Nimfasa Berchimas, Bocah Ajaib Amerika pada Piala Dunia U-17

Credit foto : FIFA.com
Pemain tim U-17 AS Nimfasa Berchimas (nomor 7) merayakan golnya ke gawang Korea Selatan pada Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium (JIS),Minggu (12/11/2023).

Amerika Serikat U17 tampil trengginas saat berhadapan dengan Korea Selatan U17 pada laga Grup E Piala Dunia U17 2023, di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu 12 November 2023 malam WIB.

Negeri Paman Sam itu terlalu tangguh bagi Korea Selatan. Meski Korea Selatan mendapat dukungan lebih banyak di JIS, tapi Amerika Serikat mampu tampil cantik dan lebih disiplin.

Korea Selatan mampu menggebrak gawang Amerika Serikat pada awal laga lewat akis Salto Yoon Do-yong pada menit keempat. Sayangnya bola hanya menerpa tiang gawang dan tak bersarang ke gawang Adam Beaudry.

Pada menit ke-7, Amerika Serikat membuka keunggulannya lewat sontekan Nimfasa Berchimas (15 tahun) di dalam kotak penalti. Ia membobol gawang Korea setelah memanfaatkan bola pantulan dari Kang Min-woo.

Kebobolan dari negara Superpower, membuat Korea Selatan tersentak. Taeguk Warrior langsung bermain agresif dalam melakukan penyerangan ke kotak pertahanan Amerika Serikat.

Credit foto : Doc. LOC WCU17/BRY
Pemain tim U-17 AS Aiden harangi (kiri/nomor 18) berebut bola dengan pemain Korea Selatan Yang Min-hyeok pada Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium (JIS),Minggu (12/11/2023).

Korea berhasil menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-35. Gol Korea dicetak Yang Min-hyeok yang bola sepakannya sempat ditepis Beaudry tetapi pantulannya masih bisa dimanfaatkan menjadi gol.

Setelah imbang, Amerika Serikat baru bisa membalas pada awal babak kedua. Pergerakan Berchimas menjadi awalan terjadinya gol kedua The Yanks melalui Cruz Medina pada menit ke-49.

Upaya menyamakan kedudukan kembali digencarkan Korea. Namun, sayangnya, Amerika Serikat lebih siap dalam mengantisipasi serangan sang lawan.

Terus menyerang, Korea hampir lupa bertahan. Alhasil Amerika Serikat menambah keunggulan melalui Berchimas pada menit ke-73. Pemain berusia 15 tahun itu melepaskan sepakan keras dari dalam kotak penalti yang tak bisa dibendung kiper Korea.

Sisa waktu yang tersisa dimanfaatkan Korea untuk terus mencetak gol. Akan tetapi hingga wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, Korea harus mengakui keunggulan Amerika Serikat.

Credit foto : FIFA.com
Pemain tim U-17 AS Nimfasa Berchimas (tengah/nomor 7) merayakan golnya ke gawang Korea Selatan pada Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium (JIS),Minggu (12/11/2023).

Berchimas sang MVP

Most Valuable Player kerap digunakan di pertandingan-pertandingan olahraga Amerika Serikat seperti baseball, bola basket, american football, ataupun hoki es. Namun, sebutan MVP bagi Amerika Serikat kali ini terasa sah digunakan oleh Nimfasa Berchimas.

Berchimas adalah pemain Amerika Serikat yang memiliki darah Burundi. Ia masih berusia 15 tahun, tetapi mampu membuat sihir di Piala Dunia U17 dengan permainannya yang ‘lentur’ dan berbahaya.

Sebagai penyerang yang bisa juga beroperasi di sayap kiri, Berchimas memiliki sengatan yang luar biasa dalam pertandingan melawan Korea Selatan.

Pemain Charlotte FC ini terlihat bergairan bermain di Piala Dunia U17. Tidak ada rasa gugup dalam menjalani pertandingan kelas dunia macam World Cup.

Melawan Korea Selatan, Berchimas merasa dirinya bermain baik secara individu dan tim. Meski begitu, ia tak mau berpuas diri karena ini melanjutkan performanya yang apik di pertandingan selanjutanya.

“Saya tidak merasa gugup, justru sangat senang dan bergairah. Saya telah menjalani banyak pertandingan, tetapi kali ini kami bermain secara tim dan harus berlanjut ke laga berikutnya,” kata Berchimas selepas pertandingan.

Dua gol yang diborongnya ke gawang Korea menjadi bukti Berchimas adalah bocah ajaib yang setidaknya memaksa pemandu bakat klub Eropa memantaunya.

Bermain di Indonesia, Berchimas yang terbiasa menghirup udara Amerika Serikat, mengaku harus beradaptasi dengan cuaca Jakarta.

Namun, ia tak terlalu masalah karena dirinya merasa cuaca adalah salah satu kendala kecil yang bisa teratasi saat pertandingan.

“Cuacanya cukup unik, tapi ini normal bagi saya. Bermain di cuaca ini tidak menguras stamina. Saya bisa mengatasi (cuacanya) dan bekerja keras di sini,” tuturnya.

Tiga poin dari Korea membuat Amerika Serikat berada di posisi kedua peringkat kedua klasemen sementara Grup E dengan koleksi tiga poin, sama seperti Prancis tetapi Paman Sam kalah dalam selisih jumlah gol.

Melawan Burkina Faso pada tanggal 15 November 2023, ingin dimanfaatkan Berchimas untuk melanjutkan performa apiknya.

Berchimas punya mimpi membawa pulang trofi Piala Dunia U17 ke Amerika Serikat. “Saya ingin mencetak gol assist sebanyak mungkin kemudian memenangkan Piala Dunia, itu saja.” tukasnya.

Credit foto : Doc. LOC WCU17/BRY
Pemain tim U-17 AS Nimfasa Berchimas (kiri depan/nomor 7) bersama tim AS saat akan melawan Korea Selatan pada Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium (JIS),Minggu (12/11/2023).

Strategi Jitu Segares Redam Korea

Berchimas punya mimpi juara Piala Dunia tapi pelatih Amerika Serikat, Gonzalo Segares, mengaku sempat melihat anak asuhnya kewalahan menghadapi serangan Korea Selatan.

Bagi Segares, tidak mudah bagi Amerika Serikat untuk mengalahkan Korea Selatan. Unggul dalam penguasaan bola, tak menjami tim bakal mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.

“Saya bangga dengan tim ini karena lawannya tidak mudah dengan kualitas penguasaan bola yang baik, kami sadar itu. Kami sempat kesulitan dan harus belajar dari kesulitan itu,” kata Segares usai pertandingan.

“Hari ini adalah contoh yang baik untuk tetap sabar ketika sedang buntu dan hasilnya sempurna. Kami harus bisa mencari peluang dan memanfaatkan transisi menyerang dengan baik,” ucap pelatih yang berasal dari Kosta Rika itu.

Segares terus mengaku bahwa Amerika Serikat cukup kesulitan mengatasi permainan tim Korea Selatan yang menguasai jalannya pertandingan dan memiliki pemain-pemain yang cepat, khas Asia.

“Kami punya masalah dalam situasi menekan dan kami memilih untuk menaruh gelandang lebih ke belakang untuk membangun dan membongkar tekanan lawan. Kemudian kami menjalankan skema pertahanan dengan baik sebagai tim,” tukas pelatih yang juga mantan pemain Chicago Fire FC itu.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.