Megawati Hangestri, Bintang Voli Indonesia yang Siap Mendunia

Credit foto : Akun @megawatihangestrip
Pevoli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi

Meskipun levelnya masih jauh di bawah Thailand dan tertinggal dari Vietnam, masa depan voli putri Indonesia boleh dibilang cerah. Salah satu penyebabnya adalah, Merah Putih memiliki pemain sehebat Megawati Hangestri Pertiwi.

Betapa tidak, pemain yang kini berusia 24 tahun tersebut sudah menjadi bintang, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Korea Selatan. Membela Daejon Jung Kwan Jang Red Sparks, perempuan asal Jember, Jawa Timur tersebut menjadi mesin poin utama bagi tim asuhan Ko-Hee Jin tersebut.

Pada putaran pertama, Megawati Hangestri mampu mencetak 138 poin dari enam pertandingan. Ini berarti rata-rata angka yang dihasilkan Megawati per laga mencapai 23.

Ia pun sukses dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) putaran pertama Korean Volleyball League (KOVO League). Pencapaian ini pun membawa Mega, begitu ia disapa, mencetak sejarah. Ya, Mega adalah pemain asing Asia pertama yang menjadi pemain terbaik di Liga Korea.

Kepantasan Megawati menjadi MVP semakin terasa karena pada putaran pertama ia mampu membawa Red Sparks mengalahkan tim juara bertahan, Pink Spiders.

Selain juara bertahan, Pink Spiders juga diperkuat oleh pemain legendaris Korea Selatan, Kim Yeon-koung. Kim jelas bukan sosok sembarangan lantaran dia adalah legenda Timnas Korea Selatan.

Credit foto : Akun @megawatihangestrip
Pevoli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi

Penampilan terakhirnya bersama Negeri Ginseng pada Olimpiade 2020 Tokyo menghasilkan pencapaian legendaris. Untuk kali pertama, Korsel sanggup menembus semifinal pesta olahraga empat tahunan. Bahkan di babak delapan besar, Korsel secara mengejutkan mampu menumbangkan Turki.

Tak hanya itu, Kim Yeon-koung merupakan legenda dari tim besar Turki, Fenerbahce. Ia membawa Fenerbahce menjadi juara CEV Champions League di musim 2011-2012.

Apa yang telah ditorehkan Megawati di Korea Selatan membuat banyak orang Indonesia bangga terhadapnya. Termasuk sosok yang kali pertama membawanya ke Timnas Voli Indonesia, Risco Herlambang.

Risco mengatakan, Megawati bahkan sudah pantas bermain di liga besar Eropa seperti Italia dan Turki. Liga Korea diisi banyak Middle-Blocker handal serta outside hitter dengan kemampuan blok luar biasa, tetapi Megawati tenyata mampu menjadi pemain terbaik putaran pertama.

“Apa yang dilakukan Megawati memang sangat membanggakan. Saya rasa sudah waktunya dia main di Eropa, bahkan dia siap ke Italia dan Turki, dua liga terbaik dunia saat ini,” Risco mengungkapkan saat dihubungi Ludus.id, Sabtu (18/11/23).

Credit foto : Akun @megawatihangestrip
Pevoli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi

Absen di Proliga, tetapi Debut di Timnas

Saat ini, Megawati Hangestri adalah opposite andalan di Timnas Indonesia. Namun, saat debut di Timnas Indonesia, dia berposisi sebagai Outside Hitter. Pemain yang mengantungi empat titel juara Livoli Divisi Utama bersama Bank Jatim ini menjalani debutnya di Timnas pada 2017 atau saat dirinya masih berusia 18 tahun.

Ada cerita menarik yang mewarnai debut Megawati di Timnas enam tahun lalu. Sebelum SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Megawati sebenarnya tidak bermain di Proliga karena saat itu ia memilih berkonsenterasi di mengikuti Ujian Nasional SMA.

Namun, di tengah hiatus dari Proliga, Megawati tetap mengikuti perkembangan kompetisi voli paling bergengsi di Indonesia itu. Pada putaran kedua Proliga 2017 di GOR Kertajaya, Surabaya, ia hadir di venue untuk menyaksikan rangkaian pertandingan.

Di sanalah ia kembali bertemu Risco Herlambang, sosok yang menjadi pelatihnya di Jakarta Pertamina Energi pada Proliga 2016. Kebetulan, Risco juga sudah diproyeksikan sebagai pelatih Timnas Indonesia pada SEA Games 2017.

Risco yang sudah tahu potensi besar Megawati mengajaknya untuk bergabung ke Pelatnas Timnas sebagai lawan latih tanding bagi para pemain Merah-Putih. Selama berlatih di Sentul dalam persiapan ke Kuala Lumpur, Megawati “menggila”.

“Saat di latihan keliatan tuh Megawati, power luar biasa, bahkan pemain seperti Aprilia Manganang dan Aliya (Amalia Fajrina Nabila) aja kalah sama dia. Terus saya juga melihat Aprilia Manganang sedikit mengalami cedera, jadi saya berpikir untuk benar-benar membawanya ke SEA Games,” kata Risco.

Pada awalnya, Megawati memang tidak didaftarkan dalam entry by name Timnas Voli Putri Indonesia ke SEA Games 2017. Namun, Risco membawanya ke kejuaraan sebelum SEA Games 2017, VTV International Volleyball 2017 di Vietnam.

