Mengenal Gangguan ‘Food Noise’ dan Cara Mengatasinya

 

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi penyebab gangguan food noise karena terlalu sering mencari informasi tentang makanan enak.

Yessica (33) baru saja tiba di kantornya di kawasan Jakarta Selatan. Segelas kopi dingin sudah terlintas di benaknya.

“Enak kali ya kalau minum es kopi di siang bolong gini?” gumam Yessica.

Sesampainya di meja kerja, Yessica langsung membuka telepon genggamnya. Dia memeriksa jika ada promo dari gerai kopi yang sudah dibayangkan sejak tadi. Sebuah pesan singkat yang mampir di akun Line membuatnya girang karena ada potongan harga untuk pembelian kopi di salah satu kedai terkenal yang ada di kantornya.

Belum puas, dia juga membuka Instagram untuk mencari diskon serupa yang ditawarkan oleh kedai kopi lain. Iklan buy one get one untuk Buttercream Coffee, salah satu menu kopi kesukaannya, terpampang. Yessica jadi bingung memutuskan apa yang akan dibeli.

Bukan hanya kopi. Pikirannya juga sering membayangkan makanan apa yang harus dicoba saat makan siang. Mie Ayam, Nasi Padang, Sate Ayam, Siomay, sampai western food seperti Chicken Steak atau Burrito dari beberapa tempat makan dekat kantor sering membuatnya pusing. Makanan-makanan tersebut seperti menari-nari di kepalanya sampai dia harus berpikir lama untuk memutuskan menu makan siang. Di saat libur, keputusan untuk membeli makanan atau minuman yang diinginkan bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.

Entah sudah berapa lama Yessica mengalami fenomena food noise atau pemikiran terus-menerus mengenai makanan.

“Lupa sih dari kapan kayak gini, tetapi sepertinya ini muncul kalau sedang stres dengan pekerjaan dan kalau ingin diet. Niat diet, eh malah nafsu makannya naik,” tuturnya.

Yessica mengaku jika sudah menentukan pilihan makanan atau minuman yang disukai kemudian bisa membelinya, ada sebuah kebahagiaan tersendiri yang membuatnya puas. Sayangnya, perasaan ini jika tidak diatasi dengan baik, bisa memicu obesitas.

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi penyebab gangguan food noise karena terlalu sering memikirkan tentang makanan enak.

“Food noise bisa jadi masalah karena memicu pola makan yang tidak sehat dan menyebabkan atau memperburuk obesitas, serta kemungkinan masalah medis lain,” ujar Psikolog Cleveland Clinic, David Creel.

Creel menambahkan ada banyak hal yang memengaruhi penambahan berat badan manusia. Selain faktor genetik, sosial, budaya, ekonomi, dan pengaruh lingkungan, kondisi psikologis juga memainkan peranan. Food noise dapat disebabkan oleh faktor internal tubuh (termasuk hormon penyebab rasa lapar dan nafsu makan) dan faktor eksternal (misalnya mencium aroma makanan yang dimasak atau melihat iklan makanan cepat saji).

Jika Anda sedang mengalami hal serupa dengan Yessica, berikut sejumlah tips yang bisa dicoba untuk  mengatasinya.

Identifikasi Pemicu

Mengidentifikasi pemicu keinginan berlebih terhadap makanan menjadi awal untuk mengatasi food noise. Tidur kurang dari tujuh jam setiap malam dapat meningkatkan hormon yang mengatur nafsu makan. Tingkat stres yang berlebihan juga membuat keinginan untuk makan bertambah. Karena itu, manajemen stress dan kecemasan seperti latihan pernapasan, lebih sering menghabiskan waktu di alam, menambah aktivitas fisik, dan olahraga bisa membantu.

Makan dengan Lebih Sering

Menahan lapar dapat menyebabkan food noise karena keinginan untuk makan menjadi tak terbendung. Jaga tubuh agar tetap terhidrasi dan makan sebanyak tiga sampai empat kali sehari dengan asupan protein serta serat yang cukup akan membuat Anda lebih kenyang.

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi penyebab gangguan food noise karena terlalu sering mendengar cerita tentang makanan enak.

Latihan Mindful Eating

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi food noise yaitu dengan menerapkan skala lapar dan kenyang. Berikan nilai 1 jika Anda benar-benar lapar dan 10 kalau sudah sangat kenyang. Amati perasaan ini sebelum, saat, dan sesudah Anda makan agar tidak makan dengan berlebihan atau sebaliknya. Kemudian, kurangi gangguan ketika makan.

Tidak bermain telepon genggam dan membuat diri Anda hadir seutuhnya dengan merasakan rasa dan mencium aroma makanan sepenuhnya layak dicoba sebagai latihan mindful eating.

Beri Batasan

Coba untuk menyembunyikan makanan kesukaan Anda agar tidak mudah terlihat. Dengan demikian, keinginan untuk makan makanan yang sama berulang kali dapat berkurang.

Perhatikan Pola

Amati kapan food noise sulit untuk ditaklukkan. Jika keinginan makan begitu menggebu saat menonton televisi, coba pindah cari tempat lain agar tetap bisa menyaksikan siaran kesukaan tanpa bolak-balik ke dapur untuk mengambil cemilan, kalau ruang keluarga berdekatan dengan dapur.

Luangkan Waktu Makan

Makan dengan terburu-buru mengacaukan sinyal kenyang di otak. Usenourish.com menyebutkan mengunyah dengan lebih lambat dapat menjaga rasa kenyang lebih lama dan mengurangi konsumsi kalori pada waktu makan berikutnya. Untuk itu, usakanlah untuk memiliki waktu makan sekitar 20 menit dengan lebih menikmati makanan.

Credit foto : Unsplash
Ilustrasi obat-obatan untuk menekan gejala food noise.

Pastikan Asupan Nutrisi

Asupan protein rendah lemak, lemak sehat, dan karbohidrat tinggi serat membuat Anda merasa kenyang dan menjaga keseimbangan gula darah karena tubuh mendapatkan makronutrien yang cukup.

Pengobatan

Jika Indeks Massa Tubuh (BMI) Anda termasuk obesitas dan mengalami food noise, pengobatan agonis reseptor glucagon-like peptide 1 (GLP-1), termasuk semaglutide untuk penderita diabetes melitus, bisa membantu merangsang hipotalamus otak, sehingga rasa kenyang bisa bertahan lebih lama dan menekan keinginan untuk mengonsumsi gula dan makanan tinggi lemak.

Obat GLP-1 lain yang digunakan untuk pengaturan berat badan, misalnya Wegovy dan Saxenda, juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi food noise. Obat-obatan tersebut membantu Anda untuk dapat fokus pada pola makan yang seimbang dan bergizi. Sebelum memilih pengobatan yang diinginkan, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter dengan mempertimbangkan kondisi dan riwayat kesehatan Anda untuk mengurangi efek samping dari pengobatan.

Nah, dari sejumlah tips tersebut, manakah yang menurut Anda lebih mudah dicoba untuk mengatasi food noise?


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.