Max Verstappen, “Hat-trick” Juara Sang Anak Ajaib

 

Pebalap tim Red Bull Racing Max Verstappen, juara dunia F1 tiga kali.

Tidak semua pebalap bisa meraih “hat-trick” atau tiga gelar juara dunia balapan Formula 1 secara berturut-turut. Hanya ada 11 pebalap dalam jajaran elit peraih setidaknya tiga gelar juara dunia ini dan satu di antaranya adalah Max Verstappen.

Pebalap asal Belanda itu sah menjadi juara dunia Formula 1 2023 meski finis kedua di Sprint Race Grand Prix F1 Qatar di Sirkuit Lusail, Minggu (8/10) dini hari. Dia tertinggal 1,871 detik dari Oscar Piastri (McLaren) yang melesat tercepat.

Verstappen total mengumpulkan 407 poin dan tidak mungkin lagi dikejar oleh para pesaing, termasuk rekan setimnya di Oracle Red Bull Racing, Sergio Perez yang mengoleksi 223 poin.

Ini adalah gelar juara dunia ketiga yang diraih Max Verstappen setelah 2021 dan 2022. Dia kini sejajar dengan para legenda balap F1 seperti Ayrton Senna, Niki Lauda, Jackie Stewart, Nelson Piquet, dan Jack Brabham.

Verstappen, 26 tahun, tercatat sebagai pebalap termuda kedua setelah Sebastian Vettel yang meraih gelar juara dunia ketiga kali di usia 25 tahun pada 2012.

Selain itu, Verstappen juga jadi pebalap pertama yang meraih gelar juara dunia lewat tambahan poin dari Sprint Race.

“Max, Anda adalah juara dunia tiga kali. Itu luar biasa. Ini tahun yang luar biasa bagi Anda,” puji bos Oracle Red Bull Racing, Christian Horner lewat pesan radio, sesaat setelah Verstappen melampaui garis finis.

Verstappen juga mengucapkan terima kasih kepada bos dan rekan-rekan setimnya.

“Ya, teman-teman yang luar biasa. Saya tidak tahu harus bilang apa. Terima kasih sudah memberikan saya mobil seperti ini. Tahun ini menyenangkan,” balas Verstappen.

Meski telah mengunci gelar kampiun musim ini, Verstappen mengatakan belum puas. Terbukti saat balapan F1 di Sirkuit Lusail, Qatar, Senin (9/10/2023) dini hari, dia finis tercepat. Verstappen disusul dua pebalap McLaren, yaitu Oscar Piastri di urutan kedua dan Lando Norris di urutan ketiga.

Ini jadi kemenangan ke-14 dari 17 seri yang sudah digelar pada 2023, sekaligus kemenangan ke-49 dalam karier Verstappen. Masih ada lima seri tersisa untuk Verstappen menangi hingga akhir tahun ini.

“Rasa lapar saya untuk menang belum berhenti sejak jadi juara. Saya ingin terus melaju dan memaksimalkan perfroma mobil tiap akhir pekan,” jelas Verstappen.

Pebalap tim Red Bull Racing Max Verstappen, juara dunia F1 tiga kali.

Hasil tempaan keras

Max Verstappen adalah pebalap yang sangat cepat. Dia dikagumi oleh banyak pebalap lainnya, termasuk juara F1 2016 bersama tim Mercedes, Nico Rosberg. Mantan pebalap asal Jerman itu bahkan memprediksi Verstappen bakal masuk dalam kategori lima pebalap terbaik dalam sejarah olahraga jet darat ini.

“Sungguh sebuah rentetan penampilan yang menakjubkan, level yang dia tampilkan, dan rekor-rekor yang dia pecahkan. Tidak dapat dipercaya. Dia bahkan mendekati lima pebalap terbaik dalam sejarah. Dengan caranya mengemudi, dia makin mendekati Fangio, Schumacher, Senna, dan Hamilton,” puji Rosberg.

Menurut Rosberg, tim Red Bull sangat beruntung bisa memiliki salah satu pebalap terbaik dalam sejarah yang mengendarai mesin mereka. Verstappen adalah pebalap yang langka, dapat julukan anak ajaib. Namun, ini tidak didapat dengan berkat ilahi semata. Ada tempaan keras yang melahirkan Max Verstappen yang kini dikenal publik.

Max Emilian Verstappen lahir pada 30 September 1997 di Belanda, dari pasangan Jos Verstappen dan Sophie Kumpen. Ayahnya mantan pebalap F1. Sedangkan, ibunya mantan juara go-kart dari Belgia. Perpaduan genetika pebalap yang sempurna.

Karier F1 Jos Verstappen tidak bisa dibilang oke. Selama 1994-2003, Jos tampil dalam 107 grand prix. Dia hanya dua kali naik podium dan mengumpulkan 17 poin.

Tidak ingin hal yang sama menimpa Max, dia melatih putranya dengan keras sejak berusia 4,5 tahun. Ini konsekuensi yang Jos pilih setelah mengizinkan sang putra, yang setengah tahun sebelumnya merengek untuk ikut balapan go-kart.

