
Ketua Umum PB Persani, Ita Yuliati, berfoto bersama Sesmenpora Gunawan Suswantoro, Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, dan Presiden FIG Morinari Watanabe.
Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) tak main-main dalam mempersiapkan diri menjadi tuan rumah 53rd FIG Artistic Gymnastic World Championships 2025 atau Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta, 14-25 Oktober 2025. Persani menargetkan, tak hanya sukses penyelenggaraan tapi juga secara prestasi.
Salah satu caranya dengan memanggil 20 atlet, yang terdiri dari 10 putra dan 10 putri, untuk mengikuti seleksi. Para atlet sudah dipantau sejak dari Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara lalu.
Untuk memaksimalkan persiapan, akan ada atlet yang rencananya diterbangkan untuk mengikuti pemusatan latihan di Jepang, pertengahan November mendatang.
Jepang dipilih lantaran Negara Matahari Terbit itu memiliki fasilitas yang oke dan kerap melahirkan pesenam hebat yang bisa bersaing di Olimpiade. Kendati demikian, tak semua atlet akan diberangkatkan ke Jepang oleh Persani.
“Untuk timnya kami persiapkan 10 calon atlet putra dan 10 putri dan kami sudah berdiskusi dengan Kemenpora untuk melaksanakan training ke Jepang dan saat ini kami sedang menunggu balasan dari Jepang Gymnastic Association. Dan, mudah-mudahan dalam November mendatang itu sudah kami bisa berangkatkan ke sana di Ajinomoto Training Center,” kata Ketua Umum PB Persani, Ita Yuliati, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/10).
“Yang diberangkatkan ke Jepang mungkin hanya dua putra dan dua putri, yang lainnya akan dilatih di Indonesia. Dan Alhamdulillah, Insya Allah menurut informasi Kemenpora, pusat latihan gymnastic di Cibubur akan selesai akhir Desember ini. Jadi, terima kasih pada pihak Kemenpora,” tutur Ita.

Ketua Umum PB Persani, Ita Yuliati memberikan keterangan kepada wartawan terkait Kejuaraan Dunia Senam 2025.
Lebih lanjut, Ita tak menampik jika persiapan menuju Kejuaraan Dunia Senam 2025 terbilang singkat. Namun, dia percaya diri dengan kemampuan atlet yang ada. Apalagi, sebelumnya Indonesia sudah mampu meloloskan Rifda Irfanaluthfi ke Olimpiade Paris 2024.
Maka, Ita menyatakan Persani tak mematok target tinggi di Kejuaraan Dunia Senam 2025. Event ini dianggap sebagai bagian dari tes atau kualifikasi bagi Indonesia sendiri lantaran Persani memiliki target jangka panjang untuk meloloskan lebih dari satu atlet ke Olimpiade LA 2028. Dan target itu coba diwujudkan dengan melakukan pemusatan latihan (TC) jangka panjang yang sudah bisa dilakukan di Cibubur Youth Athlete Sport Center.
“Jadi, di World Championship nanti kami tak menampilkan atlet yang tak kaleng-kaleng. Maka, kami minta kepada Kemenpora untuk diadakan long term training center, yang selama ini (bisa dikatakan) kami belum mendapatkan,” ujar Ita.
“Biasanya TC hanya sebulan dua bulan tapi Kemenpora sudah memberi support TC jangka panjang di Cibubur. Insyaallah jadi dan mudah-mudahan itu bisa dimulai program latihannya,” ungkapnya.
Luncurkan logo resmi
Tak hanya mempersiapkan atletnya untuk bertanding, sebagai tuan rumah, PB Persani juga ingin pelaksanaan gelaran ini berjalan sukses. Mereka ingin memberikan yang terbaik lantaran ini merupakan pertama kalinya kejuaraan dunia senam diadakan di Indonesia juga di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia Arena dipilih sebagai tempat pelaksanaan kompetisi ini. Sedangkan, Jakarta Convention Center (JCC) Hall A dan B dipersiapkan sebagai venue latihan.
