Selain menjadi olahraga prestasi, renang merupakan olahraga rekreasi yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Peluang tersebut akhirnya memunculkan sejumlah perkumpulan renang di wilayah Tanah Air.
Salah satu perkumpulan renang yang memiliki nama besar di wilayah DKI Jakarta adalah Millennium Aquatic. Bagaimana tidak, klub yang bermarkas di Kolam Renang Cikini itu dihuni sejumlah perenang nasional, beberapa di antaranya adalah Siman Sudartawa, Flairene Candrea, juga Glenn Victor.
Perkembangan Millennium Aquatic yang pesat itu tak lepas dari kerja keras saudara kembar yang juga mantan perenang nasional, Albert dan Felix Sutanto.
Keduanya bahu-membahu dalam membesarkan Millennium Aquatic yang kini tak hanya terbaik di Jakarta, tetapi juga se-Indonesia.
Perkumpulan Millennium Aquatic berdiri atas inisiatif dari empat mantan perenang nasional, yakni Albert Sutanto, Felix Sutanto, Wisnu Wardhana, dan Richard Sam Bera berserta pelatih mereka di pelatnas kala itu, Lisa Siregar.
Meski Millennium kini diurus oleh Albert dan Felix, ide untuk membuat klub renang justru dicetuskan oleh Lisa Siregar setelah melihat solidnya kuartet pelatnas tersebut. Pasca berdiskusi beberapa waktu, mereka akhirnya sepakat melahirkan Millennium Aquatic pada 9 September 1999.
Millennium menjadi wadah bagi mereka untuk saling “mengisi” di luar pelatnas. Anggota awalnya selain mereka berlima ditambah beberapa rekan yang bergabung hingga berjumlah 12 anggota.
“Waktu itu pelatih pelatnas dulu (Lisa Siregar) yang mengajak kami untuk membuat klub. Di masa itu sebenarnya kami kan belum pensiun. Kami masih aktif renang. Namun, banyak yang bilang jangan tunggu pensiun baru jadi pelatih atau punya klub karena nanti transisinya akan sangat berat karena mulainya dari nol,” kata Albert.
Berangkat dari situ, Albert dan kawan-kawan pun sepakat untuk melakukan transisi lebih cepat. “Jadi, saat kami masih aktif sebagai atlet, kami juga punya klub sehingga saat kita pensiun, transisinya smooth untuk mengurus klub dan jadi pelatih,” tutur Albert.
Di luar dugaan, Millennium berkembang dengan pesat. Bermodalkan nama-nama besar berstatus perenang nasional, mereka cukup mudah menarik massa untuk bergabung.
Selain itu, Millennium juga kerap meraih prestasi di berbagai kejuaraan renang nasional yang membuat namanya semakin dikenal masyarakat.
“Anggota kami bertambah drastis karena pada tahun 2000 ada klub bernama Aquatic Jakarta pecah dan sebagian besar membernya bergabung ke Millennium,” ungkap Albert.
“Dari situ kami makin serius membangun Millennium dan akhirnya memecah fokus pada 2001 di mana paginya kami berlatih di pelatnas dan sorenya melatih di klub,” lanjut dia.
Namun, di tahun itu juga Millenium kehilangan salah satu foundernya, yakni Wisnu Wardhana, yang hengkang lantaran memiliki perbedaan visi dan misi yang kemudian mendirikan klub renang sendiri yang bernama JakartaQuatics Swimming.
Belakangan, Richard Sam Bera juga berkurang perannya di klub lantaran memilih fokus dalam berpolitik. Saat ini, dia menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
Nyatanya, kondisi tersebut tak membuat Millenium goyah. Justru, klub tersebut semakin berkembang dengan banyaknya perenang nasional yang bergabung di sana yang ampuh menarik anggota baru.
“Waktu itu kan masih banyak yang mengidolakan kita sehingga mereka yang mau berlatih dengan kita ya masuk ke Millennium. Karena kan bisa minta foto, interaksi, juga latihan bersama. Belum lagi pelatihnya juga pelatih nasional Lisa Siregar,” ujar Albert.
