Komunitas slow pitch kini mulai menjamur di Jakarta, salah satunya adalah Temu Lawak Slow Pitch. Komunitas ini baru saja berdiri pada awal 2024, namun sudah mencuri perhatian.
Temu Lawak SC bisa dibilang bukan komunitas yang asal lahir. Komunitas ini memiliki tujuan untuk mempersatukan kembali anak-anak Radjawali Baseball Softball Club yang ingin bermain slow pitch.
Pengurus Temu Lawak SC, Wananda Khrisna, bercerita bagaimana komunitas ini terbentuk. Selain sebagai wadah berkumpul, komunitas ini juga ada untuk menghidupi klub yang mereka cintai.
“Awalnya itu karena anak-anak Radjawali itu terpisah-pisah yang kalau bermain slow pitch. Kita coba bikin komunitas untuk bisa main bareng. Itu tujuannya. Buat operasional Radjawali juga,” jelas Khrisna kepada Ludus.id.
Meski didirkan dari ‘rahim’ Radjawali, Khrisna menegaskan Temu Lawak SC terbuka bagi siapa saja yang ingin bermain slow pitch. Khrisna mengatakan anggota Temu Lawak SC bukan hanya anak-anak Radjawali BSC. Seiring dengan ramainya slow pitch di Jakarta, Temu Lawak SC menjadi salah satu komunitas yang diminati, terlebih mereka memiliki nama yang unik.
“Kalau soal nama, awalnya sih kita mau gunakan Manuk Emprit ya. Itu kalau bahasa Inggris jadi Sparrow dan keren ‘kan? Tetapi, karena dari dulu banyak tim menggunakan nama burung, ada yang kurang setuju,” ucap Khrisna.
“Lalu ada yang nyeletuk ‘Temu Lawak aja’, ya sudah jadinya kita pakai nama itu. Selain namanya enak didengar, sepertinya sih isi komunitasnya juga lawak semua, cocok deh,” tambah Khrisna sembari tertawa.
Setelah dirilis pada Maret 2024, Temu Lawak SC sudah kebanjiran member. Mereka membuka sesi latihan rutin di Lapangan Softball GBK, Jakarta, setiap Rabu, dan orang-orang bisa mendaftar melalui aplikasi ReClub. Temu Lawak SC menetapkan biaya latihan dari Rp80 ribu sampai Rp100 ribu per kedatangan.
“Fee per visit itu kan dua jam ya. Kita kalau pakai fotografer, bisa Rp100 ribu per sesinya, tetapi kalau tidak ada, kita fee-nya Rp80 ribu. Itu flat per orang,” kata Khrisna.
Meski sebagai salah satu unit bisnis dari Radjawali BSC, Temu Lawak SC tak melulu memikirkan sisi bisnis. Mereka juga fokus membentuk pemain, walaupun kadar intensitasnya tidak seperti klub.
Khrisna dan jajaran pengurus lainnya berharap, member Temu Lawak SC yang bergabung ke depann bisa menjadi something, baik di komunitas Temu Lawak ataupun ketika bermain di komunitas slow pitch lainnya.
“Target kita bagaimana partisipannya kalau nanti tidak mau di Temu Lawak SC, dia bisa bermain bagus di komunitas lainnya. Makanya itu, kebanyakan di Temu Lawak itu latihannya full bisa basic, bisa lempar tangkap dan batting,” tutur Khrisna.
“Kita takutnya kalau basic belum menguasai dan langsung main, risiko cederanya besar,” tambahnya.
Sedangkan untuk sisi bisnis, Temu Lawak SC akan menambah jadwal latihan mereka menjadi seminggu dua kali. Tidak hanya berlatih di lapangan tengah Lapangan Softball GBK, tetapi juga berlatih di lapangan utama softball GBK.
“Di lapangan kecil kita fokus fielding, di hari selain Rabu, kita maunya di lapangan besar dan akan fokus ke batting dan gim. Jadi kita padukan juga dengan latihan dan tidak selalu monoton game terus,” lanjut Khrisna.
