Komunitas Pukulari Bersahabat bagi Pemula Olahraga Slow Pitch

 

Credit foto : akun @yudafajrin
Pendiri komunitas slow pitch Pukulari, Yuda Fajrin, berlatih memukul bola pada olahraga slow pitch.

Popularitas olahraga slow pitch dalam dua tahun belakangan telah memunculkan berbagai komunitas yang turut membesarkan olahraga ini. Berbagai latar belakang dimiliki masing-masing komunitas dalam membangun perkumpulannya.

Ada yang ingin sekadar berkumpul, membangun jaringan, hingga yang serius berkompetisi. Satu yang namanya sudah cukup dikenal di wilayah Jakarta adalah komunitas slow pitch Pukulari.

Pukulari merupakan komunitas slow pitch yang didirikan oleh Yuda Fajrin, seorang pebisnis yang juga aktif di Instagram dengan jumlah pengikut saat ini mencapai 74 ribu followers.

Yuda membangun Pukulari setelah sempat mencoba olahraga ini bersama dengan komunitas slow pitch lain. Kemudian, dia membuat komunitasnya sendiri yang berdiri pada September 2022.

Awalnya, Pukulari hanya terdiri atas delapan orang. Akhirnya, dengan memanfaatkan media sosial Instagram, Yuda bisa cepat mengumpulkan anggota yang ingin bergabung bersama Pukulari.

Perlahan, Pukulari tumbuh sebagai salah satu komunitas yang beken di kalangan komunitas slow pitch. Buktinya, saat ini anggotanya sudah berjumlah lebih dari 1.200 orang.

“Pukulari bisa cepat tumbuh karena komunitas ini memang dikhususkan kepada para pemula. Karena pengalaman saya, ada yang segan bergabung ketika melihat komunitasnya terlihat sudah jago-jago,” kata Yuda saat ditemui Ludus.id.

Ya, hingga saat ini Pukulari besar dengan anggotanya yang kebanyakan para pemula yang baru mencoba slow pitch. Konsekuensinya, di usia yang sudah lebih dari satu tahun, Pukulari belum pernah meraih satu pun gelar dari turnamen atau liga komunitas yang mereka ikuti.

Namun, sedari awal, hal itu bukanlah visi dan misi yang ingin digapai oleh Pukulari. Yuda membangun Pukulari dengan tujuan membangun dan memperluas jaringan para anggotanya.

Credit foto : akun @yudafajrin
Anggota komunitas slow pitch Pukulari berfoto bersama sebelum berlatih.

“Fokus kami adalah pembentukan networking dan jaringan melalui komunitas ini. Sesuai dengan slogan komunitas, yakni ‘Build Network through Sport Community’. Jadi yang diincar adalah sehat dan menambah teman,” ucap Yuda.

Dengan tujuan tersebut, Pukulari pun memiliki cara join yang cukup mudah. Cukup bergabung saja dengan grup WhatsApp dari Pukulari yang bisa dilihat di Instagram @pukularijkt.

Mereka tak mengikuti beberapa komunitas lain yang menggunakan aplikasi tertentu sebagai wadah kepada para anggota baru untuk bergabung.

Setelah bergabung, setiap anggota hanya perlu membayar “patungan” sebesar Rp70-100 ribu per latihan. Biaya tersebut didasarkan pada besarnya lapangan yang digunakan.

“Kami mau antar anggota kami saling mengenal dan menjadi teman. Bukan hanya sekadar datang dan bermain saja,” kata Yuda.

Sebagai komunitas, Pukulari bisa dibilang sangat aktif dalam berkegiatan. Di awal-awal berdiri, mereka hampir setiap hari berkumpul untuk latihan.

Kini, Pukulari hanya mematok tiga hingga empat kali latihan dalam satu pekan antara jam 18.00-22.00 WIB di Lapangan Softball Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

“Kami selalu latihan di weekdays karena kebanyakan anggotanya kan pekerja,” tutur Yuda.

Credit foto : akun @yudafajrin
Anggota komunitas slow pitch Pukulari berfoto bersama sebelum bertanding.

Siap Melebarkan Sayap

Awalnya, Pukulari mem-branding komunitas ini sebagai tempat berkumpulnya para pemula. Namun, belakangan mereka sulit menampik jika para anggotanya perlahan terbilang sudah mumpuni soal teknik bermain.

Sejatinya, Yuda menyarankan kepada para anggota yang membutuhkan jam terbang lebih tinggi untuk bermain di komunitas lain. Namun, dengan kenyamanan yang diberikan Pukulari, mereka enggan pindah.

“Akhirnya, kami putuskan untuk membangun kelas intermediate pada Oktober kemarin. Tim itu kami khususkan untuk ikut kompetisi,” kata Yuda.

Selain membangun tim khusus, Pukulari juga mulai memperluas jangkauan komunitasnya dengan menggaet sejumlah selebritas Tanah Air. Setidaknya, sudah ada 20 artis nasional yang sudah bergabung dengan komunitas ini, beberapa di antaranya adalah Zaskia Adya Mecca, Sintya Marisca, dan Clara Bernadeth.

Hal ini dilakukan sebagai upaya menambah value dari Pukulari dan treatment kepada para anggotanya. Cara ini terbilang ampuh untuk mempersingkat Pukulari mencapai tujuan besarnya di masa depan.

Credit foto : akun @yudafajrin
Anggota komunitas slow pitch Pukulari berfoto bersama sebelum berlatih.

“Pukulari saat ini sudah menjadi sport community karena kami mau membentuk cabang olahraga lain. Kami mau seperti RANS Entertainment dan Vindes dalam menggelar event olahraga,” ujar Yuda.

“Rencananya, ke depan kami juga mau membentuk flag football, tenis, panahan, menembak, lempar pisau, kami mencari olahraga yang tidak umum,” lanjutnya.

Sembari bergerak menggapai target jangka panjangnya, Pukulari tengah berniat menggelar turnamen slow pitch yang cakupannya cukup luas, mulai dari Banten hingga Bali yang bakal dinamakan “Java Slow Pitch Tournament” pada tahun depan.

“Sebagai komunitas, kami tak ingin selalu menjadi peserta, kami juga mau menggelar turnamen karena fokus kami selalu berupaya menambah value dari komunitas ini,” imbuh Yuda.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.