Kiprah Indonesia Poomsae Center, Fokus Pembinaan Bibit Muda untuk Cetak Atlet Berprestasi

Anggota Indonesia Poomsae Center saat berlatih bersama. (Foto/LUDUS.id/Ardi Rizal Meilala)

LUDUS – Kiprah Indonesia Poomsae Center (IPC) yang fokus melakukan pembinaan bibit muda untuk mencetak atlet poomsae berprestasi mulai dikenal luas. Apalagi sejumlah atlet yang dibina IPC menorehkan prestasi taekwondo poomsae dikancah nasional dan internasional.

Untuk melihat dari dekat program pelatihan IPC, tim redaksi LUDUS.id datang langsung ke tempat latihan di salah satu pusat perbelanjaan yang sudah sepi di bilangan Panaragan, Kota Bogor.

Tempat latihan yang digunakan IPC yang berada di lantai 2 bisa dibilang jauh dari kata mewah dengan penerangan minim. Untuk mencapai lokasi menaiki beberapa eskalator yang sudah tak difungsikan.

Tempat yang digunakan latihan IPC cukup luas menggunakan lantai 2 pusat perbelanjaan yang sudah kosong. Tampak sekitar 30 atlet remaja putra dan putri melakukan pemanasan dan latihan di matras yang disusun rapi di atas lantai.

Baca juga: LUDUS Gelar Poomsae Freestyle Open Championship 2025, Catat Waktu Pendaftaran dan Pelaksanaannya

LUDUS.id disapa dua pelatih IPC, yaitu Master Maulana Haidir dan Mukhlis Ba’ Alwi yang akrab disapa Bang Boris. Kedua pelatih ini sudah tak asing lagi di kalangan Taekwondo Indonesia karena mereka memiliki prestasi di kancah internasional.

“Visi kami (IPC) untuk memajukan poomsae di Indonesia. Saya dan rekan-rekan kebetulan sering menanggani di Timnas, sehingga terwujud ide mendirikan tempat untuk berlatih poomsae bersama,” kata Maulana Haidir membuka cerita tentang awal pendirian IPC.

Master Maulana Haidir, pelatih Indonesia Poomsae Center (IPC). (Foto/LUDUS.id/Ardi Rizal Meilala)

Maulana Haidir merupakan pemegang lisensi World Taekwondo Asia Coach License Course Poomsae sejak tahun 2019. Saat menjadi atlet antara tahun 2010 hingga 2018, sudah banyak prestasi yang diraih, di antaranya meraih medali perak pada Sea Games 2013 Myanmar, Sea Games Singapura 2015, dan Sea Games Malaysia 2017.

Pria kelahiran Bogor 25 september 1991 ini mengakui di tanah air nomor poomsae (jurus) dalam cabang taekwondo masih kalah populer yang identik dengan kyorugi (petarungan). Jadi atlet dan pelatih poomsae masih belum banyak.

Baca juga: Laras Fitriana Tak Sabar Saksikan LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025

“Poomsae belum populer dan baru booming saat Asian Games 2018 setelah Defia Rosmaniar meraih medali emas pada nomor taekwondo poomsae perorangan putri. Dari situ semua orang ingin tahu poomsae dan ternyata Taekwondo ada seninya,” katanya.

Dia berharap kehadiran IPC yang fokus pada pembinaan khusus poomsae bisa mencetak lebih banyak atlet taekwondo nomor poomsae, baik recognize maupun freestyle. IPC terbuka bagi atlet dari daerah mana pun untuk berlatih poomsae bersama.

Muklis Ba’ Alwi, pelatih Indonesia Poomsae Center (IPC). (Foto/LUDUS.id/Ardi Rizal Meilala)

“Tahun lalu kami di sini menanggani Tim PON DIY, Bangka Belitung, dan Banten. Mereka di sini ada yang berlatih selama seminggu, ada yang sebulan,” tutur Maulana Haidir.

Terkait program latihan poomsae, Mukhlis Ba’ Alwi menambahkan, IPC dalam seminggu melakukan latihan sebanyak tiga kali dalam seminggu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Pelatihan terdiri dari dua sesi poomsae recognize dan satu sesi poomsae freestyle.

Baca juga: Master Coki Tanjung Apresiasi Turnamen LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025

“Poomsae freestyle dilakukan satu sesi mengingat beban latihan yang tinggi karena ada jumping (lompat) dan akrobatik. Selain itu poomsae recognize harus diperkuat karena menjadi dasar untuk poomsae freestyle,” tambah Mukhlis.

Fokus Pembinaan Atlet Muda Poomsae

IPC fokus pada pembinaan atlet muda pada taekwondo poomsae agar di masa depan akan lebih banyak atlet poomsae, baik recognize maupun freestyle. Mengingat pembinaan sejak usia dini membuat atlet lebih mudah menguasai dasar-dasar poomsae, termasuk mendidik mental bertanding.