Memang benar, Millennium meledak di kalangan renang Indonesia berkat nama-nama besar yang tergabung di dalamnya. Namun, ada poin penting yang membuatnya menjadi tujuan para perenang muda.
Itu lantaran mereka memiliki visi dan misi serta program pembinaan yang sangat baik dan terstruktur. Millennium Aquatic sangat mengedepankan Champion Environment guna mencetak perenang-perenang andal masa depan.
“Visi pertama itu kami mau punya wadah yang memiliki champion environment. Dengan bergabungnya atlet seperti saya dan Felix dari Jawa Timur, Richard dan Wisnu dari Jakarta, yang awalnya dari klub yang berbeda kemudian jadi satu, makanya kami berusaha membangun kekuatan yang lebih,” imbuh Albert.
“Tujuannya, agar ada persaingan karena dari latihan ini kan sparring partner tumbuh. Jadi, kita membangun persaingan di latihan yang mana nantinya akan berguna untuk persaingan di perlombaan karena secara mental sudah terlatih,” jelas dia.
Program itu “memaksa” setiap anggotanya berlatih dengan serius. Tim pelatih elite yang berjumlah 12 orang akan menganalisis dan menempatkan anggota sesuai dengan kemampuannya, bukan berdasarkan usianya.
“Kami di sini menempatkan anggota itu berdasarkan performanya dan kemampuannya dalam mengikuti latihan. Jadi, kami tidak melihat umur. Jadi, walaupun dia sudah tua tetapi kelasnya masih dasar, ya kita gabung sama yang muda-muda,” ujar Albert.
“Ada juga yang kami katrol daripada dia berhenti. Cuma biasanya prestasinya mentok,” tuturnya.
Keseriusan menerapkan program tersebut lah yang berhasil membuat Millennium kini telah memiliki lebih dari 1.000 anggota di dalam klubnya. Mulai dari usia 5 tahun sebagai anggota termuda hingga usia 67 tahun sebagai anggota yang tertua.
Berkat program itu pula, banyak perenang daerah yang akhirnya hijrah ke Millennium untuk meningkatkan level kompetitifnya. Di samping itu, ada sebagian member yang bergabung hanya untuk sekadar menjaga kebugaran tubuh.
“Akhirnya, penyaluran atlet ke timnas selalu banyak. Persentasenya bisa lebih dari 50 persen. Dari situ, Millennium dianggap sebagai pencetak juara yang akhirnya menarik anak-anak yang lebih muda untuk bergabung. Akhirnya kami membuka kelasnya dari learning to swim hingga train to win,” ucap Albert.
Masa Sulit
Berstatus sebagai salah satu klub renang yang terbesar di Jakarta, Millennium bukannya tak pernah mengalami masa sulit. Selayaknya bayi yang baru lahir, Millenium masih susah “berjalan”.
Artinya, saat itu mereka belum memiliki kolam yang tepat untuk dijadikan “rumah”. Mereka pertama kali berkegiatan di kolam renang daerah Permata Timur, Jakarta Timur. Itu pun hanya di kolam 25 meter. Belum berstandar Olimpiade. Mereka juga sempat berlatih di kolam renang di daerah Duren Sawit.
Beruntung, pada 2009, Millennium menemukan Kolam Renang Cikini yang akhirnya menjadi rumah utama bagi mereka yang bertahan hingga saat ini.
Dari kolam inilah, sejumlah juara lahir, beberapa di antaranya adalah I Gede Siman Sudartawa, Glenn Victor, dan Triady Fauzi Sidiq. Atlet pelatnas pun sempat berlatih di Kolam Renang Cikini pada 2009-2015.
Kini, selain di Cikini, Millennium juga membuka cabang dan memberikan kesempatan bagi anggotanya jika ada yang mau berlatih di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno.
