Kurash ‘Debut’ di PON 2024, DKI Jakarta Jadi Penguasanya

Kredit foto: Kurash Jakarta
Kurash DKI Jakarta berhasil meraih juara umum cabor kurash PON 2024 Aceh-Sumut.

Kurash menjadi salah satu cabang olahraga yang baru dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional. Kurash menjalani debutnya sebagai cabor di PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Sebanyak 180 atlet dari 20 provinsi berpartisipasi pada cabor kurash PON XXI Aceh-Sumut 2024. Pertandingan cabor kurash berlangsung di Jantho Sport Center (JSC), Aceh Besar, Aceh, Rabu (11/9).

Melalui Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi), olahraga bela diri ini sudah menjalani kejuaraan nasional dan kualifikasi PON. Pada kejurnas dan babak kualifikasi PON 2024, nomor yang dipertandingkan adalah lima nomor tarung putra dan putri, serta dua nomor seni putra dan putri. Sebagai cabor debutan, tentu saja, banyak provinsi yang ingin menguasai perolehan medali.

Setelah menggelar pertandingan pada 11-14 September 2024, DKI Jakarta berhasil keluar sebagai juara umum kurash di PON XXI Aceh-Sumut 2024. DKI Jakarta berhasil menggondol empat medali emas, dua perak, dan satu perunggu.

Medali emas DKI Jakarta disumbangkan Ananda Riznanta di nomor -73 kg, Akmal Fuad di kategori fighter -66 kg putra, Syahrul Rahmadani di nomor -60 kg, dan Nundy Natalia di nomor -63 kg putri. Sedangkan dua perak disumbangkan Muhammad Ridho di nomor -55 kg dan Rezky Ramadhani melalui nomor combat +80 kg. Satu-satunya perunggu disumbangkan Reynaldi Syahputra di nomor seni uzul.

Usai meraih perunggu, Reynaldi Syahputra merasa senang dirinya bisa menyumbang medali untuk DKI Jakarta. Meski begitu, dirinya tak sepenuhnya puas dan berharap bisa meraih medali emas di PON selanjutnya.

“Saya akan terus berlatih dan berharap pada PON berikutnya bisa meraih medali emas. Sebenarnya, saya ingin bermain di nomor fighter karena latar belakang saya memang di fighter,” ujar Reynaldi seperti dikutip dari Askaranews.

Sementara itu, keberhasilan Kurash DKI Jakarta telah menjadi salah satu target utama yang ditetapkan oleh Ketua Pengprov Ferkushi DKI Jakarta, Julizar Idris, dalam rangka mendukung ambisi kontingen DKI Jakarta untuk kembali merebut gelar juara umum pada PON 2024.

Kredit foto: Instagram @kurash_indonesia
Dua petarung putri kurash sedang bertanding di PON 2024.

Menurut Julizar, yang mendampingi para atlet selama di Aceh, pencapaian target juara umum tersebut tidak lepas dari kerja keras seluruh pihak yang terlibat serta semangat para atlet yang sangat tinggi untuk meraih prestasi terbaik.

“Saya sangat mengapresiasi usaha keras semua atlet dalam menjalani program latihan. Begitu pula dengan para pelatih, manajer, dan official yang tergabung dalam tim Kurash DKI Jakarta,” ungkap Julizar Idris dalam pernyataan resminya.

“Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Prof. Hidayat Humaid, serta jajarannya yang telah memberikan dukungan penuh kepada tim Kurash DKI Jakarta, sehingga tim ini mampu menjadi penyumbang medali emas bagi Kontingen DKI Jakarta,” tambahnya.

Sejarah kurash

Keberhasilan DKI Jakarta menjadi ‘penguasa’ kurash di PON 2024 Aceh-Sumut tentu dipersiapkan secara matang. Kota Jakarta sebagai kota besar tentu kerap terdepan dalam menyerap olahraga baru di Indonesia, seperti kurash.

Meski begitu, belum banyak yang mengenal olahraga bela diri kurash. Namanya masih terlalu asing bagi sebagian telinga masyarakat Indonesia, ketimbang bela diri lain seperti pencak silat, taekwondo, karate, judo, ataupun aikido.

Meski belum banyak dikenal, kurash merupakan salah satu olahraga tertua di dunia. Seni bela diri ini diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu dan berasal dari Uzbekistan. Kurash bahkan memiliki arti yang bijak, yaitu mencapai tujuan dengan cara yang adil.

Kredit foto: Instagram @kurash_indonesia
Dua petarung kurash sedang bertanding di PON 2024. Lahir di Uzbekistan, kurash punya filosofi bijak tentang mencapai tujuan dengan cara yang adil.

Pada awalnya, kurash digunakan sebagai seni bela diri untuk hiburan dalam perayaan hari-hari besar, termasuk acara pernikahan. Gerakan dalam kurash dikenal elegan, dan dipercaya sebagai salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh serta jiwa.

Seiring waktu, beberapa gerakan dalam kurash diadaptasi ke dalam olahraga bela diri sambo yang berasal dari Rusia. Meskipun telah dikenal selama ribuan tahun di Asia Tengah, kurash baru tampil di Olimpiade 1984 sebagai olahraga ekshibisi, namun saat itu kurash belum memiliki standar penilaian yang baku.

Pada 1990, Komil Yusupov, seorang guru besar judo, sambo, dan master kurash, memperkenalkan teknik-teknik kurash yang lebih terukur dan universal. Hal ini menjadi awal dari terbentuknya standar modern kurash, termasuk seragam untuk pemain dan wasit, kategori berat, gerakan, serta terminologi yang mengacu pada 13 kata Uzbekistan.

Meskipun kurash menggunakan teknik kuncian dan bantingan, aturan olahraga ini melarang aksi di lantai, sehingga gerakan yang diperbolehkan hanya dilakukan dalam posisi berdiri, seperti melempar dan menyapu kaki. Kurash menjadi olahraga yang sederhana dan aman dengan adanya aturan ini.

Di kancah internasional, kurash memiliki federasi bernama International Kurash Association (IKA) yang didirikan pada 1998 di Uzbekistan. IKA mulai memperkenalkan kurash di Indonesia pada 2011, namun olahraga ini masih tergolong kurang populer.

Kemunculan Ferkushi

Pada 15 Juni 2016, Wide Putra Ananda dan Krisna Bayu, mantan atlet judo Indonesia, membentuk Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI) dengan persetujuan IKA. Pembentukan PBKI bertujuan untuk mempersiapkan atlet kurash Indonesia menghadapi Asian Games 2018 di Jakarta/Palembang.

Pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Indonesia menurunkan 14 atlet kurash di berbagai nomor. Khasani Najmu Shifa berhasil menyumbang medali perunggu di kelas 63 kg putri. Itu menjadi satu-satunya medali yang diraih Indonesia.

Pada 2019, PBKI berubah menjadi Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi). Di tingkat nasional, kurash telah tampil di PON 2021 Papua sebagai cabang olahraga ekshibisi dan melakukan debut resminya pada PON Aceh-Sumut 2024.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.