Aksi heroik Luka Modric sempat menyalakan asa Kroasia saat bersua Italia di Stadion Leipzig, Leipzig, Jerman, Selasa (25/6) dini hari WIB. Namun, gol Mattia Zaccagni pada menit terakhir pertandingan, membuat Italia jadi tim kelima yang lolos ke babak 16 besar Euro 2024 berkat hasil akhir 1-1.
Kroasia berhadapan dengan Italia dalam laga terakhir grup B . Kroasia yang baru memiliki satu poin hasil kekalahan 0-3 dari Spanyol dan imbang 2-2 lawan Albania, harus meraih tiga angka untuk dapat meraih posisi kedua. Di sisi lain, Italia yang punya tiga angka hasil kemenangan 2-1 atas Albania dan kalah 0-1 dari Spanyol, setidaknya harus mendapat satu poin agar bisa mengunci posisi kedua di klasemen.
Kroasia yang mengusung formasi 4-3-3 lebih mendominasi permainan di babak pertama. Sang kapten, Luka Modric jadi otak permainan Vatreni (Lidah Api), julukan Kroasia.
Pada menit kelima, Kroasia mengancam melalui aksi Luka Sucic. Beruntung bagi Italia, kiper Gianluigi Donnarumma mampu mematahkan serangan dari jarak 25 meter itu.
16 menit berselang, Italia yang mengusung formasi 3-5-2, mengancam balik melalui umpan silang Riccardo Calafiori yang gagal disundul dengan sempurna oleh Mateo Retegui.
Italia sekali lagi menebar ancaman melalui tandukan Alessandro Bastoni usai menyambar umpan Nicolo Barella pada menit ke-27. Kiper Kroasia, Dominik Livakovic menampilkan refleks yang luar biasa untuk menghalau bola yang melaju kencang itu. Pertahanan kokoh Kroasia di laga ini seolah jadi jawaban dari keluhan pelatih Zlatco Dalic yang sebelum laga ini menyebut timnya terlalu gampang kebobolan.
Rekor Luka Modric
Setelah imbang tanpa gol di babak pertama, Kroasia memainkan Ante Budimir untuk meningkatkan daya serang. Efeknya terjadi pelanggaran oleh Davide Frattesi di kotak terlarang yang membuat wasit menunjuk titik putih. Luka Modric yang jadi algojo, gagal menyarangkan bola setelah digagalkan Donnarumma.
Namun, Modric sukses mengejawantahkan slogan Kroasia, yaitu ‘terbaik di saat tersulit’. Hanya semenit setelah kegagalan penalti, Modric, si gelandang veteran mencetak gol usai menyambar bola liar hasil kreas Budimir. Mentalitas seorang juara. Gelandang Real Madrid itu pun mengukir rekor sebagai pencetak gol tertua di Euro dengan usia 38 tahun 289 hari.
Di laga ini, Modric juga melepaskan 14 umpan sukses di sepertiga akhir lapangan. Maka, tidak heran dia terpilih sebagai pemain terbaik di akhir laga.
Setelah Modric mencetak gol, Kroasia bermain rapat untuk meredam serangan Italia. Pelatih Italia tidak kehabisan akal. Dia memasukkan gelandang Lazio, Mattia Zaccagni pada menit ke-81.
Apa yang dikhawatirkan Kroasia pun terwujud. Di menit ke-8 injury time atau menit terakhir laga, gawang Vatreni koyak setelah Zaccagni mencetak gol sepakan melengkung, menuntaskan umpan Callafiori. Gol yang dicetak Zaccagni mengingatkan publik akan gol Alessandro Del Piero ke gawang Jens Lehmann di semifinal Piala Dunia 2006.
Wasit Danny Makelie meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir dengan kedudukan setara 1-1. Italia pun memastikan posisi kedua di Grup B dengan poin 4, sementara Kroasia di peringkat ketiga dengan poin 2. Kroasia bisa saja lolos sebagai peringkat ketiga terbaik, namun belum pernah ada tim urutan ketiga dengan poin dua seperti Kroasia bisa lolos ke babak gugur sejak format empat tim terbaik urutan ketiga klasemen lolos ke 16 besar diperkenalkan pad Euro Prancis 2016.
Bahagia untuk Italia, duka untuk Kroasia. Inilah kedua kalinya Kroasia menyudahi babak grup tanpa kemenangan setelah Euro 2004.
“Saya tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sepak bola terkadang kejam. Itulah yang kembali terjadi di sini. Kami tidak layak kebobolan gol ini. Kami tidak meragukan para suporter. Kami tahu mereka selalu ada untuk kami. Kami mohon maaf tidak bisa mendapatkan kemenangan untuk melaju ke babak berikutnya,” tutur Modric usai laga, dikutip dari situs UEFA.
Penebusan Calafiori
Italia boleh terselamatkan melalui gol Mattia Zaccagni. Namun, sosok yang paling pantas dipuji adalah Riccardo Calafiori, sang pemberi umpan.
Calafiori yang tidak sengaja mencetak gol bunuh diri saat timnya tumbang dari Spanyol, bertekad melakukan penebusan untuk membawa timnya lolos. Berkat aksi manuvernya ke kotak penalti Kroasia di menit akhir laga, Calafiori sukses menarik empat pemain. Dia akhirnya dapat memberi umpan ke arah kiri yang dengan brilian dikonversi jadi gol oleh Zaccagni.
Calafiori tampil menawan di sepanjang pertandingan. Dia mengukir akurasi umpan sukses hingga 93 persen. Bek Bologna itu juga menciptakan empat peluang alias yang terbanyak di antara seluruh pemain Azzuri.
Calafiori juga jadi benteng kokoh pertahanan dengan memenangi semua duel bola udara dan menggagakan seluruh aksi pemain Kroasia dalam situasi satu lawan satu.
“Saya ingin menebus gol bunuh diri itu dan memberikan kontribusi positif bagi timnas ini,” ucap Calafiori sambil berlinang air mata.
Namun, aksi bek dengan tinggi badan 188 cm ini tidak bisa disaksikan saat Italia melawan Swiss di babak 16 besar akibat akumulasi kartu kuning.