“Itu di Genk (Belgia), di sebuah sirkuit sewaan. Sebuah go-kart yang sangat kecil,” kenang Jos dalam wawancara dengan Red Bull pada 2020.

“Namun, saya ingat setelah beberapa lap, dia menyelesaikan seluruh lintasan dengan datar. Dan karena getaran kart, karburator selalu terjatuh. Kami melakukannya selama satu hari dan kemudian segera membelikannya go-kart yang lebih besar,” imbuh Jos.

Sebuah awal mula dari kisah sang anak ajaib Verstappen. Max kemudian memenangi juara pertamanya di usia tujuh tahun. Dua tahun berselang, dia juara di Belgia dan Belanda.

Pada usia 13 tahun, dia meraih “hat-trick gelar” World Series Karting (WSK) pada tahun pertamanya di Eropa dan menjadi runner-up di Piala Dunia CIK-FIA di bawah rekan setimnya di Red Bull, Alex Albon. Pada usia 16 tahun, tahun terakhirnya di karting dan kategori senior, dia menjadi juara Dunia dan Eropa di dua kelas disiplin yang paling kompetitif dan profesional.

Selama di balapan gokart itulah Jos menguji semuanya demi keberhasilan sang putra. Dia menyiapkan sasis dan mesinnya di bengkelnya pada siang hari, saat Max bersekolah. Mereka akan mengujinya dua atau tiga kali seminggu. Ayah dan anak ini kemudian berkendara sejauh 100.000 kilometer per tahun dengan mobil van melintasi Belanda, Belgia, dan sekitarnya.

“Kami tahu persis mesin mana yang terbaik dan tahu karburator mana yang lebih kaya sehingga semuanya tersortir,” kata Jos.

Obsesi Jos agar anaknya berprestasi juga di atas rata-rata. Dia bahkan pernah menelantarkan Max di pom bensin akibat Max meraih hasil balapan yang buruk saat berusia 15 tahun.

Jos akan selalu mempertanyakan bakat mengemudi Max dengan mencari-cari kesalahannya saat balapan go-kart. Dia juga meminta Max memiliki perasaan untuk mobilnya sehingga bisa tahu apa yang harus dilakukan dalam berbagai situasi, menejemahkan apa yang dilihat mata dan perbedaan rasanya melalui kemudi, serta bagaimana mobilnya akan bereaksi pada jalur yang berbeda. Max menerima pelatihan keras itu ketika balapan dalam cuaca dingin maupun panas.

Pebalap tim Red Bull Racing Max Verstappen, juara dunia F1 tiga kali.

Karier Formula 1

Beranjak dari Formula 3 Eropa FIA, Max Verstappen melakukan debut F1 pada 2015 bersama Scuderia Toro Rosso di usia 17 tahun 166 hari pada saat GP Australia, 15 Maret 2015. Rekor debutan F1 itu jadi rekor yang akan sulit dipecahkan dengan aturan pebalap F1 minimal harus  berusia 18 tahun saat ini.

Dia sukses meraih kemenangan perdana dalam debutnya bersama Red Bull di seri ke-5 Spanyol F1 2016. Kemenangan ini membuat Verstappen mengukir rekor pebalap F1 termuda yang naik podium, yaitu 18 tahun 228 hari.

Cara mengemudinya yang terlalu agresif mendapat kritik dari mantan pebalap Ferrari, Kimi Raikkonen dan teguran dari mendiang Charlie Whiting, Direktur Balapan Formula 1 FIA, Delegasi Keselamatan, dan kepala Departemen Teknis F1.

Namun, Verstappen bergeming. Keberanian menyalip dan pole lap yang sempurna adalah kemampuan naluriah yang jadi inti kesuksesan Verstappen. Hal itulah yang dia tampilkan ketika merebut gelar juara dunia secara dramatis dari Lewis Hamilton di GP Abu Dhabi 2021, juga yang membuat Max mendominasi F1 2022 dengan 15 kemenangan untuk jadi juara Dunia, dan kelanjutan dominasinya saat menjuarai F1 2023.

Daniel Drury, mantan Teknisi Sistem Senior Red Bull Racing (2016-2022) mengagumi komitmen Verstappen yang ingin memecahkan rekor 91 kemenangan milik Michael Schumacher.

“Tidak peduli apa yang Anda katakan agar dirinya berhati-hati dengan mobil. Dia selalu bilang, ‘Tidak, saya harus mengetahui sampai di mana batas (kemampuan) mobil ini’,” ungkap Drury.

Meski demikian, menurut Drury, Verstappen adalah sosok yang berbeda di luar lintasan balap. Verstappen tidak pernah tampak stres. Dia memilih untuk berbincang dengan teknisi soal hal di luar balapan, seperti soal keluarga dan hari Natal.

Sama halnya ketika ditanyai soal trofi juara F1 2023 yang baru diserahkan pada Desember nanti. Verstappen bilang dirinya sudah punya dua di rumah.

“Kelihatannya sama saja, tidak berubah bentuknya. Satu trofi saya tempatkan di samping sim rig (simulator mobil balap) dan satu lagi di samping TV,” pungkas kekasih dari Kelly Piquet, seorang model, yang juga anak dari mantan pebalap F1 Nelson Piquet itu.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.