Selain tempat, Persani juga baru saja meluncurkan logo resmi yang menjadi identitas dari Kejuaraan Dunia Senam 2025 yang dilakukan di Media Center Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Rabu (16/10). Logo ini diluncurkan bersama dengan Kemenpora, sekaligus sebagai penanda satu tahun jelang bergulirnya kejuaraan tersebut.
Peluncuran ini dihadiri oleh Semenpora Gunawan Suswantoro, Ketua Umum PB Persani Ita Yuliati, Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, serta Presiden Federasi Internasional Senam (FIG) Morinari Watanabe.
“Karena ini merupakan satu awal untuk gymnastic Indonesia menuju panggung dunia, maka hari ini kami akan launching logo serta menandai satu tahun menuju Kejuaraan Dunia Senam 2025,” ujar Ita.
“Dalam hal ini Kejuaraan Dunia Senam Artistik merupakan salah satu ajang tertinggi di kompetisi senam, dan kami merasakan sangat berbangga dan merasa terhormat karena ini merupakan ajang internasional yang pertama dan juga di Asia Tenggara. Ini merupakan suatu kepercayaan untuk menjadikan kami tuan rumah World Championship Gymnastic Artistic 2025,” tambahnya.
Desain logo 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025 terdiri dari tiga garis utama yang terbagi lagi menjadi tiga bagian. Tiga garis tersebut tampak seperti air yang mengalir.
Garis-garis yang ada merepresentasikan elemen inti dari senam, yakni kekuatan otot dan gerakan yang elegan. Tampak juga membentuk angka 53 yang mencerminkan edisi Kejuaraan Dunia Senam di Jakarta.

Logo 53rd Artistic Gymnastic World Championships 2025.
Logo tersebut juga dihiasi dengan warna-warna mulai dari warna turquoise hingga pink yang masing-masing memiliki arti khusus. Sekaligus menguatkan tagline dari event ini, yaitu “Move to inspire” yang memiliki pesan untuk memotivasi semua orang agar aktif dan terlibat aktif dalam semangat senam.
“Warna turquoise mewakili lautan, terracotta melambangkan tanah subur Indonesia, dan merah muda mencerminkan kehangatan dan keramahtamahan masyarakat Indonesia dalam menyambut keluarga gymnastic dunia dengan tangan terbuka,” ucap Ita.
“Jadi, simbol ini kami sudah kami diskusikan beberapa kali FIG dan mereka menyetujuinya. Dan, dengan adanya logo ini, kami akan mulai dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi ke depan,” sambungnya.
Alasan pemilihan Indonesia
Pertama kali mengadakan kejuaraan dunia di kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Presiden FIG, Morinari Watanabe, memiliki alasan tersendiri. Dia melihat Indonesia memiliki potensi besar di cabang olahraga senam dalam beberapa tahun ke depan. Terlebih, Indonesia baru saja meloloskan satu wakilnya ke Olimpiade Paris 2024.
Selain itu, Watanabe juga mengungkapkan satu misi spesial yang ingin dijalankan FIG bersamaan dengan gelaran Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta.
Dia mengatakan FIG berencana menerapkan gaya baru dalam melangsungkan kejuaraan dunia. Di mana kejuaraan di Indonesia akan menjadi role model-nya.
“Kami akan mencoba menyelenggarakan Kejuaraan Dunia dengan gaya baru, di mana biaya penyelenggaraan di Jakarta akan dianggap sebagai investasi, dan investasi tersebut akan diperoleh kembali melalui kegiatan kontribusi sosial setelah Kejuaraan. Karena masalah meningkatnya beban biaya jaminan sosial akibat masyarakat yang menua saat ini menjadi perhatian dunia,” ujar Watanabe.
“FIG bertujuan untuk meningkatkan harapan hidup sehat para lansia dan mengurangi beban biaya jaminan sosial melalui senam. Diyakini bahwa biaya jaminan sosial dapat dikurangi melalui olahraga,” jelasnya.