“Kegembiraan Terbesar Saya Adalah Mengetahui Bahwa Saya Tidak Pernah Menyerah”

Dian David Mickael Jacobs atau  singkat saja, dikenal dengan David Jacobs. Menyampaikan  kata-kata inspiratif. Hasil dari perjalanan hidupnya. Perjalanan panjang hingga ia kini berusia 45 tahun dan masih menjalani tugas negara: sebagai atlet para tenis meja, dan ia  akan tampil di Asean Paragames, akhir Juli nanti di Solo.

“Kekurangan fisik bukan alasan untuk berhenti melakukan apa yang kita sebenarnya bisa, tapi justru menjadi motivasi hidup yang kita buktikan dengan prestasi”

Ia, lalu, bercerita  lagi:

Pernah dibully, pernah direndahkan, pernah dipandang sebelah mata, dan pernah tak dianggap. Sejak kecil, sejak remaja dan sejak ia belum berprestasi seperti sekarang ini. Pernah minder. Ia menegaskan. Pernah juga tidak percaya diri. Ia pun mengakuinya. Dia lahir di Makassar pada 21 Juni 1977, punya masalah fungsional pada tangan kanannya. David kemudian dikenal sebagai atlet penyandang disabilitas.

“Saat kecil dan remaja, saya belum berpikir bahwa akan saya buktikan dengan prestasi. Belum kepikiran seperti itu. Hidup saya lewati karena orangtua dan keluarga memberikan semangat. Selalu memberikan motivasi ke saya bahwa saya juga bisa seperti anak-anak pada umumnya”.

Hingga, akhirnya ia menyadari bahwa kekurangan fisik tak menghalangi kehidupannya secara normal. Berlatih tenis meja di usia 10 tahun. Dua tahun kemudian masuk klub PTP. Butuh sebelas tahun untuk menjadi atlet profesional. Bukan sekadar latihan. Tapi dipercaya Indonesia kali pertama tahun 2000 dan setahun kemudian, David tampil di SEA Games Kuala Lumpur 2001.

Sejak saat itu, hingga kini, hingga ia mengumpulkan banyak prestasi, dan hingga kemudian ia akhirnya beralih menjadi atlet para tenis meja sejak tahun 2010 dan pernah meraih perunggu pada dua Paralympic Games, yaitu di London 2012 dan Tokyo 2020, membuat ia akhirnya bisa mengambil kesimpulan dari perjalanan prestasinya seperti ini:

Saya memutuskan untuk menjadi profesional dan memulai dengan SIKAP saya.

Bagi saya, pada awalnya, menjadi Atlet profesional tidak secara langsung terkait dengan imbalan apa pun, tetapi dengan Cinta yang saya miliki untuk olahraga, cara saya berperilaku dan bertindak untuk mencapai tujuan saya.

Saya mendedikasikan hidup saya untuk Tenis Meja. Bersama dengan gelar, prestasi, uang, kebahagiaan, kesedihan, cedera, rintangan dan banyak pembelajaran, tetapi kegembiraan terbesar saya adalah mengetahui bahwa saya ttidak pernah menyerah dan menyadari semua karena Berkat TUHAN.

“Seorang atlet dengan tekad dan mental juara, harus selalu berlatih, berlatih, berlatih dan bekerja-keras sepanjang karier dan kehidupannya,” prinsip David Jacobs, yang membuat ia berprestasi secara konsisten! Saat ini, saat masih merasa mampu, hingga ia belum berpikir kapan ia harus berhenti menjadi atlet. Ada dua mimpi yang terus ia bawa kemana-mana. Pertama adalah harus mewujudkan keinginannya untuk membina atlet-atlet muda di DJ Academy yang saat ini sedang dirintisnya.

“Kedua, Paralympic Games Paris 2024 juga tetap menjadi prioritas saya untuk meraih prestasi lebih tinggi lagi!”

Foto: NPC Indonesia

Foto: NPC Indonesia

Foto: NPC Indonesia


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

1 thoughts on ““Kegembiraan Terbesar Saya Adalah Mengetahui Bahwa Saya Tidak Pernah Menyerah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.