“Pernahkah kamu merasakan sensasi berbeda saat mengenakan dobok yang baru dicuci dan disetrika rapi? Rasanya, seperti ada energi tambahan dalam setiap gerakan.”

Merawat dobok sama halnya merawat disiplin dan menjaga martabat (Foto: LUDUS STORE)
Di setiap tendangan dalam taekwondo, ada satu elemen yang kerap luput dari perhatian: dobok—seragam putih sederhana yang menyatu dengan tubuh atlet. Ia bukan sekadar kain penutup badan. Bagi seorang taekwondoin, dobok adalah simbol: kehormatan, dedikasi, dan disiplin diri. Bagi seorang taekwondoin, setiap lipatan dan jahitan pada dobok mengandung makna—mewakili perjalanan panjang latihan, pengorbanan, dan pencapaian.
Karena itu, merawat dobok bukan urusan sepele. Ia bukan cuma soal mencuci dan menyetrika. Ia adalah cermin dari sikap batin terhadap seni bela diri yang menjunjung tinggi etika.
Meskipun banyak yang tahu bahwa dobok memiliki nilai filosofis yang dalam, tak banyak yang menyadari bahwa merawat dobok dengan benar bukan hanya soal kebersihan. Ini juga tentang menjaga martabat dan rasa hormat terhadap olahraga yang telah membentuk mereka.

Mantan taekwondoin nasional Reinaldy Atmanegara, merawat dan menjaga doboknya karena ada nilai-nilai inti dalam taekwondo itu sendiri, seperti disiplin, rasa hormat, tanggung jawab, dan kebersihan (Foto: ludus.id)
Karena itu, merawat dobok bukan urusan sepele. Ia bukan cuma soal mencuci dan menyetrika. Ia adalah cermin dari sikap batin terhadap seni bela diri yang menjunjung tinggi etika.
“Seragam yang bersih dan rapi adalah cerminan dari pikiran yang tertata dan rasa hormat pada seni bela diri ini,” kata Master Kim Yong-soo, legenda taekwondo dunia, yang juga mantan pelatih tim nasional Korea Selatan, dalam wawancaranya dengan Taekwondo Times.
Dari Indonesia, Reinaldy Atmanegara, mantan taekwondoin nasional, yang sekarang adalah pelatih dan pemilik klub taekwondo Reinaldy Atmanegara Training Ground (RATG), sangat meyakini filosofi merawat dobok karena ada nilai-nilai inti dalam taekwondo itu sendiri, seperti disiplin, rasa hormat, tanggung jawab, dan kebersihan.
Lebih dari sekadar simbol, kebersihan dobok juga berpengaruh pada kesehatan. Studi yang diterbitkan Journal of Sports Science & Medicine (2018) mencatat bahwa pakaian olahraga yang lembap dan tak segera dicuci berpotensi menjadi tempat berkembangnya bakteri seperti Staphylococcus aureus dan jamur kulit.
Sementara itu, Dr. Lee Sung-han dari Korea National Sport University, dalam jurnal ilmiahnya tahun 2020, menyebut dobok sebagai “perpanjangan simbolik dari identitas dan disiplin diri.” Menurutnya, merawat dobok secara konsisten adalah “ritual keseharian” yang merefleksikan sikap hormat pada pelatih, tempat latihan (dojang), dan diri sendiri.
LUDUS STORE menyediakan peralatan beladiri terlengkap dan terpercaya

