Kompetisi sepak bola di tanah air belum seperti di negara-negara maju. Perubahan format, regulasi hingga penjadwalan adalah hal yang rutin terjadi di sepak bola Indonesia. Memang belum ada kepastian soal regulasi penambahan kuota pemain asing di Liga 1 musim depan. Namun, tak ada salahnya mencari apa yang beda dari Liga 1 2024-2025.
Kamis (20/6) petang WIB, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menggelar konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta. Konferensi pers tersebut dihadiri Ketua Umum PSSI, Erick Thohir beserta Komite Eksekutif, Arya Sinulingga, Direktur Utama (Dirut) PT LIB, Ferry Paulus dan Sumardji selaku Ketua Badan Tim Nasional (BTN).
Agenda sore itu adalah mengumumkan format dan regulasi Liga 1 2024-2025, juga membahas kaitannya dengan agenda tim nasional yang semakin padat usai skuad Garuda melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pada konferensi pers tersebut, Ferry mengumumkan ihwal sepak mula Liga 1 musim depan akan digelar di Bandung pada 9 Agustus 2024 mendatang. Jadwal tersebut mengalami pengunduran. Mulanya, Liga 1 musim depan direncanakan untuk digelar pada 2 Agustus 2024. Adapun laga yang mempertemukan jawara Liga 1 2023-2024, Persib Bandung dan jawara Liga 2, PSBS Biak akan menjadi hidangan pembuka.
Selain itu, Ferry memastikan jadwal Liga 1 sudah disusun hingga tiga tahun ke depan, yaitu hingga musim 2026-2027. Jadwal kompetisi juga dipastikan tidak akan bentrok dengan agenda timnas Indonesia, kecuali Piala AFF yang tahun ini namanya berubah menjadi ASEAN Championship 2024.
Liga 1 akan tetap berjalan beriringan dengan bergulirnya kompetisi paling bergengsi di Asia Tenggara itu. Erick Thohir memastikan ASEAN Championship bukanlah prioritas bagi tim Merah Putih. Sementara ajang SEA Games 2025 akan menjadi prioritas, sehingga Liga 1 akan libur selama pesta olahraga tersebut.
“Dan tentu kita juga sudah melihat bagaimana target SEA Games, itu liga berhenti, AFF (Liga 1) tidak berhenti. Ya, ini ada semua tentu perhitungan semua, tidak berarti kita melihat sebelah mata AFF,” kata Erick pada konferensi pers yang dihadiri Ludus.id.
“Tapi, konsekuensinya liga harus jalan, AFF harus jalan, apalagi sekarang ada kejuaraan AFF dan AFC untuk klub. Memang tidak mungkin pemain kita akan bermain 365 hari, pemain pasti ada tentu jedanya,” ujarnya kemudian.
Erick memberi sinyal Piala AFF jadi ajang penampilan pemain lapis kedua, ketiga, hingga menjaring bintang-bintang baru untuk timnas Indonesia.
“AFF tadi saya udah jelaskan bahwa tidak di semua kompetisi kita menargetkan hasil maksimal. Karena satu, talenta kita jumlahnya belum cukup,” ucap Erick Thohir.
“Kalaupun ada, kita harus menarik lagi yang muda-muda yang sekarang sudah di senior main lagi. Saya rasa tak fair juga. Mereka juga kalau dipaksakan main 365 hari juga enggak mungkin. Jadi memang ini pilihan,” ujarnya.
Club Licensing dan Financial Control
Pada pertengahan Mei 2023 lalu, PSSI mengumumkan baru delapan klub Liga 1 yang sudah memenuhi club licensing, yakni Bali United, Borneo FC, Madura United, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persik Kediri dan PSIS Semarang.
Club licensing adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar sebuah klub diakui sebagai tim profesional. Adapun lima hal yang menjadi persyaratan adalah sporting, infrastructure, legal, financial, personnel dan administrative. Berdasarkan regulasi AFC, klub yang berlaga di kompetisi Asia juga wajib memenuhi club licensing.
Pada konferensi pers, Erick mengancam klub yang tidak mematuhi club licensing dengan sanksi tegas. Jika tak dipenuhi pada musim ini, 10 kontestan Liga 1 yang belum memenuhi club licensing akan dikenai denda. Jika tak juga dipenuhi, klub tersebut akan dikenai hukuman pengurangan poin di papan klasemen.
“Seperti tadi disampaikan, untuk klub yang tidak lolos licensing misalnya, itu mungkin tahun ini akan didenda pendanaan, tetapi untuk berikutnya didenda poin. Karena tidak mungkin kita mendiamkan klub-klub yang tidak standar. Ini harus menjadi bagian dari profesionalisme,” tutur Erick.
Salah satu aspek yang tercantum dalam persyaratan club licensing adalah infrastruktur klub. Ferry menegaskan kelak klub harus memiliki fasilitas latihan sendiri sebagai pemenuhan syarat itu.
“Kita akan membuat kebijakan kaitannya dengan perbaikan infrastruktur agar kita asistensi kita udah bikin tim arsitektur untuk memastikan klub-klub itu selain hanya stadion yang utama kemudian lapangan latihan itu menjadi keharusan juga,” papar eks Direktur Olahraga Persija ini.
