Master Coki Tanjung Apresiasi Turnamen LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025

Master Coki Tanjung, Kabid Binpres Pengprov Taekwondo Jakarta saat  wawancara dengan LUDUS.id. (Foto/LUDUS.id/Gerry Putra)

LUDUS – Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengprov Taekwondo Jakarta, Master Coki Tanjung, mengapresiasi event LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025.

Menurut dia, ajang ini memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan olahraga taekwondo di Indonesia, khususnya dalam aspek publikasi dan promosi olahraga kepada masyarakat luas.

“Adanya pemberitaan dan event seperti ini membuat para atlet, baik yang pemula hingga tingkat nasional, semakin dikenal. Hal ini juga memotivasi mereka untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi,” kata Master Coki Tanjung kepada LUDUS.id, Kamis (23/1/2025)

Dia menambahkan bahwa LUDUS tidak hanya fokus pada pemberitaan olahraga taekwondo, tetapi juga memberikan panduan kepada masyarakat terkait lokasi-lokasi latihan taekwondo yang tersebar di berbagai daerah.

Baca juga: LUDUS Gelar Poomsae Freestyle Open Championship 2025, Catat Waktu Pendaftaran dan Pelaksanaannya

“Secara pengembangan, kita terbantu dengan adanya LUDUS, terutama soal publikasi. Dengan LUDUS, masyarakat yang sebelumnya tidak tahu tentang taekwondo jadi mulai mengenal olahraga ini,” ujar Master Coki Tanjung.

Turnamen seperti LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship juga dinilai mampu meningkatkan motivasi dan prestasi para atlet. Tentu ini dinilai sangat membantu dalam meningkatkan minat masyarakat untuk mempelajari taekwondo.

Lebih lanjut, dia menekankan bahwa pemberitaan yang konsisten juga menginspirasi para junior untuk mengikuti jejak para seniornya. “Junior-junior juga akan terdorong untuk ikut berprestasi. Jadi, efeknya sangat positif, baik untuk atlet maupun masyarakat umum,” tambahnya.

Master Coki Tanjung berharap ke depan event LUDUS tidak hanya berfokus pada kategori freestyle, tetapi juga mencakup kategori recognized poomsae dan kyorugi (pertarungan). Diversifikasi kategori akan semakin menarik minat masyarakat dan memberikan kesempatan luas bagi para atlet untuk menunjukkan kemampuan.

Kompetisi Rutin

Event LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship yang direncanakan berlangsung empat kali dalam setahun ini juga dinilai memberikan dampak positif terhadap pembinaan atlet.

Atlet poomsae freestyle saat tampil dalam kejuaraan World Taekwondo. (Foto/World Taekwondo)

“Dengan adanya kompetisi yang teratur, atlet jadi lebih terlatih, baik secara fisik, teknik, maupun mental. Ini juga meningkatkan jam terbang mereka,” ujar Master Coki Tanjung.

Sebagai gambaran, Pengprov Taekwondo Jakarta telah memiliki liga yang digelar tiga kali dalam setahun. Menurut Master Coki Tanjung, event seperti LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025 bisa menjadi pelengkap yang memperkaya pengalaman bertanding para atlet.

Baca juga: Laras Fitriana Tak Sabar Saksikan LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025

Meski demikian, Master Coki Tanjung mengakui bahwa mengembangkan kategori poomsae, khususnya freestyle, bukanlah hal mudah. Salah satu tantangannya adalah kurangnya minat masyarakat terhadap kategori ini dibandingkan kyorugi.

“Peminat freestyle memang belum banyak karena tingkat kesulitannya tinggi dan risikonya besar. Tetapi dengan dimulai oleh LUDUS ini, diharapkan kategori freestyle punya daya tarik tersendiri dan terus berkembang,” jelasnya.

Master Coki Tanjung juga menyoroti perlunya sosialisasi yang lebih masif untuk memperkenalkan freestyle kepada masyarakat luas. Menurutnya, ajang seperti LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025 dapat menjadi sarana penting untuk memperluas basis penggemar poomsae freestyle.

Persiapan dan Pembinaan Atlet Poomsae

Sebagai Kabid Binpres Pengprov Taekwondo Jakarta, Master Coki Tanjung juga menjelaskan pentingnya pembinaan yang terstruktur bagi atlet poomsae. Dia menyebut latihan untuk poomsae berbeda dengan kyorugi.