Dalam pertandingan resmi, dobok yang lusuh atau tak sesuai standar bisa dikenai teguran atau diskualifikasi (Foto: ludus.id)
Federasi Taekwondo Dunia bahkan menjadikan standar kebersihan dan kerapihan dobok sebagai bagian dari etika kompetisi. Dalam pertandingan resmi, dobok yang lusuh atau tak sesuai standar bisa dikenai teguran atau diskualifikasi—bukan karena alasan estetika semata, melainkan karena dianggap mengganggu semangat sportivitas.
Bukan Sekadar Bersih, Tapi Soal Disiplin dan Respek
Dobok bukan hanya pakaian latihan. Bagi seorang taekwondoin, ia adalah simbol: dari identitas, kehormatan, hingga komitmen terhadap latihan dan nilai-nilai taekwondo itu sendiri. Merawat dobok dengan benar adalah bagian dari etos itu.
Berikut panduan lengkapnya:
1. Cuci Setelah Latihan
Dobok yang digunakan saat latihan menyerap banyak keringat dan bakteri. Jika dibiarkan, ia bisa menimbulkan bau tak sedap dan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme berbahaya seperti Staphylococcus aureus dan jamur kulit.
Tips:
- Cuci segera setelah latihan, jangan ditunda.
- Gunakan air dingin untuk menjaga serat kain dan mencegah penyusutan (terutama untuk bahan katun).
- Pilih deterjen lembut, tanpa pemutih atau pewangi keras, agar warna dan kekuatan kain tetap terjaga.
- Hindari pemutih, karena bisa merusak struktur serat dan mempercepat keausan.
- Cuci terpisah dari pakaian lain, terutama yang berwarna, untuk menghindari pewarnaan silang.
- Sabuk tidak perlu dicuci. Cukup dilap dengan kain bersih yang lembap. Dalam banyak tradisi, sabuk dianggap menyimpan esensi latihan dan tidak sepatutnya dibersihkan sembarangan.
2. Keringkan dengan Cara Alami
Pengeringan yang tidak tepat bisa merusak dobok—baik dari segi bentuk maupun warna.
Tips:
- Jangan gunakan mesin pengering. Panas tinggi bisa menyebabkan penyusutan dan membuat kain cepat rapuh.
- Jemur di tempat teduh dan berventilasi baik.
- Hindari sinar matahari langsung agar warna tidak cepat pudar.
- Setelah kering, gantung dobok agar bentuknya tetap rapi dan tidak banyak lipatan.
3. Setrika dengan Hati-hati
Untuk tampilan profesional di depan pelatih atau saat kompetisi, dobok yang licin dan rapi mencerminkan kesiapan mental seorang atlet.
Tips:
- Gunakan suhu rendah saat menyetrika.
- Bila perlu, lapisi dobok dengan kain tipis agar panas setrika tidak langsung mengenai permukaan kain.
- Fokus pada bagian kerah, lengan, dan celana yang biasanya paling terlihat saat bertanding.
4. Simpan di Tempat yang Bersih dan Kering
Dobok yang sudah bersih dan rapi layak mendapatkan tempat penyimpanan yang baik—karena ia bukan hanya seragam, tapi bagian dari perjalanan latihan.
Tips:
- Simpan di tempat kering dan bebas lembap agar tidak berjamur atau berbau.
- Hindari menaruh dobok dalam tas yang lembap atau tertutup terlalu lama.
- Gantung di lemari atau rak pakaian. Jangan dilipat kecil-kecil terlalu lama agar bentuknya tidak berubah.

Pelatih tim nasional taekwondo Maulana Haidir menyarankan untuk menyemprotkan parfum bukan ke dobok (Foto: Istimewa)
Panduan merawat dobok tersebut, juga dilakukan oleh Maulana Haidir, mantan taekwondoin nasional, yang menjadi pelatih tim poomsae nasional sejak tahun 2019 hingga kini. Tapi, sesuai pengalaman pribadinya, Maulana menyoroti penggunaan parfum sebaiknya disemprotkan di badan atlet atau pelatih jika memang memakai parfum. “Jangan disemprotkan di dobok karena akan meninggalkan noda-noda kuning,” lanjutnya.
Untuk sabuk, jangan dicuci. Cukup lap dengan kain bersih yang lembap. Dalam tradisi, sabuk menyimpan “energi latihan” seorang atlet—itulah kenapa banyak praktisi memilih tidak mencucinya.
Setiap seragam taekwondo memiliki instruksi perawatan yang tertera pada labelnya. Pastikan Anda membaca dan mengikuti petunjuk tersebut agar seragam tetap dalam kondisi optimal. Mengikuti instruksi pabrik akan menjaga seragam agar awet dan tetap nyaman dipakai.

Di balik kesederhanaannya, dobok menyimpan semangat juang (Foto: Andru Pangabean/ludus.id)
Merawat seragam taekwondo dengan benar akan membuatnya tetap nyaman, bersih, dan tahan lama. Dengan mencuci secara rutin, menggunakan deterjen yang tepat, dan menghindari penggunaan pengering mesin, Anda dapat menjaga kualitas dan warna dobok agar tetap terlihat baru. Perawatan yang baik akan memastikan seragam siap digunakan setiap kali Anda berlatih atau bertanding.
Di balik kesederhanaannya, dobok menyimpan semangat juang. Setiap lipatan yang rapi, setiap benang yang masih utuh, ada jejak latihan, adalah penanda dari perjalanan panjang latihan dan pengorbanan. Dalam setiap jahitannya, tersimpan tekad dan disiplin. Maka jagalah dobok sebagaimana kamu menjaga sikap di dalam dojang: penuh hormat, penuh dedikasi.
Tak heran, banyak pelatih senior yang bisa menilai keseriusan murid hanya dari cara mereka memperlakukan dobok. Merawat dobok, sejatinya, adalah latihan kecil dalam menghormati proses. Disiplin yang dimulai dari rumah. Dari mesin cuci. Dari jemuran. Karena bagi seorang taekwondoin sejati, dobok bukan hanya seragam. Ia adalah martabat.
Itu adalah bentuk penghormatan—pada tradisi, pada ilmu, dan pada diri sendiri. (dari Berbagai Sumber)