“Di mana lapangan latihan ini akan kita potong dari kontribusi untuk memastikan bahwa sarana lapangan latihan itu akan tersedia,” ujarnya.
Masih terkait dengan club licensing, Ferry mengumumkan Liga 1 musim depan akan menerapkan aturan serupa financial fair play di Eropa. Pada konteks ini, PT LIB menamakan aturan tersebut dengan financial control. Artinya, klub tidak bisa sembarangan jor-joran mengikat pemain dengan kontrak selangit.
“Kenapa kita menggunakan financial control? Pertama ini interaksi dan kaitannya dengan yang namanya club licensing. Di dalam club licensing ada satu aspek finansial, nah finansial inilah yang akan kita kontrol seberapa besar yang namanya revenue klub dan seberapa besar expenses-nya klub,” tutur Ferry.
Maksimal dana yang boleh dikeluarkan klub untuk menggaji pemain adalah Rp50 miliar untuk keseluruhan skuad. PSSI dan PT LIB akan membentuk tim akuntan independen untuk mengawasi arus keuangan klub.
“Kita bentuk yang namanya Financial Control Body, yang tadi saya bilang tuh tadi ada unsur dari auditor independen, ada unsur dari PSSI, dan unsur Liga (LIB), untuk memastikan kita bisa masuk ke ranah finansialnya klub,” tutur Ferry Paulus.
Championship Series Dihapus
Poin menarik lain pada Liga 1 musim depan adalah penghapusan Championship Series. Ya, rupanya format empat besar klasemen yang diadu dalam sistem turnamen hanya bertahan semusim saja.
Ini akibat agenda timnas Indonesia beberapa tahun mendatang yang padat. Jika menerapkan Championship Series, sejumlah pemain berlabel timnas harus memainkan pertandingan lebih banyak. Hal ini tentu tak sehat bagi pemain.
Selain itu, penghapusan format ini juga dilakukan agar tidak ada tarik ulur pemain ke pemusatan latihan (TC) timnas Indonesia. Sebelumnya, bintang muda Borneo FC, Alfachrezzi Buffon sulit dilepas ke skuad Timnas Indonesia U-20 untuk turnamen Tournoi Maurice Revello 2024 karena masih membela Borneo FC di Championship Series Liga 1 2023-2024.
“Ini kita memang memberi ruang kepada tim nasional untuk bisa memanfaatkan TC yang sifatnya dibutuhkan Badan Tim Nasional, pelatih khususnya, supaya tidak lagi ada penghentian di tengah jalan,” ujar Ferry.
“Nah, dari slot waktu tadi, kalau menggunakan Championship Series lagi, ini akan mundur jauh, jadi bukan tidak bagus. Championship Series sebetulnya animonya besar. Dari sisi produk sendiri mengilap, tapi kebutuhan waktunya tidak mencukupi sehingga mau tidak mau kita harus kembali ke full kompetisi seperti apa yang ada di tahun-tahun lalu,” tutupnya.
Suporter Masih Belum Boleh Tandang
Erick Thohir memastikan Liga 1 dan Liga 2 musim depan belum siap menghadirkan suporter tandang. Penyebabnya, FIFA masih terus memantau tindak tanduk suporter di tanah air. Setelah sejumlah insiden yang melibatkan kekerasan suporter pada musim lalu, Erick memastikan musim depan suporter masih belum boleh datang ke kandang lawan.
“Belum kemarin ada masyarakat yang mobilnya plat apa, di dalamnya ada anak kecil, kacanya pecah. Ada perusakan untuk kereta api. Saya belum mendapat surat dari FIFA,” ujar Erick.
“Artinya kalau FIFA tiba-tiba melihat ini dikaitkan lagi dengan kerusuhan-kerusuhan dulu bisa aja. FIFA mengambil posisi kita di-stop lagi. Nah, jadi kalau saya lebih baik kita introspeksi diri. Jadi, kita tunggu saja seperti apa review dari FIFA, kondisi kepada suporter. Saya pasti mendukung suporter untuk bisa hadir,” tutup pria yang juga Menteri BUMN ini.
100 Persen VAR dan Wasit Asing dari Luar Jepang
Erick Thohir memastikan Liga 1 musim depan akan 100 persen menggunakan VAR. Tak sampai di situ, beberapa pertandingan Liga 1 musim depan juga kembali menggunakan jasa wasit asing.
“Tadi juga pak Ferry memaparkan VAR 100 persen. Bahkan, nanti ada beberapa wasit asing yang akan mulai aktif di liga setiap bulannya,” ucap Erick.
“Secara bergantian ada wasit diawasin langsung oleh saya, Komite Wasit yang memang saya sudah tunjuk tim sendiri, ada bantuan dari Jepang, saudara (Yoshimi) Ogawa,” ujarnya.
Musim lalu, sejumlah wasit asal Jepang sudah bertugas memimpin pertandingan Liga 1. Yusuke Araki dan Futoshi Nakamura adalah dua nama yang sudah memimpin laga Liga 1. Penggunaan jasa wasit asing disambut baik oleh pencinta sepak bola tanah air.
Namun, untuk musim depan, bukan hanya wasit asal Jepang saja yang bertugas. Ferry Paulus memastikan wasit dari luar Jepang juga akan didatangkan ke Liga 1 2024-2025.
“Dari Jepang, sama dari luar Jepang,” pungkas Ferry.