Komunitas Tenis Supreme Court Jakarta Siap Lebarkan Sayap

Credit foto : Pratama Yudha
Anggota komunitas tenis Supreme Court sedang berlatih tenis.

Di samping bersepeda dan lari, tenis menjadi salah satu olahraga yang mendadak populer di kalangan kaum urban selama masa pandemi covid-19. Di masa tersebut, cukup banyak komunitas tenis bermunculan.

Hal ini juga dipengaruhi banyaknya artis Ibu kota yang juga baru mulai mencoba dan ikut mempopulerkan olahraga yang menggunakan raket tersebut. Tanpa disangka, tenis dengan cepat mengalami lonjakan peminat.

Buktinya, lapangan yang dulunya sepi peminat kini jadi ramai disewa. Tenis benar-benar menjamur di kalangan masyarakat, baik untuk sekadar cari keringat dan koneksi hingga tahap serius mengikuti kompetisi amatir.

Salah satu komunitas tenis yang juga muncul di masa pandemi tersebut adalah Supreme Court Jakarta. Ya, komunitas ini resmi hadir dengan nama tersebut pada Desember 2022.

Sejatinya, komunitas Supreme Court sudah berjalan sejak pertengahan 2022 silam. Para anggotanya kerap bermain di hari Senin malam selepas pulang kerja dikarenakan sebagian besar anggotanya merupakan anak kantoran sekitar Jakarta.

Namun, kala itu mereka belum menggunakan nama Supreme Court. Pasalnya, para anggotanya bermain tenis sekadar untuk berkumpul bersama dan terbilang belum serius untuk berkompetisi.

Nama Supreme Court akhirnya digunakan lantaran mereka ingin mengikuti turnamen tenis amatir bertajuk Ultimate Tennis Championship (UTC) pada akhir 2022 dengan anggota tetap awal berjumlah 10 orang.

“Supreme Court awalnya terbentuk karena kami sering kumpul bareng. Akhirnya tercetus Supreme Court sebagai wadah dan identitas kami untuk bermain dan berkompetisi,” ujar Bimo Tyasono, PR Supreme Court kepada Ludus.id.

Credit foto : Pratama Yudha
Anggota komunitas tenis Supreme Court usai berlatih tenis.

Seiring waktu, Supreme Court semakin matang dalam mengelola komunitasnya. Mereka mulai membagi para anggotanya bagi yang ingin fokus ikut kompetisi, tetapi tak menghilangkan esensi “fun” yang mereka terapkan sejak klub ini mulai berkumpul.

“Anggotanya kini sudah sekitar 18 orang yang rutin. Nah, dari semuanya ada 10 orang memang suka ikut kompetisi,” kata Bimo.

“Kalau yang bagian kompetisi itu nanti beda porsinya dengan yang tidak. Dan ada pelatih khusus juga,” ungkap dia.

Nama Supreme Court pun semakin dikenal di kalangan pegiat tenis Ibu kota seiring mereka mengikuti berbagai kompetisi. Mulai dari situ, Supreme Court pun bisa menghasilkan benefit dengan hadirnya sejumlah sponsor yang meng-cover seluruh kegiatan klub yang kini bermarkas di kawasan Kalibata.

Supreme Court cukup jeli melihat peluang tersebut setelah menyadari peningkatan minat di olahraga tenis. Kehadiran sponsor membuat mereka tak perlu pusing soal kebutuhan klub, semisal sewa lapangan, pengadaan bola, dan lain-lain.

“Sekarang sekitar empat brand sudah jadi sponsor Supreme Court. Kami juga kaget kalau klub ini bisa jadi sebesar ini padahal awalnya kami hanya mau bermain tenis saja,” kata salah satu founder Supreme Court, Nofia Tanaka.

Salah satu hal yang masih ingin ditingkatkan oleh Supreme Court adalah penambahan jumlah anggota wanita. Pasalnya, saat ini dari 18 anggota tetap, hanya terdiri dari 4 wanita saja, selebihnya pria.

“Ke depannya kami mau menambah anggota wanita sebab masih susah mencari anggota cewek yang mau berkompetisi. Itu lagi kita scouting karena untuk pemain tenis wanita masih jarang, kalaupun ada masih sekadar main-main saja,” ucap Nofia.

Credit foto : Pratama Yudha
Anggota komunitas tenis Supreme Court sedang berlatih tenis.

Tak hanya itu, ke depannya Supreme Court juga ingin melebarkan sayapnya ke olahraga lain setelah merasa cukup besar di tenis. Di antaranya bulutangkis, padel tenis, dan squash.

“Intinya, kami mau merambah olahraga raket yang lain. Selain itu, kami juga berharap bisa menggelar turnamen, jadi kami sebagai tuan rumahnya,” tutur Nofia.

Salah satu anggota yang sudah bergabung dengan Supreme Court sejak awal, Aufa Dhiaulhaq, mengakui jika Supreme Court bisa besar seperti sekarang karena ikatan antarmember yang cukup kuat.

Pasalnya, mereka tak hanya menghabiskan waktu saat bermain tenis saja. Melainkan kerap berkumpul bersama di luar lapangan.

“Di Supreme Court ini hubungan baiknya tidak hanya di dalam lapangan saja, tetapi juga di luar. Kami juga terbuka untuk semua level,” ujar Aufa.

“Enaknya di sini yang pasti memperluas jaringan dan koneksi juga karena kami bertemu dengan sesama komunitas tenis lain yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda,” jelasnya. (Pratama Yudha)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.