Jiwa muda Italia tak patah semangat dengan gebrakan gol cepat Albania dalam laga pertama Grup B Euro 2024, di Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, Minggu (16/6) dini hari WIB. Italia mampu tampil tenang menghadapi serbuan Albania dan akhirnya menang 2-1.
Pelatih Italia, Luciano Spalletti menurunkan mayoritas pemain muda kala menghadapi Albania. Eks pelatih AS Roma itu hanya menurunkan dua pemain gaek, yakni Jorginho (32 tahun) dan Giovanni Di Lorenzo (30 tahun).
Meski Italia memulai pertandingan dengan buruk, mereka berhasil mengatasi tekanan Albania. Italia sempat terkejut dengan gol Nedim Bajrami ketika laga baru berjalan 23 detik. Dari catatan Opta, Nedim Bajrami menciptakan rekor gol tercepat dalam sejarah Euro.
Namun, bukan Italia namanya jika tak bisa mengatasi tekanan lawan yang agresif. Federico Chiesa dan kawan-kawan tak panik dan berbalik unggul hanya dalam kurun waktu 15 menit.
Permainan Italia dinilai Alan Shearer, legenda Inggris, sangat tenang dan mampu mengurung pertahanan Albania. Kebobolan cepat malah membuat Italia mendominasi laga secara perlahan dan membalikkan keadaan.
Pergerakan sayap yang digalang Federico Chiesa plus ketangguhan Lorenzo Pellegrini sebagai gelandang serang membuat permainan Italia hidup. Belum lagi Gianluca Scamacca, penyerang utama Italia, yang meski tidak mencetak gol, bermain bagus sebagai pembuka ruang
Alhasil, bek Alessandro Bastoni mampu menceploskan bola ke gawang Albania yang dikawal Thomas Strakosha pada menit ke-11. Lima menit berselang, Nicolo Barella menggandakan keunggulan Italia menjadi 2-1.
Punya mentalitas pemenang
Chiesa yang tampil impresif, bermain selama 77 menit sebelum digantikan bek Andrea Cambiaso. Pemain Juventus itu mencatatkan tiga tendangan, yakni satu tendangan tidak tepat sasaran dan dua tendangan yang digagalkan kiper Albania, Thomas Strakhosa.
Putra dari mantan pemain Lazio, Enrico Chiesa, itu menempuh daya jelajah yang tinggi, yakni sejauh 7,9 kilometer. Chiesa bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam pertandingan Italia kontra Albania.
“Saya senang dengan tim ini dan permainan kami yang menjalankan instruksi pelatih agar bisa mendominasi laga. Ini tentu saja membantu kemenangan,” kata Chiesa usai pertandingan dikutip dari laman resmi UEFA.
Ucapan Chiesa soal dominasi bukan isapan jempol atau pemanis kemenangan Italia, tetapi hal itu merupakan perwujudan nyata dari permainan mereka di lapangan. Juara dua kali Euro itu mampu melepas 16 tendangan, sedangkan Albania hanya delapan tendangan.
Luciano Spalletti selaku juru taktik Italia angkat bicara perihal kemenangan timnya. Bagi Spalletti, sejak menangani Italia, ia sudah menanamkan pentingnya kemenangan kepada timnya. Bermain baik tidaklah cukup karena harus memiliki mental yang kuat sebagai juara bertahan.
“Kami harus memainkan permainan yang luar biasa dan mampu menjaganya,” kata mantan pelatih Empoli, Sampdoria, AS Roma, dan Napoli itu.
Pria berkepala plontos ini menegaskan kesalahan yang melahirkan gol cepat Albania tidak boleh terulang melawan tim sekelas Spanyol dan Kroasia. Spalletti ingin membuat Italia lebih kreatif dan displin.
“Kami juga harus menjaga kepercayaan diri dalam permainan kami agar bisa menjalani turnamen ini (Euro) dengan baik,” tuturnya menambahkan.
Mimpi indah Bajrami
Albania memang takluk dari Italia, tetapi bagi Nedim Bajrami, mencetak gol tercepat di Euro bagai mimpi yang menjadi nyata. Gol ke gawang Italia merupakan gol kedua negaranya di Euro setelah Armando Sadiku melakukannya pada pada Euro 2016, saat menang 1-0 melawan Rumania.
Bajrami tak mengira dirinya bisa secepat itu mencetak gol ke gawang Italia. Golnya berawal dari kesalahan pemain Italia, Federico Dimarco yang melempar bola ke dalam. Alih-alih untuk pemain Italia, lemparan itu malah mampir ke Bajrami dan tanpa ampun ia melepaskan sepakan ke gawang Gianluigi Donnarumma.
“Saya berlatih dengan keras agar bisa mencetak gol dan tak menyangka mencetak gol tercepat di Euro. Namun, karena kami kalah, kami harus segera berbenah,” kata Bajrami selepas pertandingan.
Albania memang kesulitan jika bertemu dengan Italia. Lima pertemuan melawan Italia sejak 2014, Albania selalu kalah dari ‘Si Biru’.
Pelatih Albania, Sylvinho, yang menurunkan formasi 4-3-3, menyebut Italia memang lawan yang sulit dikalahkan. Meski memiliki 10 pemain dari Serie A, hal itu tidak cukup membantu mereka bisa mengalahkan Italia.
“Kami memulai pertandingan dengan sangat baik melalui gol cepat, tetapi kami gagal mengendalikan permainan,” kata Sylvinho.
Pergantian pemain di babak kedua tak mampu mengatasi tekanan yang datang bertubi-tubi dari Italia.
“Ada peluang emas untuk menyamakan kedudukan, tetapi hasil tidak mau berpihak kepada Albania,” ucap pelatih asal Brasil itu.
Kemenangan Gli Azzurri menempatkan mereka di peringkat kedua Grup B Euro 2024. Peringkat pertama ditempati Spanyol yang menang 3-0 atas Kroasia. Italia dan Spanyol akan bentrok di Arena AufSchalke alias Veltins Arena di Gelsenkirchen pada Jumat (21/6). Adapun, Albania akan meladeni Kroasia di Volksparstadion, Hamburg, pada 19 Juni 2024.