Andi Sultan, atlet asal Jakarta, dalam sebuah kejuaraan poomsae internasional. (Foto/Andi Sultan)

“Untuk pemula, latihan cukup dua kali seminggu, sedangkan untuk tingkat lanjut, bisa sampai tiga kali seminggu. Atlet yang ingin berprestasi harus berlatih minimal satu jam setiap hari,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa pola latihan untuk poomsae lebih spesifik dan terikat pada aturan yang sudah ditentukan. Berbeda dengan kyorugi yang lebih dinamis, poomsae menuntut kesempurnaan dalam gerakan yang telah ditentukan.

Baca juga: Kriteria Penilaian Freestyle Poomsae, Ini Hal yang Harus Diperhatikan

Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi taekwondo Jakarta menunjukkan peningkatan, khususnya di kategori poomsae. Master Coki Tanjung mencatat bahwa pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) sebelumnya, tim Jakarta berhasil meraih satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu di kategori poomsae.

Emas Jakarta kala itu dihasilkan oleh Andi Sultan melalui nomor poomsae freestyle. Sang atlet kini bahkan masuk dalam pemusatan latihan nasional taekwondo di Hambalang, Jawa Barat.

“Ini sebuah kemajuan luar biasa. Sebelumnya, kita bahkan tidak pernah mendapat medali di kategori ini. Tapi sekarang, kita bisa membawa pulang emas,” ujar Master Coki Tanjung.

Prestasi tersebut diraih berkat persiapan yang lebih matang, termasuk mendatangkan pelatih dari Korea untuk melatih para atlet Jakarta. “Targetnya, pada PON berikutnya, jumlah medali emas bisa bertambah,” kata Master Coki Tanjung optimistis.

Kepastian Masa Depan dari Pemerintah

Master Coki Tanjung juga menjelaskan strategi rekrutmen untuk mengembangkan kategori poomsae di Jakarta. Menurutnya, sebagian besar atlet poomsae berasal dari atlet kyorugi yang beralih fokus.

“Biasanya, atlet kyorugi yang sudah mencapai puncak kariernya beralih ke poomsae. Kami juga terus mengadakan pelatihan khusus untuk poomsae, termasuk menghadirkan pelatih internasional,” ungkapnya.

Pelatihan terbaru akan digelar pada 25-26 Januari di Gedung KONI, Tanah Abang, Jakarta. Pelatihan ini akan dihadiri oleh narasumber dari Korea dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelatih poomsae di Jakarta.

Selain berupaya meningkatkan kualitas, Master Coki Tanjung juga berharap kepada pemerintah untuk terus memperhatikan taekwondo dan olahraga di Indonesia secara umum.

“Peminat freestyle memang belum banyak karena tingkat kesulitannya tinggi dan risikonya besar. Tetapi dengan dimulai oleh LUDUS ini, diharapkan kategori freestyle punya daya tarik tersendiri dan terus berkembang.” Master Coki Tanjung.

Dia tak memungkiri bahwa selain perbanyak turnamen agar jam terbang atlet terpenuhi, Master Coki Tanjung juga menyebut peran pemerintah terkait masa depan atlet juga dibutuhkan.

Mantan atlet taekwondo era 1980-an itu melihat para pelaku olahraga juga harus bisa mendapatkan kepastian. Hal itu diperlukan jika ingin cabang olahraga di Indonesia mendulang ataupun mempertahankan prestasi di tingkat internasional.

“Seluruh stakeholder bersatu padu, terutama pemerintah sehingga yang latihan tidak khawatir masa depan dan hanya berpikir latihan saja. Pemerintah yang berpikir masa depan karena mereka (atlet) butuh kepastian,” tutur Master Coki Tanjung.

Master Coki Tanjung berharap melalui upaya-upaya ini termasuk event LUDUS Poomsae Freestyle Open Championship 2025 ini, kategori poomsae di Indonesia, khususnya Jakarta, bisa terus berkembang. “Kita harus terus meningkatkan kualitas dan memperbanyak event seperti LUDUS ini,” tutupnya.(Gerry Putra)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.