Komitmen SSB Citramas, dari Pembibitan Pesepak Bola hingga Visi Internasional

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
SSB Citramas melatih bibit pesepak bola muda usia 10-15 tahun di Stadion Gelora Citramas milik Yayasan Citramas, Batam.

Pelatih legendaris Arsenal, Arsene Wenger pernah berkata, para pesepak bola belia butuh kebebasan berekspresi untuk berkembang sebagai pemain kreatif. Mereka harus disemangati untuk mencoba berkreasi tanpa rasa takut akan kegagalan.

Untuk melahirkan para pemain bola yang kreatif dan tanpa rasa takut ini, harus ada wadah pembinaan sepak bola usia dini yang tepat dalam bentuk sekolah sepak bola (SSB) atau akademi sepak bola. Komitmen ini ada pada SSB Citramas di Batam, Kepulauan Riau.

Ludus.id berkesempatan mengunjungi SSB yang berada di kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu (4/8) pagi WIB. Ketika matahari belum tinggi, para bibit muda berbakat itu sudah memasuki lapangan Gelora Citramas Kabil, di bawah arahan pelatih kepala, Jantje Manusiwa.

Tidak lama ketika Jantje meniup peluit, para siswa SSB Citramas langsung mengikuti arahan. Mulai dari pemanasan, umpan-umpan pendek, strategi, dan gim. Satu hal yang jelas tampak adalah semangat, kedisiplinan dan kelihaian para siswa SSB dalam mengolah bola.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Para siswa SSB Citramas, berlatih di Stadion Gelora Citramas, Batam, Minggu (4/8). SSB Citramas hadirkan pelatih terbaik untuk mendidik para pesepak bola muda agar dapat mencapai potensi terbaik dan meraih prestasi.

Selain itu, aspek penting yang diajarkan di SSB Citramas adalah menghormati kawan setim dan rival. Karakter ini harus ditanamkan sejak dini agar tercipta atlet-atlet dengan kepribadian yang matang dan menjunjung tinggi fair play.

Salah satu siwa, Randi, mengaku senang berlatih di SSB Citramas. Latihan yang dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan menjadi penyemangat bagi Randi.

“Saya sudah dua tahun latihan di sini (SSB Citramas),” kata Randi penuh semangat.

Selain memiliki lapangan paling bagus di seluruh Batam, lanjut Randi, pelatih di SSB Citramas juga baik.

“Kami ingin SSB ini jadi yang terbaik di Kepri,” harap Randi.

Untuk menyajikan program latihan yang baik dan tepat, coach Jantje Manusiwa dibantu rekan yang melatih masing-masing kategori umur.  Dudi Suhadi melatih 22 anak U-7 hingga U-10. Kemudian Firdaus melatih 28 anak U-11 hingga U-12. Selanjutnya, Ferri Agustian melatih 56 anak kategori U-13 hingga U-17. Lalu untuk pelatih penjaga gawang, ada coach Aples.

Jumlah anak didik SSB Citramas mencapai 110 orang saat ini. Murid-murid yang berlatih di SSB Citramas merupakan anak -anak yang bermukim di daerah kawasan Nongsa, Batu besar, Kabil, Punggur dan sekitarnya, serta anak-anak karyawan Citramas Grup. Mereka berlatih dua kali dalam seminggu, yaitu pada Minggu pagi dan Jumat sore.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Para siswa SSB Citramas merupakan anak-anak dari karyawan Citramas Group dan warga Kota Batam. Mereka berlatih dengan fasilitas yang memadai di Stadion Gelora Citramas.

Sejauh ini, untuk melatih anak-anak, Jantje mengaku tidak pernah mengalami kesulitan. Hanya saja, untuk anak didiknya yang masih usia dini memang perlu banyak komunikasi.

“Karena usia segitu masih banyak main dan mengikuti keinginan masing-masing,” ucap Jantje.

