Erick lagi-lagi mengkritik kualitas lapangan.
“Kondisi rumput kurang maksimal, semoga manajemen GBK bisa menjaga, apalagi di bulan Maret ada Kualifikasi Piala Dunia (Indonesia vs Vietnam). Memang perawatan rumput tidak mudah,” kata Erick selepas laga.
“Kalau kita lihat kondisinya, kemarin lagi musim hujan ada situasi sewa menyewa jadi rumputnya tidak berkembang, jadi meminta ke pengurus GBK agar dijaga. Sayang soalnya, aset nasional,” tukasnya.
Seolah masuk kuping kanan keluar kuping kiri, Erick kembali memberi peringatan kepada PPKGBK usai Timnas Indonesia menang 1-0 atas Vietnam pada 21 Maret 2024. Kali itu, Erick membawa-bawa reputasi Indonesia di mata internasional.
“Saya sudah meminta keseriusan dari pada GBK untuk masalah rumput. Hari ini juga saya sudah minta dari PSSI dan kemarin Bapak Presiden (Joko Widodo) sendiri menugaskan Menteri (PUPR), Pak Basuki seperti biasa untuk melakukan percepatan perbaikan,” kata Erick di Stadion Madya, Senayan, 23 Maret 2024.
“Tetapi, dari GBK sendiri mulai hari ini harus serius menjaga kondisi dari pada lapangan ini, karena jangan sampai muka Indonesia dilihat tidak baik di dunia karena ini pertandingan yang disiarkan di dunia. Ini Kualifikasi Piala Dunia!” ucapnya.
Kemudian giliran kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam yang mengeluhkan kondisi lapangan SUGBK. Hal ini disampaikan sang bek kanan pada konferensi pers usai timnas Indonesia kalah 0-2 dari Irak.
“Kondisi lapangan hari ini memang kurang baik, dan sudah diperingatkan beberapa minggu sebelumnya, kalau Stadion GBK kita berharap lebih baik dari pertandingan sebelumnya, lawan Vietnam,” ujar Asnawi.
“Memang ada perubahan dari saat melawan Vietnam, tetapi tidak jauh berbeda. Beberapa struktur lapangan yang tidak rata cukup berpengaruh juga buat para pemain,” tutup pemain Port FC ini.