Akhir pekan lalu menjadi akhir pekan yang ceria bagi Qatar. Tim nasional mereka berhasil menyabet gelar juara Piala Asia 2023 sekaligus mematahkan ‘kutukan’ yang sudah berlangsung sejak 2007.
Qatar juara Piala Asia 2023 usai mengalahkan Yordania dengan skor 3-1, di Stadion Lusail, Qatar, Sabtu 9 Februari 2024. Qatar berhasil mempertahankan gelar juaranya yang didapat pada edisi 2019.
Pencapaian Qatar ini membuat mereka menyamai torehan Jepang, Arab Saudi, dan Korea Selatan yang bisa juara back to back Piala Asia. Secara total, Qatar sudah meraih dua kali gelar juara.
Tuan rumah Qatar meraih gelar juara berkat hattrick yang dicetak oleh penyerang sayap Akran Afif pada menit ke-22, 73, dan 90+5. Sedangkan, Yordania hanya mampu membalas pada menit ke-67 melalui Yazan Al Naimat.
Qatar mempertahankan mahkota yang mereka genggam sejak Piala Asia 2019 lalu di Uni Emirat Arab. Saat itu, Qatar berhasil meraih gelar juara pertama mereka di Piala Asia dengan mengalahkan Jepang 3-1.
Prestasi tersebut membuat Qatar sejajar dengan Jepang, Arab Saudi, dan Korea Selatan bila bicara back to back juara. Namun, mereka belum bisa menyamai keperkasaan Iran.
Iran menjadi satu-satunya negara saat ini yang berhasil menjuarai Piala Asia tiga kali beruntun, yakni pada 1968, 1972, dan 1976. Belum ada yang bisa menyamakan prestasi Tim Melli, setidaknya hingga gelaran Piala Asia 2023 ini.
Korea Selatan menjadi tim yang berhasil menjuarai dua kali beruntun Piala Asia pada edisi 1956 dan 1960. 1956 merupakan edisi perdana Piala Asia yang digelar di Hong Kong.
Setelah itu, ada Arab Saudi yang mengikuti jejak Korea Selatan dengan juara pada edisi 1984 di Singapura dan 1988 di Arab Saudi. Setelah itu ada Jepang yang juara pada 2000 di Lebanon dan 2004 di China.
The Maroons (julukan Qatar) juga berhasil mematahkan ‘kutukan’ juara bertahan yang gagal mempertahankan gelar juara sejak 2007. Iran jadi juara pada edisi 2007 di Indonesia, tetapi gagal memepertahakan gelar juara pada edisi selanjutnya pada 2011.
Sejak 2007 itulah, tidak ada lagi yang bisa mempertahankan gelar juara sampai pada akhirnya Qatar memutus ‘kutukan’ tersebut yang berhasil juara pada 2019 dan 2023.
Sempurna hingga Final
Qatar berhasil menunjukkan kualitasnya sebagai tim yang pernah berlaga di Piala Dunia. Mereka secara performa memang tidak terlalu menonjol, namun bisa menyelesaikan fase grup tanpa kebobolan.
Pertahanan solid menjadi modal Qatar bisa lolos dari fase grup. Mereka bisa mengamankan tiga clean sheet di fase grup dan mencetak lima gol.
Pada laga perdana, Qatar berhasil menang telak 3-0 atas Lebanon. Bermain di kandang sendiri Qatar mendapatkan tiga poin perdana mereka dengan sangat baik dengan skor yang apik.
Tajikistan menjadi lawan berikutnya di fase grup. Qatar sempat kesulitan menghadapi Tajikistan yang merupakan debutan di Piala Asia. Qatar aman berkat gol tunggal dari Akram Afif pada menit ke-17. Mereka menjadi negara pertama yang lolos ke 16 besar.
Laga terakhir di fase grup, Qatar berhasil menang atas China dengan skor tipis 1-0. Qatar melakukan beberapa rotasi pemain untuk menyimpan tenaga di 16 besar. Gol tunggal Al Hassan Al Haydos membuat mereka melaju ke 16 besar dengan sempurna.
Babak 16 besar mempertemukan Qatar dengan Palestina. Menghadapi Palestina, bukan perkara mudah bagi Qatar. Terbukti mereka sempat tertinggal lebih dulu dari Palestina.
Qatar akhirnya bisa mendapatkan momentum serangan dan mencetak gol penyeimbang di babak pertama serta gol kemenangan di babak kedua.
Menang atas Palestina, Qatar sudah ditunggu oleh Uzbekistan. Bisa dibilang, inilah lawan yang cukup alot bagi Qatar selama Piala Asia 2023.
Pertarungan yang menguras otak ini, membuat Qatar harus melakukan beberapa rangkaian strategi. Mereka unggul lebih dulu berkat gol dari Haydos pada menit ke-27, tetapi Uzbekistan berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua.
Skor 1-1 bertahan hingga 120 menit dan dilanjut dengan adu penalti. Babak ini bicara tentang keberuntungan dan Qatar memiliki keberuntungan tersebut.
Dua penendang Qatar gagal dan bahkan hampir membuat tuan rumah tersingkir, tetapi kemudian dua penendang terakhir Uzbekistan pun gagal dan membuat pendukung tuan rumah bersorak.
Usai menghadapi pertandingan yang menguras tenaga, otak, dan emosi, Qatar bertemu dengan Iran. Melawan Iran, Qatar memperlihatkan permainannya yang apik, pun dengan Iran yang juga ingin lolos ke final.
Jual-beli serangan disuguhkan oleh kedua tim sepanjang 90 menit pertandingan. Kedua tim saling berbalas mencetak gol. Iran unggul lebih dahulu 1-0, tetapi Qatar bisa membalikkan keadan menjadi 2-1.
Iran mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan mendapatkan kesempatan untuk menang. Namun, Qatar lebih cerdik dengan berhasil memanfaatkan peluang pada menit 82 yang berbuah kemenangan.
Tampil di final, membuat Qatar terpacu untuk menang. Disaksikan fan sendiri, Qatar tampil agresif sejak menit pertama. Mereka mendominasi permainan dan selalu memberikan ancaman kepada pertahanan Yordania.
Qatar akhirnya unggul 1-0 hingga turun minum melalui gol penalti Akram Afif. Yordania ternyata juga mampu menyamakan kedudukan berkat gol Yazan Al Naimat di babak kedua.
Tuan rumah berhasil menceploskan dua gol tambahan melalui penalti yang dieksekusi oleh Afif. Tiga gol penalti itu menjadikan Qatar tampil sebagai juara sekaligus mempertahankan gelar yang sudah mereka raih di edisi sebelumnya.