Liverpool Kokoh di Puncak, Apa yang Terjadi pada Man City dan Arsenal?

Mohamed Salah merayakan gol ke gawang Aston Villa di Anfield, Liverpool, Minggu (10/11) dini hari WIB. (Chris Shaw/Liverpool)

Liverpool melesat lima poin di atas Manchester City pada puncak klasemen sementara Liga Inggris 2024-2025. The Reds berhasil memanfaatkan dengan baik inkonsistensi para pesaing. Lantas apa yang tengah terjadi pada Manchester City dan Arsenal?

Liverpool melaju tanpa hambatan menyusul tujuh laga tanpa terkalahkan di Premier League musim ini. Sementara, para pesaing tampil lesu. Man City dan Arsenal, yang digadang-gadang sebagai pesaing utama Liverpool dalam menantang gelar musim ini, kompak tenggelam dalam tren negatif.

Man City menderita kekalahan dalam dua laga terakhir Premier League. Tak hanya itu, The Citizens bahkan mengalami empat kekalahan beruntun lintas kompetisi. Adapun Arsenal gagal menang dalam empat laga terakhir secara beruntun.

Baca juga: 

Mengulik Sifat Sir Alex Ferguson dalam Diri Ruben Amorim

Pada pekan ke-11 Premier League 2024-2025, Man City dan Arsenal kompak gagal menang. Manchester Biru kena comeback di markas Brighton and Hove Albion, Amex Stadium, Brighton dengan skor 1-2 pada Sabtu (9/11). Keesokan harinya, giliran The Gunners yang ditahan imbang 1-1 oleh rival sekota, Chelsea di Stamford Bridge, London.

Sementara, Liverpool berjaya menumbangkan Aston Villa dua gol tak berbalas di Anfield, Liverpool pada Minggu (10/11) dini hari WIB. Gol Darwin Nunez pada menit ke-20 dan Mohamed Salah pada menit ke-84 menandai tren positif Liverpool pada laga ini.

Sejauh ini, Liverpool mengoleksi 28 poin, sedangkan Man City memiliki 23 poin. Chelsea, Arsenal dan Nottingham Forest menguntit dengan perolehan 19 poin. Hal ini menjadikan Liverpool berada dalam momentum menjanjikan untuk memimpin persaingan gelar juara, mengulangi kesuksesan kala mereka mengakhiri puasa gelar liga 30 tahun pada musim 2019-2020 silam.

Sang arsitek, Arne Slot pun berpeluang meraih gelar kampiun Premier League pada musim perdananya di Merseyside. Jika konsisten hingga akhir musim, Liverpool akan memutus dominasi Man City dalam empat musim terakhir.

Kendati demikian, pelatih asal Belanda ini tak ingin jemawa terlalu dini. Menurut Slot, masih terlalu dini untuk membicarakan peta persaingan gelar juara.

“Itu belum pasti (persaingan gelar juara) di liga ini karena Arsenal, City, Chelsea, semua klub yang bermain di liga ini, mereka juga mampu memenangkan banyak pertandingan dan itulah yang telah mereka tunjukkan dalam beberapa musim terakhir,” tutur Slot dilansir laman resmi klub.

“Jadi, kami hanya fokus pada diri kami sendiri dan kemudian menang melawan tim yang sangat bagus seperti Villa, yang telah melakukannya dengan sangat baik dalam beberapa tahun terakhir,” lanjut Slot.

Liverpool raja transisi, Man City keropos

Liverpool menunjukkan bahwa mereka adalah tim dengan transisi positif terbaik di tanah Inggris. Pada laga menghadapi Aston Villa, dua gol Liverpool berawal dari situasi serangan balik.

The Reds banyak menginisiasi serangan dengan memanfaatkan bentuk pertahanan lawan yang belum kembali ke bentuk semula. Kecepatan Nunez dan Salah pun menjadi senjata.

Liverpool menjadi tim yang sangat mematikan dalam situasi transisi positif atau serangan balik. (BBC Match of the Day).

Sialnya, senjata utama milik Liverpool justru adalah kelemahan utama Man City. Di saat Liverpool mematikan dalam serangan baik, Man City justru keropos menghadapi situasi tersebut.

Pada awal bulan ini, Opta mencatat Man City kebobolan enam gol dari serangan balik lawan yang mengandalkan umpan panjang. Rataan serangan balik yang diterima Man City dalam satu pertandingan berada di angka 2,9 pada musim 2024-2025.

Catatan tersebut menyimpulkan pertahanan Man City dua kali lebih keropos ketimbang musim lalu. Ketidakhadiran Rodri karena cedera ligamen menjadi penyebab utama. Sang pelatih, Pep Guardiola dibuat pusing lantaran tidak ada gelandang jangkar penangkal transisi lawan sebaik Rodri di skuadnya.

Mateo Kovacic yang ditugaskan menggantikan Rodri cenderung memiliki karakter lebih menyerang ketimbang bertahan. Sialnya, tak hanya soal transisi, Man City juga memiliki masalah lain di sisi kanan pertahanan.

Gol Erling Haaland ke gawang Brighton di menit ke-23 menjadi sia-sia lantaran keroposnya barisan belakang Man City. Hal ini tampak pada proses gol penyama kedudukan yang dicetak Joao Pedro di menit ke-78.

Lagi-lagi berawal dari umpan panjang, Jan Paul Van Hecke mengirim umpan terukur ke Kaoru Mitoma di sisi kanan pertahanan Man City. Kyle Walker pun harus pontang-panting mengejar winger asal Jepang ini.