Credit foto : Akun @megawatihangestrip
Pevoli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi

Sebelum babak semifinal, Megawati tidak pernah dimainkan. Barulah, saat memasuki babak empat besar, dia diturunkan. Itu juga karena. Timnas Indonesia terjepit lantaran ketinggalan 0-2.

“Dan ternyata, keputusan tepat memasukkan Mega di laga semifinal. Pukulannya tidak bisa diblok oleh para pemain Vietnam. Akhirnya kami menang 3-2 dan masuk final. Namun, di final lawannya Thailand dan kami kalah,” Risco menambahkan.

Usai penampilan bagus di VTV International, Risco pun langsung menelpon penanggungjawab Timnas SEA Games 2017, Puthut Marhaento agar Megawati dimasukkan ke entry by name.

Hal itu dikabulkan dan Mega masuk ke Timnas SEA Games 2017 meski di tahun tersebut tak main di Proliga. Mungkin mirip-mirip Boaz Solosssa di Piala AFF 2004 di mana dia masuk tim asuhan Peter Withe meski tidak main di Liga Indonesia saat itu.

Saat bermain di SEA Games, Mega pun menunjukkan kelasnya. Dia tidak mendapatkan menit bermain banyak sebelum semifinal. Namun, begitu menghadapi Vietnam, ia bermain penuh dan lagi-lagi jadi salah satu kunci kemenangan Indonesia 3-2 dalam pertandingan yang berlangsung di Malaysa International Trade & Exhibition, Kuala Lumpur.

“Di final lawan Thailand dia main lagi. Saya lupa, di set berapa tuh, Indonesia sempat unggul enam poin lawan Thailand walaupun akhirnya kami kalah 0-3. Namun, bisa unggul lawan Thailand yang dibela pemain-pemain kelas dunia seperti Nootsara Tomkom, Pleumjit Tinkaow, dan lain-lain itu sudah cukup bagus,” ucap Risco.

Sampai sekarang, Megawati terus menjadi pemain andalan di Timnas Indonesia. Kini posisinya adalah opposite. Pergantian posisi Megawati dari outside hitter ke opposite terjadi pada 2019. Dari sisi receive, Megawati memang kurang konsisten sehingga dia akhirnya dimainkan sebagai opposite yang tugas utamanya hanya melakukan serangan.

“Dengan Megawati main di opposite dia lebih banyak pukul di posisi 2 dan 1 (sisi kanan). Variasi pukulannya lebih terlihat. Kalau main di 4, (kiri), dia lebih banyak melakukan cross,” kata Risco.

Namun, pada SEA Games 2021 Vietnam, Risco kembali memainkan Megawati di Outside Hitter. Alasannya, saat tim sudah sampai di Vietnam, baru diketahui ternyata Arsela Nuari hamil sehingga Outside Hitter Indonesia berkurang satu.

Credit foto : Akun @megawatihangestrip
Pevoli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi

Ratu Livoli

Megawati bukanlah kacang lupa kulit. Ia juga pemain dengan attitude luar biasa. Meski menjadi pujaan publik Indonesia, ia tetap rendah hati. Tak ada sedikitpun indikasi dirinya mengalami Star Syndrome.

Baru-baru ini, ia mengunggah ucapan terima kasih kepada tim yang membinanya, Bank Jatim. Sejak 2013, ia sudah masuk sebagai anggita tim Bank Jatim.

“Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bank Jatim dan semua pihak yang sudah mendukung serta mendoakan  saya. Tanpa kalian semua (termasuk Bank Jatim), saya tidak mungkin ada di posisi seperti sekarang,” tulis Megawati di feed Instagramnya.

Megawati sendiri baru membela tim Bank Jatim di Livoli pada 2015. Namun, selama membela Bank Jatim, Megawati mendapatkan statusnya sebagai “Ratu Livoli”.

Pemain yang biasa menggunakan nomor tiga di Timnas Indonesia tersebut menjadi kunci kesuksesan Bank Jatim empat kali berturut-turut menjuara Livoli Divisi Utama, yakni 2017, 2018, 2019, dan 2022. Sebagai catatan, pada 2020 dan 2021, Livoli hiatus karena pandemi Covid-19.

Credit foto : Akun @megawatihangestrip
Pevoli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi (kanan)

Namun, ironisnya, Megawati belum mampu untuk menjuarai Proliga. Peruntungannya di kompetisi profesional Tanah Air ini memang kurang baik.

Pada 2021, membela Jakarta Pertamina Fastron, ia sukses membawa timnya jadi juara babak penyisihan. Sayangnya, pada Final Four, Pertamina jeblok dan akhirnya jadi juru kunci.

Sedangkan, pada 2022, Pertamina mampu melaju ke final. Namun, di partai puncak Megawari dan kawan-kawan ditundukkan Bandung BJB Tandamata.

Adapun di 2019, saat Megawati belum menjadi pilihan utama, Pertamina sukses menembus puncak. Sayangnya ditundukkan Jakarta Popsivo Polwan di final. Untuk diketahui, di Proliga 2020, Megawati membela Jakarta BNI 46 dan menjadi pilihan utama. Sayangnya saat itu kompetisi “dihentikan” pandemi Covid-19.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.