
LUDUS – Lahir dan besar di negara sepak bola tak dipungkiri turut membuat Paus Fransiskus ketularan gila bola. Sang Bapa Suci memandang sepak bola adalah salah satu sarana terbaik untuk menyebarkan kedamaian.
Paus Fransiskus atau yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936. Ini merupakan kota yang sama dengan tanah kelahiran legenda Real Madrid, Alfredo Di Stefano.
Bahkan keduanya diketahui pernah bermain sepak bola jalanan bersama ketika masih anak-anak. Hal itu diakui oleh Di Stefano yang 10 tahun lebih tua dari Paus.
Penyerang legendaris tersebut pernah menulis di kolom media Spanyol, Marca bahwa dirinya satu sekolah dan tinggal satu perumahan bersama Paus Franciskus.
Baca juga: Kecintaan Paus Fransiskus terhadap Sepak Bola dan San Lorenzo
“Paus mungkin salah satu dari anak-anak yang bermain sepak bola dengan saya di jalanan. Di lingkungan sekitar kami, kami sering mengadakan pertandingan yang melibatkan semua orang hingga malam tiba,” tulis Di Stefano.
Paus kecil sering diajak ke stadion untuk menyaksikan pertandingan oleh sang Ayah. Mereka kerap datang dengan jersey dan syal bersama saudara-saudaranya. San Lorenzo, sebuah klub di tepian Buenos Aires adalah klub kesayangannya.

Publik mungkin lebih mengenal River Plate dan Boca Juniors pada kancah sepak bola Negeri Tango. Namun San Lorenzo adalah klub yang selalu ada di hati Paus Fransiskus. Lagi pula, San Lorenzo bukanlah klub sembarangan.
Klub berjuluk Los Santos itu mengoleksi 15 buah trofi Liga Argentina. Klub tersebut juga pernah menjuarai Copa Libertadores pada tahun 2014.
Baca juga: Lionel Messi dan Tiga Rekor dalam Satu Hari bersama Inter Miami
Paus Fransiskus juga memegang kartu resmi keanggotaan suporter San Lorenzo dengan nomor 88.235. Dia tercatat sudah menjadi anggota resmi suporter San Lorenzo sejak Maret 2008.
Setelah ditahbiskan sebagai Paus pada tahun 2013, Paus Fransiskus harus pindah ke Vatikan dan tidak bisa lagi menyaksikan langsung San Lorenzo berlaga di stadion. Bahkan Paus Fransiskus juga tidak bisa mengikuti perkembangan klubnya dari layar kaca.

Sang Bapa Suci sudah memutuskan untuk tidak menyalakan televisi sejak tahun 1990. Kekalahan Argentina dari Jerman Barat di final Piala Dunia 1990 membuatnya trauma dengan siaran sepak bola di televisi.
Sejak saat itu, Paus Fransiskus bersumpah kepada Bunda Maria bahwa dirinya tidak akan lagi menonton sepak bola di layar kaca. Menurut dia, menyaksikan pertandingan sepak bola tidak baik untuk kesehatan jantung.
Baca juga: Genap Berusia 40 Tahun, Cristiano Ronaldo Belum Berpikir Pensiun
Namun begitu, orang-orang di sekeliling Paus Fransiskus selalu setia memberikan kabar pertandingan sepak bola kepada dirinya. Pada final Piala Dunia 2022 misalnya, Paus Fransiskus hanya diberi tahu skor terkini pertandingan, namun enggan menyaksikan langsung di televisi duel antara Lionel Messi versus Kylian Mbappe tersebut.
“Ketika saya kembali, barulah beberapa orang mengatakan kepada saya. Argentina unggul 3-1, 3-2, lalu saya juga diberitahu Argentina menang adu penalti,” ujar Paus Fransiskus dipetik beInSports.

Selama menjabat di Vatikan, Paus Fransiskus kerap menerima tamu pesepak bola dari mulai Lionel Messi, Diego Maradona, Zlatan Ibrahimovic hingga satu kesebelasan Juventus saat diasuh Antonio Conte.
Paus Fransiskus juga pernah menerima timnas Kroasia, Italia dan Argentina yang merupakan tim negara asalnya. Uniknya, meskipun berasal dari Argentina, Paus Fransiskus justru lebih mengagumi Pele.
Sang Paus menunjuk nama Pele ketika harus memilih antara Lionel Messi, Diego Maradona dan legenda Brasil tersebut.
“Bagi saya, pria sejati di antara mereka bertiga adalah Pele, dia adalah pria dengan hati yang besar. Saya pernah berbicara dengan Pele, saya bertemu dengannya ketika saya berada di pesawat saat saya sedang di Buenos Aires,” kata Paus Fransiskus dilansir Marca.
“Kami berbincang-bincang, dan dia adalah pria yang memiliki rasa kemanusiaan yang besar. Ketiganya memang hebat, tetapi mereka punya spesialisasi masing-masing,” imbuhnya.
“Bagi saya, pria sejati di antara mereka bertiga adalah Pele, dia adalah pria dengan hati yang besar.” Paus Fransiskus.
Hingga menjelang akhir hayatnya, Paus Fransiskus terus menggemakan perdamaian lewat sepak bola. Dia sempat menggelar acara laga sepak bola bertajuk Match for Peace yang diramaikan 150 legenda di Stadio Olimpico, Roma.
Acara tersebut terakhir diadakan pada tahun 2022. Baginya, sepak bola bukan sekadar tontontan olahraga. Lebih dari itu, sepak bola adalah alat untuk mempersatukan dan mempromosikan cinta.
Pada Senin (21/5/2025), Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhir di usia 88 tahun. Dunia sepak bola pun berduka atas kepergiannya. Sejumlah pertandingan Liga Italia 2024-2025 harus ditunda untuk kepentingan momen berduka.
“Paus yang berbeda, amat dekat, orang Argentina, RIP Paus Fransiskus. Terima kasih telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, kami akan merindukanmu,” tulis megabintang, Lionel Messi pada Insta Story di Instagram pribadinya, @leomessi. (*)
Laporan: Ilham Sigit