
Nacho Fernandez sedang memegang erat trofi ‘Si Kuping Besar’ usai laga melawan Dortmund.
Tidak ada yang lebih spesial di Real Madrid saat ini kecuali Nacho Fernandez Iglesias. Kapten “El Real” ini benar-benar putra asli Madrid yang menyamai pencapaian Paco Gento, legenda “Si Putih”.
Nacho, raksasa Spanyol itu meraih gelar juara Liga Champions untuk ke-15 kali dalam sejarah. Di laga final kontra Borussia Dortmund, Minggu (2/6), Nacho menjadi pemimpin Los Blancos dengan balutan ban kapten di lengan kirinya.
Madrid bermain sabar melawan Borussia Dortmund di laga pamungkas. “Los Blancos” mampu meredam ambisi klub Jerman yang berniat mencuri mahkota Madrid di pentas Eropa. Dortmund gagal, sementara Nacho Bersama rekan-rekannya tertawa lebar.
Gelar ke-15 Madrid itu juga membuat Nacho menjadi pemain yang meraih enam kali juara Liga Champions. Torehan tersebut sebelumnya dipegang oleh Paco Gento, legenda Madrid yang bermain pada era 1950 hingga 1960-an.
Memang masih ada Dani Carvajal, Toni Kroos, dan Luka Modric yang juga meraih enam kali juara Liga Champions bersama Madrid, namun pencapaian Nacho terasa paling istimewa. Penyebabnya, Nacho merupakan putra asli Madrid, tumbuh dari akademi Madrid, hingga kini di usia 34 tahun masih mengabdi untuk Madrid.

Nacho Fernandez bersama Luka Modric merayakan kemenangan Real Madrid atas Borussia Dortmund di final Liga Champions 2023-2024.
Meski bermain dengan para bintang sepak bola dari berbagai negara di klubnya, Nacho tidak gentar. Ia mampu menyerap banyak pelajaran dari para rekannya dan meningkatkan kemampuannya di lapangan.
Usai laga final Liga Champions 2023-2024, Nacho merasa emosional.
“Dedikasi seumur hidup untuk klub ini (menjadi emosional). Ini adalah salah satu hari paling bahagia dalam hidup saya,” kata Nacho dikutip dari Tuttomercato.
Ya, Nacho paham betul bagaimana Madrid. Klub ini selalu memiliki target yang tinggi, yakni juara di Liga Champions dan La Liga Spanyol. Sebagai putra Madrid, Nacho pun mewarisi DNA para pendahulunya, yaitu DNA untuk selalu selalu ingin bermain habis-habisan dalam mengejar titel juara di Eropa dan Spanyol. Warisan itu yang merasuk ke dalam diri Nacho.
Paco Gento mungkin belum merasakan begitu rumitnya sepak bola modern seperti sekarang. Namun, ia berhasil membawa Madrid enam kali juara Liga Champions di masa lalu.
Sang legenda memang tumbuh di Racing Santander, namun dedikasinya kepada Madrid tak perlu diragukan. Paco bermain dari 1953-1971 di Madrid dan menyumbangkan total 23 trofi juara untuk Madrid.
Paco memang spesial, tetapi kini Nacho juga masuk dalam kategori serupa karena menyamai rekor sang legenda. Nacho menutup musim ini dengan indah di “rumahnya”.
Perjuangan menembus tim utama
Sebagai anak lokal Madrid, Nacho menyukai sepak bola dan bermimpi bisa bermain di Real Madrid. Ia masuk ke akademi Real Madrid dan memulai petualangannya Bersama Real Madrid B alias Castilla, yaitu tim cadangan El Real pada 2009.
Santiago Scolari, pelatih Castilla, menjadikan Nacho andalan di lini pertahanan. Karena mendapat menit bermain yang cukup di kompetisi Segunda Division, kemampuan Nacho pun meningkat.
Nacho menunjukkan kelasnya di Castilla. Ia lantas ditarik ke tim utama dan menjalani debut pada 23 April 2011. Saat itu, Nacho berhasil membawa Madrid menang 6-3 melawan Valencia di Mestalla.
Kemampuannya sebagai pemain bertahan tampaknya disukai oleh Jose Mourinho, pelatih Madrid saat itu. Sang pelatih memuji permainan Nacho yang bisa tampil prima di beberapa posisi.
“Nacho bisa bermain di berbagai posisi,” kata Mourinho pada tahun 2012, seperti dikutip dari Marca.
Para penggemar Real Madrid tentu tahu Nacho bisa bermain di posisi bek tengah, bek kanan, dan bek kiri. Ia mematuhi keinginan pelatih dan mendedikasikan dirinya di posisi yang diminta pelatih.
Perlahan Nacho semakin matang. Ia mendapat pengalaman berharga karena bermain dengan pemain sekelas Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Luka Modric, Sami Khedira, Sergio Ramos, Raul Albiol, Kaka, Xabi Alonso, ataupun Karim Benzema.

Nacho mengangkat trofi Liga Champions sebagai kapten tim usai Real Madrid mengalahkan Borussia Dortmund di laga final.
Nacho merasakan gelar juara Liga Champions perdana pada musim 2013-2014 setelah Madrid menang 4-1 atas Atletico Madrid di final. Saat itu dirinya masih pemain junior yang menerima medali tanpa bermain.
Akan tetapi, bukan mentalitas Madrid namanya jika menyerah. Nacho mampu mengasah kemampuannya dan berhasil menjadi salah satu pemain penting di Madrid.
Eropa pun berhasil digenggamnya. Nacho sukses mengangkat trofi Si Kuping Besar lagi pada musim 2015-2016, 2016-2017, 2017-2018, 2021-2022, dan terkini 2023-2024. Musim ini terasa istimewa karena Nacho menjadi kapten yang berhasil memimpin kejayaan klub kota kelahirannya.
“Dan inilah kami di sini, satu malam lagi dan satu lagi Piala Liga Champions,” tuturnya selepas meraih gelar juara.
Gelar 2023-2024 menjawab perjuangan keras Nacho di Madrid. Berangkat dari akademi, ia berhasil menempatkan dirinya sebagai legenda seperti Paco Gento. Mimpi masa kecil yang terwujud.