
LUDUS – Penunjukkan Parick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong menimbulkan keraguan dan kontroversi. Selain proses pergantian yang terkesan mendadak, masyarakat ragu dengan jejak rekam Kluivert sebagai juru taktik anyar Skuad Garuda.
Pria berusia 48 tahun asal Belanda ini belum pernah menangani tim besar di ajang bergengsi seperti Shin Tae-yong yang sudah mendampingi Korea Selatan di Piala Dunia 2018.
Memang Kluivert pernah mendampingi timnas Belanda di ajang Piala Dunia 2014, tapi statusnya sebagai asisten pelatih dari Louis Van Gaal.
Kemampuan Kluivert sebagai pelatih kepala, masih diragukan karena setelah Piala Dunia 2014 rekam jejak kariernya kurang meyakinkan.
Baca juga: Resmi Diperkenalkan PSSI, Patrick Kluivert Bidik 6 Poin di Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026
Bersama Curacao, Kluivert hanya mampu meraih tiga kemenangan dalam delapan laga. Tiga laga lain berakhir imbang, sedangkan dua laga sisanya berakhir dengan kekalahan.
Federasi Sepak Bola Curacao masih berbaik hati memberi Kluivert kepercayaan untuk melatih pada tahun 2021 silam, tapi tidak diiringi hasil positif.
Meskipun berhasil menang 8-0 atas Kepulauan Virgin, Curacao terus-terusan menelan kekalahan dari Bahrain 0-4 dan Selandian Baru 1-2. Alhasil periode kepelatihan kedua Kluivert bersama Curacao hanya berlangsung selama empat bulan.
Rekam jejaknya sebagai pelatih Adana Demirspor juga tidak meyakinkan. Kluivert harus menerima pahitnya pemecatan saat Liga Turki 2023-2024 baru berjalan 14 pekan.
Baca juga: Baca juga: Kluivert Suka Sepak Bola Menyerang, Pemain Timnas Indonesia Harus Adaptif
Rinciannya, di bawah asuhan Kluivert Adana Demirspor mencatat delapan kali menang, enam kali imbang dan enam kali kalah.
Adapun empat laga terakhir tanpa kemenangan membuat manajemen Adana Demirspor harus mendepak mantan penyerang AC Milan dan Barcelona itu.
Kluivert pun berjanji menjawab keraguan masyarakat Indonesia lewat hasil kerja mengangkat prestasi Timnas Indonesia. Tak hanya sekadar menang, Kluivert berjanji menampilkan Timnas Indonesia lebih atraktif dengan taktik menyerang.
“Hal terpenting untuk memenangkan hati fans adalah menampilkan pemainan yang bagus dan atraktif,” kata Kluivert saat konferensi pers yang dihadiri LUDUS.id di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Minggu (12/1/2025).

Tekanan berat dan beban ekspektasi jelas harus ditanggung Kluivert. Apalagi fans dan pengamat sepak bola melihat Timnas Indonesia sudah naik level ketika ditangani Shin Tae-yong.
“Saya juga mau memuji pelatih terdahulu (Shin Tae-yong) karena dia sudah melakukan pekerjaan dengan bagus,” lanjut Kluivert.
Rekam jejak karier Kluivert yang kalah mentereng diperparah dengan kontroversi terkait skandal utang judi yang sempat menjeratnya.
Media Belanda De Volkskrant melaporkan bahwa Kluivert sempat berhutang kepada geng kriminal sebesar sebesar 1 juta Euro atau Rp16,7 miliar. Kluivert terjerat utang besar setelah kalah taruhan dalam laga tim utama FC Twente di musim 2011-2012.
Ketika legenda Timnas Belanda ini tampil sebagai narasumber pada program Mata Najwa, Minggu (12/1/2025), dia mengalihkan pembicaraan terkait masa lalunya.
“Saya di sini untuk berbicara tentang sepak bola. Saya tidak memiliki penjelasan untuk ini, tidak ada yang perlu diklarifikasi. Saya sudah menutup bab itu (masa lalu kelam) dengan pasti,” tegasnya.
Salam Perpisahan Shin Tae-yong
Mantan Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong buka suara perihal nasib yang diterimanya. Lewat postingan akun Instagram Sabtu (11/1/2025), juru taktik asal Korea Selatan itu pamit. Dia mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang mendampinginya selama mengasuh Rizky Ridho dan kolega.

“Ada banyak situasi yang sulit dan berat, tetapi saya tahu bahwa saya selalu bekerja sama dengan para pemain untuk mendapatkan hasil yang baik. Kita harus lolos ke Piala Dunia 2026. Harapan saya adalah para pemain kita bisa tampil di panggung Piala Dunia,” tulis Shin Tae-yong pada akun pribadinya, @shintaeyong777.
“Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mencintai dan mendukung saya. Saya akan selalu mengingat kehangatan hati dan dukungan yang Anda kirimkan kepada saya,” sambungnya.
Namun masih banyak fans Timnas Indonesia yang kecewa berat dengan perpisahan tersebut. Apalagi lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Telah banyak kenangan dan cerita manis yang diukir mantan pelatih timnas Korea Selatan itu.
Pemutusan kontrak oleh PSSI dinilai bukan waktu yang tepat karena masih tersisa hingga tahun 2027. Apalagi, Timnas Indonesia masih akan memainkan empat laga krusial lagi di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. (Ilham Sigit Pratama)