
Ilustrasi olahraga air intensitas tinggi
Apakah Anda tengah menderita penyakit kronis sehingga membatasi kemampuan berolahraga? Jika iya, cobalah untuk berenang. Olahraga air yang satu ini dikatakan baik bagi para penderita penyakit kronis.
Medical News Today melansir, para peneliti baru-baru ini telah sepakat menyatakan Aquatic High Intensity Interval Training (AHIIT) atau olahraga dengan intensitas air yang tinggi dapat memperbaiki kondisi kesehatan orang dewasa dengan riwayat penyakit kronis seperti diabetes atau radang sendi.
AHIIT dinyatakan mampu membuat orang dengan riwayat penyakit kronis untuk berolahraga optimal. Olahraga air dapat menghilangkan tekanan pada sendi sehingga membuat gerakan-gerakan olahraga lebih nyaman ketimbang land-based training (LBHIIT) atau olahraga yang dilakukan di darat.
Seperti dimuat dalam jurnal BMJ Open Sport & Exercise Medicine baru-baru ini, AHIIT memiliki manfaat yang sama dengan LBHIIT dan dapat menjadi alternatif olahraga bagi orang yang tengah berjuang menyembuhkan penyakit kronis.
Dr. Mark Slabaugh, seorang ahli olahraga dari Mercy Medical Center di Baltimore, menambahkan, olahraga air sangat cocok untuk penderita tendinitis atau peradangan pada tendon, radang sendi, dan nyeri bagian tubuh lainnya.
“Penelitian ini memberikan pilihan yang terbukti klinis untuk pasien yang menginginkan cross training dan High Intensity Interval Training (HIIT) tanpa khawatir dengan nyeri sendi. Saya menyarankan pasien saya untuk melakukan AHIIT ringan terlebih dulu kemudian dengan bertahap menambah durasi latihan renang mereka. Ini sudah terbukti berjalan dengan sempurna di tahun-tahun berikutnya,” ujar Slabaugh.

Ilustrasi olahraga air intensitas tinggi
Apa Yang Harus Diketahui Soal Latihan HIIT
HIIT merupakan olahraga dengan intensitas tinggi di mana dilakukan selama 10-30 menit yang mencakup latihan kardio dengan gerakan cepat namun beristirahat dengan waktu lebih pendek. Bagi penyandang penyakit kronis, HIIT disinyalir memiliki dampak kesehatan yang lebih baik daripada latihan intensitas menengah karena meningkatkan kapasitas aerobik dan ketahanan tubuh dalam waktu relatif singkat.
Tim peneliti telah menganalisis 18 percobaan dan hasil latihan AHIIT para koresponden menunjukkan hasil yang bagus (diukur dari konsumsi oksigen, test berjalan, dan test fitness fisik lainnya) dibandingkan dengan latihan LBHIIT. Hasil latihan AHIIT dengan moderate-intensity exercise in water (AMICT) dan non-exercising control group (kelompok tanpa berolahraga) juga dibandingkan. Perbandingan tersebut kemudian diuji dengan GRADE system.
Penelitian yang dilakukan pada 868 koresponden di mana 74% diantaranya adalah perempuan dengan sejumlah kondisi penyakit kronis seperti nyeri punggung, radang sendi, chronic lung disease (COPD), diabetes tipe 2, dan multiple sclerosis. Sejumlah koresponden dilaporkan juga memiliki lebih dari satu masalah kronis.
Kajian ini menggunakan sistem standardized mean differences (SMD). Skala SMD sebesar 0.2-0.49 mengindikasikan efek yang minim, skala 0.5-0.79 menunjukan hasil menengah, dan 0.8 memberikan hasil yang signifikan. Para peneliti melaporkan AHIIT memperbaiki performa kesehatan koresponden dibandingkan dengan kelompok yang tidak berolahraga (SMD 0.78) dan perbandingan hasil yang lebih kecil jika dibandingkan dengan AMICT (SMD 0.45). Namun, tidak ada perbedaaan hasil antara AHIIT dengan LBHIIT.

