Jam tangan yang digunakan saat berolahraga, baik itu lari, bersepeda, ataupun lainnya ternyata bukan hanya pemanis. Alat itu bisa jadi fitness tracker atau pelacak kebugaran, yang mencatat aktivitas fisik si penggunanya.
Ya, fitness tracker adalah perangkat elektronik berbentuk gelang, kalung, ataupun tali pengikat yang enak dibawa untuk berolahraga. Teknologi canggih ini bisa juga berupa aplikasi digital yang bisa diunduh di ponsel. Fitness tracker umumnya punya fitur monitor detak jantung yang populer.
Populer karena bentuknya yang cukup modis dan enak dipandang membuat si pengguna memakainya tidak hanya untuk manfaat kesehatan, tetapi juga sebagai aksesoris, terlebih jika digunakan di kawasan perkotaan.
Fungsi fitness tracker
Bicara kegunaan fitness tracker, teknologi ini bertujuan untuk mencatat aktivitas pemakai melihat tingkatan aktivitasnya, seperti jumlah kalori yang terbakar, detak jantung, durasi, dan jarak yang ditempuh saat berlari ataupun berjalan. Secara keseluruhan, alat ini membantu pemakaiannya agar mendapatkan aktivitas fisik yang baik menuju kebugaran tubuh.
Teknlogi fitness tracker bekerja dengan mendeteksi semua gerakan. Semua informasi diolah dan dibandingkan dengan data diri seperti tinggi badan, berat tubuh, dan berbagai informasi lainnya. Sensor akan melacak aktivitas pemakai dan mengeluarkan data yang cukup akurat.
Efektivitas alat ini bergantung dengan jenis yang digunakan untuk bisa melacak kebugaran tubuh dengan baik. Dikutip dari HalloSehat, beberapa fitness tracker yang digunakan di pergelangan tangan lebih akurat dibanding dengan yang lainnya.
Pada 2014, ada studi dari Iowa State University yang menemukan bahwa pelacak kebugaran tidak akurat dalam mengukur kalori yang terbakar. Para periset sudah menguji model delapan tracker yang berbeda dan persentase datanya error pada 9 hingga 23,5 persen.
Namun, Dr Mitesh Patel dari University of Pennylvania mengungkapkan bahwa angka-angka di fitness tracker bisa dipahami oleh pemakai yang memang memiliki motivasi berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
Adapun, bagi yang menggunakan pelacak kebugaran hanya untuk aksesoris, data dan angka yang ditampilkan mungkin tidak akan banyak berguna.
Fitness tracker memiliki beragam manfaat, termasuk menyelamatkan nyawa. Masih dikutip dari HelloSehat, ada kasus ketika alat ini menjadi penyelamat nyawa orang.
Patricia Lauder, pensiunan berusia 73 tahun, merupakan pengguna fitness tracker dalam kesehariannya. Suatu saat, ia melihat angka bacaan jantung saat istirahat yang mencapai 140 denyut per menit.
Lauder tentu mencurigai angka tersebut karena pada umumnnya, denyut jantung istirahat normal orang dewasa adalah 60 dan 100 denyut per menitnya. Ia pun memutuskan untuk cepat-cepat mendapatkan bantuan medis.
Setelah melihat rekaman data dari fitness tracker milik Lauder dan menjalankan serangkaian tes, Lauder memiliki pembekuan darah di kedua paru-parunya. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan yang cepat.
Meski demikian, Clinton Brawner, ahli fisiologi klinis di Henry Ford Hospital di Detroit, Amerika Serikat, tetap menyarankan pemakai fitness tracker untuk tidak panik berlebih saat melihat data angka yang dianggap tidak normal.
“Alat elektronik masih bisa keliru. Hanya ada sedikit bukti yang bisa memastikan bahwa mencatat detak jantung Anda setiap menit saat Anda tidak berolahraga bisa memberi manfaat bagi kesehatan,” ungkap Clinton Brawner, dilansir dari Live Science.
Mengetahui detak jantung tentu akan sangat membantu untuk mengetahui apakah latihan yang dilakukan cukup intens namun tidak berlebihan sehingga menimbulkan henti jantung.
Pemilihan fitness tracker sebaiknya juga berdasarkan kebutuhan dan bukan hanya sekadar aksesoris. Fitness tracker yang dilengkapi dengan elektroda bisa menjadi pilihan terbaik untuk mengetahui detak jantung secara akurat.