
Nurul Akmal diumumkan lolos ke Olimpiade Paris 2024 lewat jalur kontinental Asia.
Lifter andalan Indonesia, Nurul Akmal begitu semringah kala dirinya dinyatakan lolos ke Olimpiade Paris 2024. Wanita yang disapa Amel ini mencetak sejarah sebagai orang Aceh pertama yang tampil dua kali beruntun di pesta olahraga paling bergengsi di kolong langit. Nurul juga menjaga tradisi atlet angkat besi putri Indonesia selalu ke Olimpiade selama 24 tahun.
Nurul mengungkap betapa terharu dirinya bisa kembali mewakili Indonesia di Olimpiade. Nurul pun mengungkit jasa kedua orang tua yang rutin memberi dukungan seraya bersyukur ke Yang Maha Kuasa.
“Ya perasaaannya senang terharu bisa lolos lagi, ini kedua (tampil di Olimpiade). Jarang-jarang atlet kelas berat kaya saya ini bisa lolos dua kali, ini sejarah. Alhamdulillah, orang tua support aja, kasih nasihat, tetap berdoa, tetep jaga kesehatan,” ujar Nurul kepada Ludus.id, Kamis (6/6).
“Bisa berlaga lagi di Olimpiade, bisa bersaing dengan atlet-atlet terbaik dunia, untuk medali ya mohon doanya aja, Insyaallah bismillah aja,” lanjutnya menambahkan.
Banda Aceh merupakan daerah dengan tradisi olahraga yang kental. Selalu ada saja orang Aceh yang membawa harum nama Indonesia di kancah dunia. Contohnya pada SEA Games Kamboja 2023 lalu, seluruh dari lima atlet asal Aceh berhasil membawa pulang medali, termasuk Nurul dan kompatriotnya, Zul Ilmi yang menyumbang perak untuk cabang olahraga angkat besi kelas +71 kg.
Sejumlah medali juga disumbangkan Zulbakri dan Abdur Rahim dari cabor dayung, serta Teuku Muhammad Kautsar dari e-sports, tepatnya PUBG.
Pada Asian Games 2023 di Hangzhou, China, giliran cabor menembak yang menyumbang medali. Atlet binaan Pengprov Perbakin Aceh, Muhammad Badri Akbar sukses menyabet medali perunggu di nomor 10m Running Target Man.
Kendati demikian, sejauh ini, atlet asal Aceh masih berkutat di level Asia. Olimpiade masih menjadi mimpi yang sulit digapai bagi para pemuda Aceh. Sepanjang sejarah, hanya dua atlet asal Aceh yang menjadi olimpian.
Pada 1988, atlet anggar asal Aceh, Alkindi berhasil tampil di Olimpiade Seoul. Kemudian selama 32 tahun lamanya, Aceh tidak menyumbang satupun atlet ke pesta olahraga akbar tersebut. Kemudian, menjelang Olimpiade 2020, Nurul muncul sebagai pahlawan.
Nurul pulang dari Negeri Sakura membawa hasil lima besar +87 kilogram angkat besi. Pujian pun mengalir dari seluruh penjuru tanah air. Banda Aceh dibuat bangga.
Gapai mimpi lebih tinggi!
Nurul Akmal siap menerjang kancah dunia dan mencatatkan namanya di buku sejarah. Nurul menyusul dua rekannya di angkat besi, Rizki Juniansyah dan Eko Yuli Irawan ke Olimpade Paris 2024.
Angkat besi putri sejatinya sempat terancam gagal menyumbang wakil ke Olimpiade. Jika gagal, tradisi untuk selalu meloloskan lifter putri sejak 24 tahun terakhir terancam putus.
Sebelumnya, lifter putri Indonesia selalu berhasil menjadi olimpian sejak Olimpiade Sydney 2000. Nurul, yang menjadi harapan terakhir, gagal menambah total angkatannya pada ajang kualifikasi yang berlangsung di Phuket, Thailand, 10 April 2024 silam.
Namun, rezeki memang tidak pernah tertukar. Senin (3/6), pelatih angkat besi, Dirdja Wiharja mengumumkan Nurul Akmal akan kembali menjajal Olimpiade, kali ini pada edisi Paris 2024. Dengan begini, tradisi lifter putri Indonesia di Olimpiade pun masih suci.

Nurul Akmal di Olimpiade Tokyo 2020.
Nurul sejatinya hanya menempati peringkat 11 dari 10 besar atlet angkat besi terbaik dunia yang lolos ke Paris. Namun, wanita berusia 30 tahun ini melenggang ke Olimpiade berkat realokasi tiket kontinental Asia.
