Mudik Lewat Tol, Ini Alasan Penting Kenapa Ban Harus Jadi Perhatian Khusus

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

“Belum pernah saya dengar kasus, ban mobil pecah lantaran tekanan angin dinaikkan. Harus memperhatikan kelaikan ban mobil masing-masing sebelum mudik”

Foto: Dokpri dan Wahyu Purwadi/ludus.id

Bebin Djuana, penggiat dan pengamat otomotif, yang juga penulis buku ‘Merawat Mobil Itu Gampang’,  memberikan atensi khusus untuk ban mobil. Ini ada kaitannya dengan mudik. Ia, mengimbau pemudik untuk benar-benar memperhatikan kelaikan ban mobil masing-masing sebelum mudik.

Sebab, seluruh komponen dalam satu mobil sama pentingnya dengan yang lain. Saling terkait, sama-sama penting sesuai fungsi masing-masing. Kontrol oli mesin, minyak rem, aki, radiator, wiper dan lain-lain wajib dilakukan sebelum start menuju perjalanan panjang.

Tapi, untuk mudik yang artinya adalah perjalanan jauh, dengan beban lebih dari biasanya, maka kinerja ban bisa dikatakan sangat krusial. Terlebih karena mayoritas rute yang ditempuh saat ini, sudah melalui jalan bebas hambatan atau tol yang secara umum dilalui dengan kecepatan sedang dan cepat.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Jasa Marga yang mengelola berbagai ruas tol, memprediksi musim mudik tahun 2023, diperkirakan mencapai 2,2 juta kendaraan. Itu yang hanya akan masuk lewat Gerbang Tol (GT) utama seperti GT Cikupa, GT Ciawi, GT Cikampek dan GT Kalihurip Utama. Belum GT lainnya di dalam maupun luar Pulau Jawa.

Itu jumlah besar yang  membuat semua pihak dituntut bersama mengantisipasi kemungkinan celaka di jalan tol. Terutama para pengguna jalan.

Satu hal lagi, bahwa kecelakaan di jalan tol selama ini didominasi oleh dua sebab utama: kelelahan/kelalalain pengemudi dan pecah ban

Foto: Bridgestone Indonesia/ludus.id 

Kondisi ban yang prima, memang, jadi syarat mutlak untuk melancarkan perjalanan dan tiba di tempat tujuan dengan aman. Itu sebabnya beberapa produsen ban selalu mensosialisaikan pentingnya memantau performa ban pada setiap kali musim mudik datang, terutama Bridgestone, sebagai market leader.

Di Indonesia, selain bridgestone, merek-merek yang bereda adalah GT Radial, Yokohama, Hankook, Toyo, Falken, Achilles, Continental dan Dunlop.

“Kami rutin menyajikan tips lewat media. Tak lain untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya safety dalam perjalanan, salah satunya terkait ban”

— AUGUSTA BONATUA SIRAIT —

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Assistant Manager Corporate Communications & Public Relations Bridgestone Indonesia  menanmbahkan, salah satu paparan dalam tips itu adalah cara mengetahui kelaikan ban untuk perjalanan jarak jauh.

Ban, katanya, memiliki tread wear indication (TWI) yang merupakan tanda keausan ban. Cara lain bisa dengan mengecek sendiri shoulder dan wear atau bentuk segi tiga di sisi ban dan bilah-bilah pada tapak ban.

Jika bagian itu sudah rata dengan dinding ban atau tidak lagi sejajar satu sama lain maka itu adalah tanda ban mobil sudah harus diganti. Cara ini bisa jadi dianggap ribet oleh sejumlah pengguna mobil.

Pengecekan ban di salah satu counter Tomo, prosedur yang sebaiknya dilakukan sebelum mudik (Foto: Bridgestone Indonesia)

“Bila perlu dan untuk memastikan segala sesuatunya, pemilik mobil bisa memanfaatkan jasa Tomo (bengkel resmi Bridgestone) terdekat. Tentu kita semua berharap para pemudik tiba di tujuan dengan nyaman dan aman, serta bisa merayakan Idulfitri bersama keluarga dengan penuh ceria,” imbuh Bontu, panggilan sehari-hari mantan jurnalis ini.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Sementara itu, Bebin Djuana, menjelaskan, bahwa ada 4 alasan mengapa fungsi ban terbilang krusial untuk kenyamanan dan keamanan. Ban adalah yang pertama dan utama menopang beban kendaraan, menyerap getaran atau guncangan dari jalan, meneruskan traksi dan gaya pengereman, serta mengubah arah dan laju kendaraan.

“Terkait beban, biasanya meningkat saat mudik. Ada tambahan beban penumpang dan barang. Tentu ini juga berpengaruh pada ban, terutama tekanan angin dan kemampuan elastisitasnya”

Soal tekanan angin itu, Bebin yang mengasuh Klinik Otomotif di Radio Sonor setiap Sabtu pagi, menjelaskan ada pemahaman yang salah kaprah selama ini.

Salah jika  menurunkan tekanan angin diperlukan di jalan tol untuk mendapatkan traksi atau daya cengkeram ban lebih baik

“Itu sama sekali tak tepat. Jika angin diturunkan maka dinding atau sisi luar ban jadi mletot yang artinya justru kehilangan traksi, terutama saat berbelok. Dan, saat ini hujan masih turun di berbagai daerah dan sangat berbahaya dengan kondisi angin yang kurang pada ban”

Saat jalanan basah, daya cengkeramnya jelas semakin minim dan berbahaya jika melewati genangan air (aquaplaning). Juga beresiko merusak atau memecahkan ban jika membentur lubang dalam kecepatan 80-100 kpj.