Selain itu, menurut Jantje latihan dua kali dalam seminggu terbilang cukup singkat. Karena itu, agar lebih optimal, para orang tua diharapkan turut memerhatikan dan memberikan asupan bergizi kepada para siswa SSB Citramas di rumah masing-masing.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Tjantje Manusiwa, kepala pelatih SSB Citramas Batam.

Billy, salah satu wali murid, berharap SSB Citramas dapat menjadi alat ukur prestasi anak. Billy berharap anak-anak ini tidak hanya menyalurkan hobi, namun bisa jadi pesepak bola profesional, bahkan memperkuat tim nasional di masa depan.

 “Tentu saja, harapan paling jauhnya bisa memperkuat Indonesia dari SSB ini,” imbuh Billy yang setiap Minggu pagi, rutin mengantar anaknya untuk berlatih sepak bola.

Peran penting Kris Wiluan dan sejarah SSB Citramas

Infrastruktur latihan yang tepat amat berpengaruh dengan hasil optimal yang diharapkan. Jantje menyebut semua ini tak lepas dari peran dan dukungan dari sosok pengusaha Kris Wiluan selaku pembina dan pemilik Yayasan Citramas. Mulai dari fasilitas stadion, lapangan, hingga perlengkapan di lapangan hijau. Jantje meyakini lapangan sepak bola terbaik di Batam hanya di Stadion Gelora Citramas, Kabil.

“Karena tanpa dukungan lapangan, cara main, cara berlatihnya akan berpengaruh,” jelas Jantje.

SSB Citramas berdiri berawal dari kepedulian Kris Wiluan terhadap olah raga sepak bola di Batam, Kepri.

Kredit foto: Ludus.id/Ardi Rizal Meliala
Stadion Gelora Citramas dibangun pada 9 Agustus 2014 karena perhatian untuk membina pesepak bola muda di Batam dan sekitarnya.

Menurut manager Stadion Citramas, Raja Azrim, pada 9 Agustus 2014, Kris Wiluan akhirnya membangun stadion.

“Setelah itu, kita punya PS Citramas dan sempat eksis dalam sepak bola di Batam. Kemudian stop saat ada persoalan FIFA ke PSSI,” kenang Azrim.

Setelah itu, lanjut Azrim, pihaknya merencanakan dari dana CSR yayasan Citramas perihal merekrut anak-anak untuk dilatih di SSB Citramas.

“Tujuannya melatih anak-anak dengan memberikan pelatih yang berlisensi, salah satunya pelatih yang pernah berkiprah di Liga 1, coach Janjte Manusia,” jelas Azrim.

Selain menghadirkan lapangan terbaik di Kepri dan biaya perawatan stadion yang ditanggung sepenuhnya hingga bisa bertahan selama 10 tahun, Kris Wiluan  juga mendukung dana pertandingan di luar.

“Hampir 70 persen dana pertandingan di luar Batam ditanggung oleh Pak Kris Wiluan dan sisanya ditanggung oleh orang tua,” imbuhnya.

Selain untuk siswa, dukungan untuk menunjang prestasi juga diberikan kepada pelatih. Mereka diberi insentif dan pendidikan untuk meningkatkan lisensi kepelatihan.

“Kita akan bantu separuh biaya lisensinya agar pelatih ini bisa upgrade terus ilmunya,” ungkap Azrim.

SSB Citramas tidak lupa bahwa sepak bola merupakan olahraga berisiko tinggi. Karena itu, SSB Citramas juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Soedarsono Darmosoewito yang berjarak dekat dengan stadion.

“Pertolongan pertama tetap kita siapkan. Tapi, jika terjadi hal yang serius, kita bisa langsung bawa ke sana (RS Soedarsono Darmosoewito),” tutur Azrim.

Filosofi social impact

Dalam pertemuan secara virtual Selasa (10/9), Kris Taenar Wiluan sebagai pendiri Yayasan Citramas mengungkap alasan pembentukan SSB Citramas. Kris Wiluan melihat sudah banyak pembinaan untuk pesepak bola berusia 17 tahun ke atas, namun perhatian untuk membangun bibit-bibit pesepak bola dengan cara bermain dan karakter yang tepat belum banyak.