Sisi kanan berkali-kali menjadi titik lemah bagi Manchester City. (Ilustrasi Ludus.id)

Tak hanya pada gol tersebut, Brighton berkali-kali menciptakan peluang berbahaya dari sisi kanan pertahanan Man City. Area yang dihuni Walker terus dihajar dengan kecepatan pemain yang akan menghadapi timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jumat (15/11) mendatang tersebut.

“Ketika para pemain kembali, saya yakin kami akan kembali ke performa terbaik. Ini tantangan saya. Saya suka tantangan. Saya tidak akan mundur.”

Maka, tinggal menunggu waktu saja tembok bagian kanan Man City jebol. Sialnya, pelatih Brighton, Fabian Hurzeler tidak hanya memiliki satu cara untuk menjebol tembok Man City.

Memasuki menit ke-83, giliran sisi kiri pertahanan Man City yang dijebol. Rico Lewis ceroboh dalam mengawal Matt O’Riley yang bergerak menusuk ke garis pertahanan Man City. Hasilnya, gelandang berusia 23 tahun itu berhasil mencetak gol perdana dalam debutnya bersama Brighton usai pulih dari cedera engkel.

“Saya yakin ketika para pemain kembali (dari jeda internasional), mereka dapat menunjukkan kualitas individu dalam tim dan kami akan kembali (menang). Kami kalah dalam dua pertandingan di Premier League. Tentu saja, kami harus berubah dan kembali menang,” janji Guardiola dilansir laman resmi klub.

“Ketika para pemain kembali, saya yakin kami akan kembali ke performa terbaik. Ini tantangan saya. Saya suka tantangan. Saya tidak akan mundur. Saya ingin melakukannya lebih dari sebelumnya. Kami akan mencoba lagi,” sambung arsitek asal Spanyol itu.

Arsenal minim kreativitas

Kembalinya Martin Odegaard menghadirkan angin segar bagi Arsenal kala bertandang ke markas Chelsea. Pemain asal Norwegia ini membuktikan bahwa dirinyalah pemain paling kreatif di skuad Meriam London.

Empat peluang berbahaya berhasil diciptakan Odegaard, terbanyak dari para pemain lain di lapangan. Akurasi umpannya juga cukup fantastis, yakni di angka 91,7 persen. Kepiawaian Odegaard dalam mengalirkan bola terbukti kala dirinya menyuplai assist untuk gol Gabriel Martinelli di menit ke-60.

Odegaard juga menjadi jenderal yang terus memberikan instruksi bagi rekan-rekannya. Jebolan Real Madrid Castilla ini tak lelah berteriak kepada rekan-rekannya untuk terus menjaga bentuk pressing kala timnya tidak sedang memegang bola.

Namun, kreativitas Odegaard kerap menemui kebuntuan kala menghadapi pertahanan gerendel The Blues. Odegaard tidak memiliki kebebasan untuk memilih opsi-opsi umpan.

Kehadiran Martin Odegaard belum bisa membawa Arsenal kembali ke jalur kemenangan. (Arsenal FC)

Barisan pertahanan Chelsea tidak membiarkan Kai Havertz bergerak menyusuri ruang. Pola bertahan Chelsea yang kerap berubah bentuk dari 5-3-2 menjadi 4-4-2 membuat Odegaard tidak banyak memiliki opsi umpan.

Alhasil, pemain berusia 25 tahun ini lebih banyak mengalirkan bola ke sisi sayap. Pada grafis resmi yang dirilis Premier League, tampak Odegaard ogah melepaskan umpan berisiko dan memilih lebih banyak mengalirkan bola ke Bukayo Saka di sisi kanan.

Grafis arah distribusi bola Martin Odegaard mayoritas ke sisi kanan yang dihuni Bukayo Saka. (Alex Keble/Premier League)

Lagi-lagi, Arsenal tampak sebagai tim yang tidak memiliki solusi kala menghadapi kebuntuan. Mereka pun tak mampu menjawab ketika Chelsea berhasil menyamakan kedudukan lewat tembakan Pedro Neto 10 menit berselang dari gol Martinelli.

“Yang saya doakan adalah setelah jeda internasional, saya memiliki tim yang siap secara fisik, mereka siap dan bugar karena ini adalah mimpi buruk selama delapan minggu,” tutur Arteta usai laga, dilansir laman resmi klub.

Satu-satunya hal yang bisa diapresiasi dari Arsenal pada laga ini adalah keberhasilan mereka dalam menjinakkan Cole Palmer. Sepanjang laga, Thomas Partey diinstruksikan untuk terus mengikuti pergerakan Palmer.

Pelatih Chelsea, Enzo Maresca mengakali hal ini dengan menggeser Palmer ke pos gelandang kiri. Namun, karena Palmer tidak biasa dimainkan di posisi tersebut, gelandang asal Inggris itu pun kesulitan mendapatkan ruang.

Di saat Palmer tidak memiliki ruang gerak, Pedro Neto pun berhasil naik panggung. Pemain asal Portugal ini kerap menciptakan bahaya bagi Arsenal, baik saat progresi lewat sayap kanan maupun saat bergerak inverted ke dalam.

“Saya sangat senang bisa membantu tim. Ini adalah tim yang bekerja sangat keras setiap hari, jadi membantu tim membuat saya sangat senang. Sungguh istimewa (mencetak gol dalam derby London). Saya berharap bisa melanjutkan konsistensi ini,” terang Pedro Neto pada laman resmi klub.

“Saya ingat Enzo (Fernandez) menerima bola, dia langsung menatap saya dan saya tahu apa yang dia inginkan dari saya. Saya menyentuhnya dan langsung menendang, dan saya sangat senang melihatnya masuk ke gawang,” tandas Pedro Neto.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.