Ilustrasi olahraga air intensitas tinggi
Apa yang Bisa Dipelajari dari Penelitian
“Penemuan utama dari meta-analisis ini mengidentifikasikan bahwa AHIIT sama manfaatnya dengan LBHIIT, sehingga bisa menjadi pilihan lain bagi penderita penyakit kronis untuk memiliki HIIT yang efektif. Jika kondisinya memungkinkan, mereka bisa memulai atau melanjutkan dengan high-intensity training,” lansir pernyataan resmi para peneliti.
Para peneliti menambahkan, kondisi alami dan daya apung air meningkatkan efektivitas keberhasilan perbaikan kondisi kesehatan para penderita penyakit kronis. Namun, mereka menekankan penelitian yang dilakukan merupakan studi observasional dan mengakui bahwa tidak menggunakan blind assessor (tidak diberitahukan terlibat penelitian), sehingga hasilnya mungkin bisa terpengaruh.
Selanjutnya, hasil penelitian tidak diperuntukkan untuk menilai perbaikan jangka panjang terhadap kemampuan berolahraga atau kualitas hidup koresponden. Karena itu, tim peneliti merekomendasikan penelitian di masa mendatang harus menelaah hubungan antara kemampuan berolahraga dan hasil kesehatan pasien, tantangan HIIT, serta komitmen mandiri terhadap olahraga.

Ilustrasi olahraga air intensitas tinggi
Manfaat Olahraga Air
Sydnee Corbin, seorang terapis fisik sekaligus direktur di SporTherapy di Texas, mengaku menggunakan kolam renang sebagai penunjang terapi. Corbin, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan olahraga air mampu mengurai ketegangan sendi sehingga membantu pasien osteoarthritis, masalah keseimbangan, masalah sensori, dan pasien yang mengalami penurunan fungsional tubuh, termasuk pasien pasca-operasi.
“Kolam renang memberikan umpan balik sensori yang luar biasa untuk membentuk ketahanan fisik. Kolam air menawarkan keunikan yang sulit diduplikasi. Lingkungan akuatik bisa menjadi pilihan bagi mereka yang cukup kurang suka berolahraga,” ujar Corbin.
Corbin menambahkan, penderita osteoarthritis, nyeri tulang belakang kronis, atau penyakit kronis lainnya memiliki keterbatasan untuk melakukan olahraga LBHIIT dan kemungkinan tidak dapat ambil bagian dalam olahraga HIIT karena kendala fisik.
“Karena itu, kita bisa fokus pada para penderita penyakit kronis dan (kita) dapat mengurangi risiko kesehatan bagi mereka dengan memperkenalkan AHIIT. Kolam renang mampu meredakan sakit sendi dan mendukung sistem sensori tubuh. Jika dilakukan di kolam yang hangat, efek relaksasi akan diterima pasien,” imbuhnya.
Sementara itu, Dokter Bedah Ortopedik di AICA Orthopedics, Dr. William Ashford, yang juga tidak termasuk sebagai tim peneliti, mengatakan, AHIIT memberikan manfaat kesehatan bagi penderita radang sendi dan nyeri tulang belakang kronis.
Dokter yang bekerja di klinik kesehatan di Atlanta itu mengatakan daya apung air memberikan ketahanan alami yang dapat mengurangi ketegangan sendi sehingga pasien lebih leluasa bergerak ketimbang ketik berolahraga di darat.
“Manfaat kardiovaskular dari HIIT sudah terbukti dan membawanya ke ranah lingkungan akuatik dapat lebih bermanfaat bagi para penderita penyakit kronis,” ucap Ashford.
Ashford menekankan pola olahraga yang rutin juga menjadi kunci penting dalam penanangan penyakit kronis.

Ilustrasi olahraga air intensitas tinggi
Pembatasan Olahraga Air
“Meski bermanfaat bagi banyak penderita penyakit kronis, olahraga air tidak cocok untuk semua jenis penyakit kronis. Khususnya bagi penderita penyakit paru-paru kronis karena tekanan air bisa menjadi tantangan untuk bernapas. Selain itu, kemampuan masuk ke dalam kolam renang juga dapat menjadi tantangan bagi sejumlah pasien dengan keterbatasan fisik akibat sakit kronis,” ujar Ashford.
Dia menganjurkan untuk terus melakukan penelitian agar olahraga air dapat diakses lebih banyak orang dengan beragam kondisi kesehatan.
“AHIIT menunjukkan potensi penyembuhan yang luar biasa, mudah dilakukan, dan cukup bersahabat untuk mengatasi kondisi penyakit kronis. AHIIT menggabungkan manfaat HIIT yang bersinergi dengan keajaiban air yang baik untuk pasien yang tidak bisa melakukan olahraga LBIIT,” pungkas Ashford.