Bedanya, untuk berlatih di Cikini, setiap member dipatok dengan harga Rp1,5 juta per bulan. Sedangkan, untuk di kolam GBK, dipatok dengan harga Rp2,5 juta per bulan.
Komentar Anggota
Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, Millenium benar-benar menjalankan visi dan misinya untuk membentuk juara dan itu diterapkan ke seluruh anggota. Hal itu juga yang menarik minat Benhart Hutabarat, salah satu member di kelas master, untuk berlatih renang di Millennium Aquatic.
Pria yang berprofesi sebagai dokter umum itu memilih Millennium setelah melihat klub renang ini memberikan program latihan yang terpola dan terstruktur dengan baik. Millennium membentuk anggotanya untuk hidup teratur dan disiplin dengan menggelar latihan di pagi hari.
Pria 48 tahun itu pun mengaku merasakan manfaat yang besar setelah bergabung dengan Millennium. Kini, tak terasa dia sudah empat tahun menjadi member di Millennium Aquatic.
“Saya sebelumnya sudah pernah bergabung di beberapa klub renang. Namun, baru di Millennium saya menemukan klub yang bisa memberikan program master yang kompetitif,” ucap Benhart.
“Selama empat tahun saya bergabung di Millennium, manfaatnya sangat terasa. Saya hidup lebih sehat, lebih segar saat bekerja, hidup lebih teratur dan disiplin, dan terpenting, saya bisa tetap kompetitif dengan menjuarai kelas master di beberapa kejuaraan,” tambahnya.
Target itu, tidak akan dicapai Benhart jika Millennium tak memberikan program latihan yang terpola dengan baik. Pelatih-pelatih di Millennium dengan serius mempersiapkan program latihan sesuai kebutuhan anggotanya.
“Mereka punya programnya terpola. Jadi, dalam satu minggu itu mereka membaginya dari Senin sampai Sabtu. Program seperti ini belum saya rasakan di tempat lain,” tutur Benhart.
“Selain itu, mereka juga mulai melihat secara scientific dalam melatih atletnya sehingga yang dihasilkan adalah yang sudah diprediksi dari awal,” lanjut dia.
Pernyataan Benhart juga diperkuat member lainnya yang juga merupakan atlet pelatnas, yakni I Gede Siman Sudartawa. Bergabung sejak 2010, Siman telah membuktikan jika Millennium bisa mengantarkannya menjadi salah satu perenang top Tanah Air.
Datang dari Bali dengan spesialisasi gaya kupu-kupu, Albert dan tim pelatih bisa mentransformasi Siman sehingga menjadi jagoan di gaya punggung.
Torehan sembilan medali emas SEA Games jelas bukan prestasi sembarangan. Belum lagi, Siman pernah memecahkan sejumlah rekor nasional di nomor gaya punggung dan pernah tampil untuk Indonesia di Olimpiade London 2012 yang dihelat di Inggris.
Semua itu tak akan dicapai Siman tanpa program latihan yang intensif selama menjadi anggota Millennium. Dia juga bisa dengan mudah mengukur kemampuannya lantaran banyaknya anggota memberikan level kompetitif yang tinggi.
“Kalau di sini, programnya lebih terukur. Teman-temannya juga lebih banyak sehingga memunculkan level kompetitif yang lebih tinggi,” kata Siman.
“Latihan di sini juga bisa memaksimalkan potensi atletnya. Tim pelatihnya bisa membentuk atlet dengan baik. Ditambah, bisa bertemu dengan idola juga,” tuturnya sembari tertawa.
Meski sudah berstatus sebagai salah satu klub renang top Indonesia, Albert masih memiliki cita-cita yang ingin dicapainya bersama Millennium Aquatic. Dia berharap ke depannya Millennium bisa menghasilkan atlet yang lebih bagus secara prestasi.
Semoga harapan dari seluruh team management MNA akan terwujud dan visi misi untuk meciptakan atlet renang yang handal dan berprestasi ketingkat Asia dan dunia akan tiba saatnya nanti….. semoga tersemogakan…