“Efek dari benturan lubang itu sangat bergantung pada kualitas ban yang digunakan. Jika sudah usia tua atau karetnya sudah getas bisa langsung berakibat pecah ban. Tapi, kalau masih elastis maka ban hanya membal atau paling buruk jadi benjol.” ungkap Bebin lebih lanjut.

Lantas, berapa sebenarnya tekanan ban ideal saat mudik di jalan tol, dengan beban tambahan penumpang dan barang tadi?

“Naikkan 2 poin saja dari standar pabrikan, saya pikir itu ideal. Lebih baik naikkan daripada turunkan tekanan. Saya belum pernah dengar ada yang pecah ban karena menaikkan tekanan angin sebesar itu pada ban,” tandas Bebin, yang wanti-wanti agar tak salah memilih jika membeli ban baru.

Foto: Wahyu Purwadi/ludus.id

Sebab, ban sangat penting untuk kenyamanan dan keamanan. Ia pun punya batas kedaluwarsa yang kisaran 5 tahun. Jadi, jika saatnya memang sudah harus ganti, ya kudu diganti. Tak lain demi kenyamanan dan keamanan tadi.

Tak hanya keamanan sendiri, tetapi juga buat pengguna jalan lainnya. Tak perlu ke bengkel untuk menentukan ban baru yang harus dibeli.

TIPS/PETUNJUK MEMBELI BAN MOBIL BARU:

Info Grafis: Tim Ludus

1. Mengikuti Tipe Ban Bawaan dari Pabrikan Mobil itu Sendiri

Ini paling mudah. Biasanya tertulis dalam buku panduan maupun lewat plakat yang terdapat di laci atau pintu mobil

2. Sesuai Kebutuhan Harian

Bila mobil sehari-hari dipakai di lintasan dalam kota, maka type ban yang dianjurkan adalah yang berkode H/T atau High Terrain. Beda dengan M/T atau Mud Terrain bila si mobil sehari-hari diajak main di trek tanah, lumpur atau bebatuan.

Atau pakai A/T alias All Terrain jika berdomisili di kota yang sering hujan. Ketiga jenis ini punya daya cengkeram atau grip yang berbeda.

Selain itu, pilihan berdasarkan kebutuhan harian juga bisa dilihat dari petunjuk penggunaan, dan penyertaan tipe dan ukuran ban. Biasanya, tipe ban mobil tercatat dalam kombinasi sebuah kode. Jika ada kode P 215/55R17 93V, artinya huruf P itu adalah Passenger. Artinya ban ini didesain untuk mobil penumpang. Bukan kode L/T yang merujuk pada Light Truck atau mobil pengangkut barang.
Ada pula kode ST, untuk Special Trailer dan kode T untuk Temporary yang lebih dikhususkan kepada ban serep atau cadangan. Jadi, jangan sampai salah beli spek ban cadangan untuk dipakai terus menerus.

3. Pilih Ban Mobil dari Desain Alur/Motif yang Cocok

Ini penting terkait daya gesekan atau traksi ban dengan permukaan jalan.
Jika gesekan kecil maka risiko tergelincir di jalan pun semakin besar.

4. Pilih Sesuai Ukuran yang Sesuai

Di sini pemilik juga harus mengetahui arti dari kode-kode yang tertera di permukaan samping ban. Semua informasi teknis terkait ban ada di sana.

Contohnya kode 205/55 R16 91 V, maka cara membacanya adalah:

  • 205: Menunjukkan lebar telapak ban dalam satuan mm
  • 55: Menunjukkan aspek rasio ketebalan ban dalam persentase atas lebar tapaknya
  • 16: Menunjukkan diameter velg yang yang jadi pasangannya, dalam satuan inci
  • 91: Menunjukkan indeks beban maksimum. Selain ukurannya, jenis ban juga dibagi menjadi dua, yakni ada ban tubetype (dengan ban dalam), tubeless (tanpa ban dalam), ban radial dan ban bias.
  • Kode V: menunjukkan batas kecepatan maksimum. Setiap ban punya batas maksimum yang berbeda, ada juga yang berkode S, Q, H, Z, dan lainnya

5. Pilih Ban dari Ketebalannya

Ban yang bagus umumnya memiliki ketebalan 50. Ketika memilih ban mobil yang tebal, maka secara otomatis keseimbangan kendaraan dan performanya bisa meningkat. Tentu saja harganya lebih mahal.

6. Perhatikan Tahun Produksi

Ban mobil juga punya masa kedaluarsa. Ini salah satu poin penting saat membeli ban baru. Caranya sangat mudah karena semua ban mencantumkan kode produksi pada dinding ban. Bentuknya adalah angka dalam 4 digit. Misalnya tertera 1222. Artinya, ban ini diproduksi pada minggu ke-12 pada tahun 2022 atau kisaran akhir Maret 2022. Dengan sendirinya kita tahu sudah berapa lama ban itu diproduksi yang semakin tua tentu semakin beresiko akan kualitas karetnya.

Nah, buat para mudikers yang jumlahnya jutaan unit mobil ini, apa yang dipaparkan Bontu dan Bebin layak jadi acuan. Agar suasana mudik nyaman, aman, dan penuh ceria bersama keluarga terkasih.

LAPORAN: rp/Konsi-Oto01


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.