“Jika kelima benua terwakili dalam kategori berat badan, tempat kuota kontinental akan dialokasikan kepada atlet yang memenuhi syarat dengan peringkat tertinggi berikutnya dalam Iategori berat badan yang sama, dengan menghormati kuota maksimum per gender dan per NOC,” tutur Dirdja dalam keterangannya.
“Kami segera bersurat (kepada IWF, International Weighlifting Federation) dan ini kesempatan bagi Amel untuk meraih prestasi terbaik di Paris nanti, terutama dengan memperbaiki angkatannya,” tuturnya.
Di Paris nanti, Nurul bertekad melampaui perolehan di Olimpiade Tokyo 2020. Dia pun fokus menjaga kondisi dan melakukan persiapan. Untuk hasilnya, biar Tuhan yang menentukan.
“Kalau persiapannya sih ya latihan, pengen tampil baik di Paris nanti, pengen lebih baik dari Olimpiade Tokyo. Kalau latihan ya tetap latihan pagi sore,” ujar Nurul melalui sambungan telepon.
“Kan kemarin nunggu surat dulu dari IWF-nya, sekarang sudah keluar suratnya, tinggal latihan dan jaga kondisi dengan baik. Target khusus ya pengen tampil yang terbaik aja, karena ini kan lolosnya kan dapat tiket (alokasi kontinental),” imbuhnya.
Tidak ada sukses yang didapat dengan mudah
Nurul Akmal, lahir dari pasangan Hasballah dan Nurmala di Tanah Luas, Aceh Utara, 12 Februari 1993. Keberhasilan Nurul untuk dua kali mentas di panggung dunia tidak didapat dengan cuma-cuma.
Nurul besar di kampung, tanpa latar belakang olahraga dari keluarganya. Ayah dan ibu Nurul bekerja sehari-hari sebagai petani. Nurul pun membantu orang tuanya sehari-hari dengan mengangkat padi dengan bobot yang tidak main-main.
Aktivitas tersebut rupanya menarik perhatian para warga di kampungnya. Kabar cepat tersiar. Effendi Erias, pelatih PABBSI Aceh mencium bakat Nurul yang kesehariannya sering mengangkat padi.
Effendi pun datang langsung ke kediamannya. Saat itu, Nurul masih duduk di bangku SMA. Effendi menawarkan Nurul untuk berlatih dan dibina sebagai atlet angkat besi. Effendi menjamin kebutuhan sekolah, asrama dan makan. Nurul akan dibawa ke kota Banda Aceh oleh pria tersebut.
“Ibu sama Ayah bukan dari kalangan atlet, Nurul aja yang berkecimpung di dunia atlet, soalnya, ada yang ngajakin sih dulu,” ucap Nurul.
“Dulu karena sekolah olahraga, jadi ada yang cocok di cabang angkat besi, badan juga mendukung. Ya sudah nyoba angkat besi kaya gitu, diajakin, Dari umur 16 tahun kelas 1 SMA,” ujarnya kemudian.
Kehidupan Nurul berubah, dari yang tadinya mengangkat padi menjadi mengangkat besi. Dia pun mengasah kemampuannya. Pagi hingga siang duduk di bangku sekolah. Waktu sore dihabiskan dengan latihan.
Sisanya adalah sejarah. Nurul berhasil membuat warga kampungnya bangga. Nurul disambut hangat setiap kali mudik. Para tetangganya kagum dengan pencapaian Nurul yang sering ke luar negeri.
“Ya senang (orang di kampung), disambut, bertanya udah ke negara mana saja, luar biasalah disambut, dikenal banyak orang,” ucapnya.
Mental sekeras karang
Keseharian Nurul di masa lalu membuat mentalnya kini menjadi sekeras karang. Sempat viral dimana Nurul menjadi korban body shaming. Baru pulang membawa harum nama Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020, Nurul langsung disambut perlakuan tak mengenakkan.
Instagram resmi @timindonesiaofficial mengunggah suasana penyambutan kontingen Indonesia di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten yang berlangsung pada Kamis 5 Agustus 2023 dini hari WIB seorang oknum melontarkan celotehan tidak pantas terkait postur tubuh Nurul.

Nurul Akmal menapakkan kaki di Olimpiade untuk kali pertama pada edisi Tokyo 2020.
Namun, Nurul kini sudah berdamai dengan kejadian tersebut. Enggan terlalu membahas lebih jauh, Nurul memilih menjadikan bobot tubuhnya sebagai guyonan belaka.
“Kalau itu ya gak usah dipeduliin, kalau yang udah lalu gak perlu dibahas lagi, ini kan udah Olimpade 2024 ngapain yang dibahas lagi,? Yang Olimpiade 2020 sudah lah,” ucap Nurul.
“Gak terlalu dipikirin lah kaya gitu, kaya biasa lah bercanda-bercanda dengan atlet-atlet,” pungkasnya.