
LUDUS – Perjalanan klub sepak bola Hizbul Wathan FC memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Klub sepak bola yang dibentuk salah satu organisasi Islam terbesar di tanah air, Muhammadiyah, menjadi sarana dakwah melalui olahraga.
Sejarah sepak bola Indonesia dan Muhammadiyah memang beririsan sejak masa colonial Belanda. Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, organisasi Islam ini memiliki simbiosis erat dengan Persatuan Sepak bola Indonesia Surakarta (Persis) Solo, salah satu klub sepak bola legendaris Indonesia.
Apalagi Abdul Hamid yang merupakan tokoh serta pengurus pusat Muhammadiyah dipercaya menjadi Bendahara pertama PSSI. Dia bersama Soeratin dan perwakilan bond lainnya dari berbagai kota, mendirikan PSSI pada 1930.
Saat ini Muhammadiyah memiliki dua klub yang aktif di kompetisi PSSI, yaitu Hizbul Wathan FC dan PS Hizbul Wathan (PSHW) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Diketahui Hizbul Wathan FC pernah tampil di Liga 2 dan PSHW UMY berhasil menjadi juara Liga 4 DIY.
Baca juga: Lengayang FC, Klub Fun Footballnya Urang Minang di Jabodatebek
Nama Hizbul Wathan sejatinya bukan nama khusus untuk klub sepak bola ataupun olahraga. Hizbul Wathan merupakan nama untuk gerakan kepanduan yang masuk dalam organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang Pendidikan.
Hizbul Wathan juga memiliki banyak cabang di berbagai perwakilan daerah Muhammadiyah dan bahkan punya ‘liga’ sendiri. Akan tetapi, hanya dua klub yang tampil di kompetisi PSSI, Hizbul Wathan FC dan PS Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSHW UMY).
Bukan Sekadar Klub Sepak Bola

Hizbul Wathan bukan sekadar klub sepak bola biasa. Nama PS (Persatuan Sepak Bola) Hizbul Wathan sudah ada sejak tahun 1953 dan dikelola oleh organisasi kepemudaan Hizbul Wathan, salah satu sayap dari Muhammadiyah.
PSHW, begitu singkatannya, sangatlah aktif di lingkungan sepak bola Yogyakarta. Mereka bahkan tergabung sebagai klub internal PSIM Yogyakarta sebelum akhirnya semua klub-klub internal klub profesional dibina oleh Asosiasi Provinsi PSSI, yang dalam hal ini berada di Asprov PSSI DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Mereka menggunakan nama PSHW UMY ketika berkompetisi di Liga 4 Asprov DIY. Hal ini karena kampurs UMY sudah menjadi bagian sepak bola Yogyakarta sejak lama. Tidak hanya di DIY saja, PSHW juga tersebar di kota-kota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).
Motto mereka adalah ‘Berakhlakul Karimah’, yang mencerminkan komitmen untuk menjunjung tinggi nilai moral dan etika di dalam maupun luar lapangan. Visi tersebut menjadikan klub-klub HW di semua PCM dan juga Hizbul Wathan FC berbeda dari klub-klub lainnya di tanah air.
Baca juga: NJFA, Klub Futsal Kebanggaan Anak-anak Jakarta Utara
Salah satu tokoh penting di balik pendirian PSWH ini adalah Abdul Hamid BKN. Dia merupakan murid langsung dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, sekaligus pemain sepak bola aktif yang sudah tampil untuk Hizbul Wathan sejak tahun 1918.
Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki universitas, juga memiliki mahasiswa yang berprestasi dalam sepak bola. Sebut saja nama Rizky Ridho, kapten Persija Jakarta dan bek Timnas Indonesia yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kiprah di Kompeitisi Liga 2

Hizbul Wathan FC, sempat meramaikan khazanah Liga 2 Indonesia pada musim 2020 hingga 2021 dan PSHW DIY yang punya prestasi ciamik di Liga 4. Mereka menjadi representasi Muhammadiyah di sepak bola profesional saat ini.
Hizbul Wathan FC hadir setelah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, mengakuisisi klub Semeru FC pada 25 Februari 2020. Klub yang sebelumnya dikenal sebagai Persigo Semeru FC ini resmi berganti nama menjadi Hizbul Wathan FC yang disahkan PT Liga Indonesia Baru.
Semeru FC awalnya merupakan hasil penggabungan antara Persigo Gorontalo dan Semeru FC Lumajang pada tahun 2017. Setelah promosi ke Liga 2 musim 2019, peluang untuk menghadirkan kembali semangat Hizbul Wathan di level profesional pun terbuka lebar.
PWM Jawa Timur melihat momentum ini sebagai kesempatan dan mendaftarkan Hizbul Wathan FC sebagai peserta resmi Liga 2 dengan Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai home base. Pembelian klub merupakan langkah untuk menembus dunia olahraga profesional dan perwujudan dari semangat dakwah melalui sepak bola.
Baca juga: Belajar Sepak Bola dan Sikap Baik di Captain Football Academy
Petinggi Hizbul Wathan FC mendatangkan pemain Madura United, klub elite Liga 1. Salah satunya Ahmad Maulana Putra, gelandang Madura United. Pengalamannya bermain di Liga 1 dibutuhkan klub berjuluk Laskar Matahari itu dalam mengarungi Liga 2.
Selain itu bintang Persela Lamongan dan Persitara Jakarta Utara, Taufiq Kasrun, juga bergabung dengan Laskar Matahari. Kehadiran Ahmad Maulana Putra dan Taufiq Kasrun menjadi tanda keseriusan Hizbul Wathan FC mengarungi dunia sepak bola profesional Indonesia.
Hizbul Wathan FC juga mendatangkan Freddi Muli sebagai pelatih. Freddi Muli merupakan legenda Persebaya era 1970an dan juga berpengalaman melatih klub papan atas Indonesia, seperti PSS Sleman dan Persebaya.
Sayangnya, saat ini Hizbul Wathan FC sudah tidak lagi berada di Liga 2. Mereka mengalami penurunan prestasi dan berjuang di Liga 4 Jawa Timur dengan memulai dari Grup Stage melawan Persema Malang, Perseta Tulungagung dan AC Majapahit.
Baca juga: Sepak Bola Sehat ala Kemenkes FC
Hizbul Wathan FC saat ini tidak hanya hadir di lapangan sebagai peserta kompetisi, tetapi juga sudah merintis sekolah sepak bola (SSB) untuk anak-anak dan remaja untuk berkompetisi di Piala Soeratin.
Langkah ini merupakan bagian misi jangka panjang Muhammadiyah untuk membina karakter generasi muda melalui pendekatan yang lebih humanis dan menyenangkan.
PSHW UMY Klub Kampus Pertama Juara Liga

Muhammadiyah juga memiliki klub bernama PSHW UMY dan mencatatkan sejarah baru di dunia sepak bola Tanah Air. Pertama kalinya dalam sejarah, sebuah tim kampus meraih gelar juara Liga 4 PSSI, khususnya di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
PSHW UMY tampil gemilang sepanjang turnamen, melaju mulus dari babak penyisihan hingga menembus partai final. Laga puncak PSHW UMY menang lawan Bina Taruna Pro Duta 1-0 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (23/2/2025).
Kemenangan tersebut bukan hanya membawa PSHW UMY ke babak kompetisi selanjutnya, tetapi juga menandai tonggak penting dalam sejarah sepak bola nasional. Sebagai tim kampus pertama yang berhasil menjuarai Liga 4 PSSI. (Gerry Putra)