“Sebenarnya tidak ada batasan umur untuk berlatih poomsae di IPC dan kami terbuka untuk atlet dari mana pun. Hanya saja kami juga fokus pada pembinaan usia dini agar bisa menjadi tulang punggung atlet daerah atau nasional di masa depan,” ujar Mukhlis, pelatih nasional poomsae pada 2012-2013.

Pria kelahiran Ujung Pandang pada 1 April 1979 mengakui, kendala utama pengambangan poomsae di tanah air ada pada sumber daya manusia (SDM) yang masih sedikit. Dia berharap kehadiran IPC bisa membantu mengembangkan lebih banyak atlet dan pelatih poomsae ke berbagai daerah.

“Kendala untuk poomsae, baik recognize maupun freestyle, ada pada SDM dan secara bertahap diperbaiki. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk lebih mengembangkan poomsae di tanah air,” katanya.

Baca juga: Mengenal Sasono Langen Budoyo TMII, Venue Ajang LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025

Dalam pelatihan, Maulana menambahkan, IPC menggunakan model Long Term Athlete Development atau LTAD. Ini bertujuan untuk pemetaan terhadap perkembangan atlet sehingga pemberian materi bisa dilakukan secara tepat sesuai umur dan kemampuannya.

Salah satunya dengan memberikan materi dasar-dasar poomsae kepada atlet muda agar bisa menguasai dengan baik. Kemudian ketika sudah beranjak dewasa dan menjadi atlet senior lebih mudah mengembangkan ke poomsae freestyle sehingga kariernya lebih panjang.

“Jadi ketika LUDUS menggadakan event poomsae freestyle saya sangat senang sekali. Ini pertama kali event khusus poomsae diadakan di Indonesia. Insyaallah kita ikut dan kirim sebanyak-banyaknya.” Master Maulana Haidir, Pelatih Indonesia Poomsae Center (IPC).

“Under (di bawah) 17 lebih ke penguatan dasar-dasarnya karena otot-otot mereka belum bisa latihan di gym atau repetisi lompat. Diperbaiki dulu dasarnya, nanti setelah senior otot-ototnya sudah terbentuk baik nanti lebih tinggi latihan dan materinya,” tutur Maulana.

Dia menambahkan, IPC menargetkan mencetak atlet senior poomsae recognize dan freestyle, jadi harus meletakkan dasar yang kuat saat kadet junior. “Materi yang diberikan disesuaikan karena kita tidak mau saat kadet junior cedera sehingga pas senior kariernya tidak panjang,” pungkasnya.

Baca juga: Remaja 15 Tahun, Jaeyoung Byeon Sabet Gelar Juara Dunia Freestyle Poomsae

Master Maulana Haidir dan Mukhlis mendukung adanya event poomsae yang rutin sebagai wadah pengembangan atlet poomsae nasional. Apalagi event Poomsae Freestyle yang akan digelar oleh LUDUS pada 22-23 Februari 2025 bertempat di Sasono Langen Budoyo, TMII.

“Jadi ketika LUDUS menggadakan event poomsae freestyle saya sangat senang sekali. Ini pertama kali event khusus poomsae diadakan di Indonesia. Insyaallah kita ikut dan kirim sebanyak-banyaknya,” kata Master Maulana.

Cita-cita Jadi Atlet Poomsae Nasional

Dua atlet poomsae binaan IPC, yaitu Bagas Hardi Putra Prabowo (17) dan Virzyo Riandra (16) mengaku tertarik menekuni taekwondo poomsae karena mengedepankan unsur keindahan dan kreativitas.

Dua atlet poomsae binaan IPC, yaitu Bagas Hardi Putra Prabowo (17) dan Virzyo Riandra (16). (Foto/LUDUS.id/Ardi Rizal Meilala)

Bahkan keduanya sudah tertarik dengan poomsae freestyle dan mampu menunjukkan beberapa jurus ketika berlatih yang dipadu dengan musik yang sesuai. “(Poomsae) Freestyle lebih banyak geraknya dan bisa ngulik sendiri, berbeda dengan recognize yang sudah ada standartnya,” ucap Bagas.

Virzyo punya alasan sendiri menyukai poomsae freestyle. “Saya dari kecil ngak mau diam jadi diarahkan ke sini dengan belajar salto dan gerakan lain jadi lebih seru,” ujarnya.

Bagas dan Virzyo, keduanya siswa SMAN 6 Bogor, sudah menorehkan prestasi dengan meraih medali emas pada ajang Bekasi Open dan IPB University tahun 2024. Mereka pun bercita-cita menjadi atlet poomsae freestyle karena di IPC ditangani para pelatih poomsae dengan reputasi yang bagus.

Selain itu, banyak atlet binaan IPC meraih prestasi di kancah nasional dan internasional, seperti Naylana Khansa Janeeta dan Wawan Saputra. Mereka menjadi contoh dan motivasi para atlet muda lainnya untuk mencapai prestasi terbaik. (*)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.