Muhammad Yasin Meninggalkan Warisan Berharga Angkat Besi dalam Diri Rizki Juniansyah

Kredit foto: PB PABSI
Rizki Juniansyah bersama mendiang sang ayah, Muhammad Yasin. Muhammad Yasin meninggal akibat kecelakaan pada Jumat (18/10).

Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Indonesia, khususnya cabang angkat besi. Muhammad Yasin, ayah dari atlet angkat besi nasional Rizki Juniansyah, meninggal dunia pada Jumat (18/10).

Muhammad Yasin meninggal dunia usai mengalami kecelakaan di Ciomas, Kabupaten Serang, Banten. Pria berusia 58 tahun itu bertabrakan dengan sesama pengendara sepeda motor di Jalan Raya Ciomas-Mandalawangi, Serang, Banten, saat sedang touring menuju Tanjung Lesung.

Menurut keterangan polisi setempat, Muhammad Yasin menjalani perawatan di puskesmas. Namun, nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Kabar ini menjadi pukulan berat bagi keluarga, kerabat, dan komunitas olahraga angkat besi di Tanah Air. Terlebih, Muhammad Yasin merupakan sosok yang mendampingi karier Rizki Juniansyah sebagai lifter andalan Indonesia.

Kepergian Yasin, yang akrab disapa “Ayah Pedro” di kalangan pelaku angkat besi Indonesia, menyisakan duka mendalam, terutama bagi empat anaknya, yakni Rizki Juniansyah, serta putrinya Rizka yang merupakan mantan atlet angkat besi dan istri dari pelatih Triyatno.

Kabar meninggalnya Muhammad Yasin pertama kali disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi PB PABSI (@weightlifting.ina), “Inalillahi wainnailaihi rajiun, Muhammad Yasin (Pendro), ayah dari Rizki Juniansyah, telah meninggal dunia. Mohon doa agar beliau husnul khatimah,” tulis PB PABSI dalam unggahannya.

Muhammad Yasin dikenal sebagai mantan lifter andalan Indonesia. Semasa hidup, ia telah berperan penting dalam memajukan cabang olahraga angkat besi, tidak hanya melalui prestasi pribadi sebagai atlet, tetapi juga melalui dedikasinya dalam melatih dan membimbing para atlet muda.

Muhammad Yasin lahir di Bandung pada 28 Maret 1966 dan merupakan alumnus SMA Ragunan, sekolah yang dikenal sebagai ‘Kawah Candradimuka’ bagi banyak atlet berbakat. Saat aktif menjadi lifter, Muhammad Yasin menunjukkan bakat luar biasa.

Beberapa prestasi terbaik Muhammad Yasin adalah raihan medali perunggu di SEA Games 1984 di Bangkok, Thailand, serta partisipasinya dalam SEA Games 1987 di Indonesia.

Dedikasi untuk angkat besi Indonesia

Dedikasi Muhammad Yasin terhadap olahraga angkat besi begitu besar. Salah satu atlet angkat besi nasional, Nurul Akmal, memberikan testimoni yang mengharukan tentang sosok almarhum. Ia mengaku sangat kehilangan sosok pelatih yang penuh inspirasi tersebut.

“Ayah Yasin orangnya sangat baik. Selama melatih kami, beliau selalu memberikan semangat dan motivasi. Arahan-arahan dan teknik-teknik yang diajarkannya sangat membantu kami dalam berlatih,” kata Nurul Akmal ketika mengunjungi rumah duka bersama para atlet dan pelatih lainnya pada Jumat malam (18/10), seperti dikutip dari ANTARA.

Nurul Akmal juga menambahkan, cara melatih Muhammad Yasin sangat efektif, sehingga para atlet mudah memahami dan menerapkan teknik-teknik yang diajarkan. “Semua yang beliau ajarkan akan selalu kami ingat. Cara melatihnya sangat cepat masuk ke dalam pemahaman kami,” tambah Nurul.

Ludus.id juga mengirimkan pesan singkat kepada Rizki Juniansyah melalui aplikasi daring dan menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. Namun, belum ada jawaban dari sang atlet di tengah kondisi duka yang menyelimutinya.

Rizki tentu sangat terpukul. Apalagi mengingat sang ayah adalah pelatih yang memperkenalkan angkat besi kepada Rizki.

Semasa kecil, Rizki pernah bimbang antara memilih angkat besi atau balap motor. Sang ayah memberikan keleluasaan kepada Rizki, sehingga sang atlet memilih angkat besi.

Dari situ, Muhammad Yasin meminta putranya untuk tekun berlatih. Tidak ada jalan pintas. Latihan keras dan kedisiplinan jadi makanan sehari-hari Rizki.

Kredit foto: Instagram @rjuniansyah_
Rizki Juniansyah saat berselebrasi dengan medali emas yang didapatnya di Olimpiade 2024 Paris.

Muhammad Yasin pula yang menentukan menu latihan meski sejak awal 2024 Rizki ditangani oleh Triyatno. Meski latihan ini sejatinya bertujuan agar Rizki dapat meraih emas di Olimpiade 2028, rupanya Rizki berani mencoba dan akhirnya mengukir sejarah dengan raihan emas di Olimpiade Paris 2024.

Muhammad Yasin pernah memberikan nasihat kepada Rizki Juniansyah usai sang anak meraih medali emas Olimpiade 2024 Paris. “Pokoknya, Rizki, tetap, jangan sombong. Tetap membumi,” ujar Yasin dikutip dari CNN Indonesia TV, beberapa waktu lalu saat Rizki Juniansyah meraih medali emas Olimpiade 2024 Paris.

Kini Muhammad Yasin telah pergi. Namun, dia meninggalkan kenangan yang tak lekang oleh waktu di dunia angkat besi.

Selamat jalan, pelatih!


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.