“Sepak bola adalah olahraga yang popular. Tetapi, kita lihat apa yang penting, yaitu untuk membina benih-benih olahraga. Kita ingin membina mereka sejak usia 10 tahun. Dimulai dari anak-anak karyawan (Citramas Group) dan warga sekitar tempat kita membuka usaha,” beber Kris.

Ini pula yang menjadi alasan pengusaha berusia 75 tahun ketika membangun Stadion Gelora Citramas yang punya fasilitas internasional.

“Supaya usaha kami bisa dirasakan dan dimiliki oleh masyarakat di Batam. Kita jadi punya tujuan bersama. Keberadaan kami dapat diterima secara holistik atau keseluruhan, punya social impact,” tutur Kris.

Kredit foto: TransKepri
Kehadiran SSB Citramas dan Stadion Gelora Citramas merupakan bentuk kepedulian CEO Citramas Group, Kris Wiluan, terhadap pembinaan bibit-bibit muda pesepak bola yang kelak berpotensi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, sekaligus bentuk dampak sosial perusahaan Citramas Group untuk masyarakat sekitar.

Manajer SSB Citramas, Agus Hidajat, mengaminkan perihal dampak sosial tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajarkan para siswa SSB untuk berbahasa Inggris.

Mereka juga kerap berlatih tanding dengan SSB lain dari Singapura.

“Supaya anak-anak SSB tidak takut mental ketika melawan orang asing. Ini modal penting untuk jadi pemain profesional,” ucap Agus Hidajat.

Agus menuturkan, visi Yayasan Citramas dalam hal olahraga ialah mencetak atlet untuk tampil di ajang internasional. Contohnya adalah ketika Kris Wiluan menjadi manajer tim nasional Taekwondo yang tampil di Olimpiade Barcelona 1992.

Segudang prestasi SSB Citramas

SSB Citramas Batam, pada 9 November 2024 mendatang, genap berusia sembilan tahun. SSB ini terus menjaga visi mereka, yaitu mewujudkan prestasi sepak bola Indonesia dengan membina talenta bagi anak-anak usia dini melalui sekolah sepak bola Citramas sampai ke tingkat nasional.

Selama berkiprah hampir satu dekade, tak sedikit prestasi yang ditorehkan oleh SSB Citramas, antara lain juara Citramas Cup tiga tahun berturut-turut,  juara BLISPI U-14, juara BBM Kepri di Tanjung Pinang, peringkat kedua Karang Taruna Cup U-15, peringkat kedua Liga Belajar U-10, peringkat kedua Liga Top Skor U-16, peringkat kedua Kepri Championship U-12.

Kredit foto: Dok SSB Citramas
SSB Citramas kerap menjuarai berbagai turnamen di provinsi dan antarprovinsi. Para siswa juga sering berlatih tanding dengan siswa dari Singapura dan Malaysia untuk mengasah mental mereka.

Adapun turnamen yang diikuti di tingkat kota dan provinsi adalah Piala Danone, Piala Blispi, Piala Askot, dan Piala Gubernur. Selain itu, SSB Citramas  pernah mewakili Provinsi Kepri di tingkat nasional di Bandung dan Palembang untuk kejuaraan U-12.

SSB Citramas juga telah melahirkan sejumlah pemain andal yang terpilih di ajang turnamen regional dan nasional, di antaranya: M Sahid, Rivo, Raffi, Rayhan di Liga Top Skor Jakarta.  Juga M. Arbi dan Fabregas di Akademi Safin Pati Jawa Tengah.

Selain itu, ada dua pemain SSB Citramas yang sedang bersekolah di Jawa Tengah dan direkrut oleh klub Semen Padang U-16, yaitu Garcia dan Zidane.

Sebuah sumbangsih yang tidak kecil dari SSB Citramas untuk persepakbolaan Indonesia.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.