Bicara tantang apa yang dijalani Temu Lawak SC dalam membina pemain pemula slow pitch, Khrisna sebut tidak ada kesulitan berarti. Ia menyebut, sulit atau tidaknya kembali kepada anggota dalam menjalani latihan.
“Tergantung ke orangnya sih. Kita menyesuaikan mereka dilatihnya seperti apa. Namun, kalau membernya susah untuk diarahkan, ya sudah. Kadang ada yang seperti itu,” tuturnya.
Bikin FourFeo Tournament
Meski baru terbentuk awal tahun ini, Temu Lawak SC sudah merilis turnamen mini bertajuk FourFeo Tournamen Main Berempat ala Temu Lawak SC. Turnamen yang digelar pada 27-28 April 2024 di Lapangan Softball GBK itu mendapat respons positif.
Sebagai komunitas baru, Temu Lawak mampu membuat event komunitas yang melibatkan komunitas slow pitch lainnya seperti Alpha Bats, Kembang Kempis SC, dan Beavers Jakarta. Pada FourFeo Tournament itu, Alpha Bats keluar sebagai juara diikuti Beavers Jakarta dan Kembang Kempis SC di peringkat ketiga. Hadiah untuk juara turnamen itu berupa plakat dan bola untuk latihan.
“Main Berempat ala Temu Lawak ini sih isinya kebanyakan bercanda tetapi juga tidak mengurangi rasa kompetitifnya. Kita lihat tim lain juga senang-senang tapi tetap serius dan kompetitif, tetapi di luar kita tetap main bareng karena slow pitch ini olahraga rekreasi,” ucap Khrisna.
Di masa depan, Temu Lawak SC bakal membuat turnamen-turnamen lainnya. Namun, Khrisna tak mau turnamennya itu langsung digelar secara besar-besaran.
“Kita maunya sih organik ya, tidak mau langsung besar dan heboh dan kita step by step saja karena ada beberapa hal yang harus kita hormati,” tuturnya menambahkan.
Adanya Temu Lawak SC juga menjadi wadah pencarian bakat pemain bagi tim baseball dan softball (fastpitch) Radjawali untuk mengikuti turnamen dan kejuaraan nasional. Terlebih, Temu Lawak SC juga memiliki rencana mengikuti beragam turnamen komunitas slow pitch. Dalam waktu dekat, Temu Lawak SC berencana ikut serta dalam Senayan Slow Pitch League.
“Timnya sudah jadi, tetapi kita juga buka kesempatan bagi member lain untuk main. Mudah-mudahan, kita bisa ikut turnamenya,” jelas pria berkacamata itu.
Jika rencana tersebut berjalan dengan baik, konektivitas antara Temu Lawak SC dengan Radjawali sebagai tim induk akan sangat terasa. Selain bicara bisnis, Radjawali sebagai klub juga bisa mencari pemain berbakat dari komunitasnya.
Khrisna mengungkap, pemain berbakat dari Temu Lawak SC, bisa masuk dalam tim fastpitch Radjawali. Ini menjadi berkah tersendiri bagi klub yang sedang mencari generasi baru fastpitch dan baseball.
“Kalau ada potensi main fastpitch, kita lihat juga karena banyak juga ada satu atau dua orang yang baru main sudah kelihatan potensinya. Nah, itu bisa kita ajak main fastpitch,” jelasnya.
“Apalagi untuk saat ini, regenerasi fastpitch pun sedang melambat, dalam artian pemain muda naik ke fastpitch itu agak lambat. Ada tetapi tidak banyak,” tambah Khrisna.
Khrisna pun berharap, Temu Lawak SC bisa berjalan dan eksis di komunitas slow pitch. Banyaknya komunitas slow pitch di Jakarta juga membuat Temu Lawak SC terus mengembangkan inovasi agar bisa tetap ada.
“Tidak muluk-muluk sih tetapi berat dijalaninya, yang penting, awet berjalan terus, dan akur dengan komunitas lain. Itu yang bikin panjang umur di sini (komunitas slow pitch). Terpenting sih, menyenangkan,” tukas Khrisna.