Sesi latihan Bayern Munchen rutin digelar pada pagi hari. Namun khusus di hari Selasa (6/8), sang pelatih, Vincent Kompany menggeser jadwal latihan ke sore hari. Hal itu dilakukan agar Thomas Muller bisa menyaksikan kuda kesayangannya, Checker 47 berlaga di Olimpiade Paris 2024.
Muller kini menyandang status legenda aktif sepak bola Jerman. Di lapangan hijau, nyaris tidak ada yang tidak bisa dia menangkan. Hanya ajang Euro dan trofi Ballon D’Or saja yang tak mampu Muller menangkan. Sisanya, Muller adalah juara sejati.
Gelandang jenius yang dijuluki Raumdeuter (penerjemah ruang) sudah pensiun dari sepak bola internasional usai menjadi bagian timnas Jerman di Euro 2024. Kini, Muller menularkan mental juaranya. Bukan kepada Michael Olise, juniornya di Bayern Munchen yang berlaga di Olimpiade Paris 2024, melainkan kepada seekor kuda.
Kuda jantan peliharaan Muller yang diberi nama Checker 47 membawa mentalitas juara ke Paris. Checker 47, yang ditunggangi atlet equestrian Jerman, Christian Kukuk melompat dengan begitu elegan di Versailles.
Kukuk dan Checker 47 sejatinya jauh dari label unggulan di nomor lompat individu Olimpiade Paris 2024. Pada babak kualifikasi yang berlangsung di Palace of Versailles, Senin (5/8), Kukuk dan Checker hanya menempati urutan ke-23 dari 30 finalis.
Namun Kukuk dan Checker 47 berhasil mematahkan prediksi pada keesokan harinya. Penampilan tanpa cela ditunjukkan Kukuk dan sang kuda jantan. Mereka berhasil melahap seluruh rintangan tanpa penalti, baik dari catatan waktu maupun lompatan.
Berkat segala ketangkasan itu, Kukuk dan Checker 47 menjadi yang pertama lolos ke babak penentuan alias jump-off. Penampilan elegan kembali ditampilkan pada babak tersebut. Mereka mencatatkan waktu 38,34 detik, lebih cepat sembilan detik dari batas waktu yang diperbolehkan.
Ketangkasan Checker 47 membuat para rivalnya bergidik gemetar. Steve Guerdat asal Swiss bersama kudanya, Dynamix De Belheme tak mampu menyaingi catatan waktu Kukuk dan Checker 47. Padahal Guerdat adalah sosok berpengalaman yang merengkuh medali emas di Olimpiade London 2012.
Begitu pun halnya dengan Maikel van der Vleuten bersama kudanya, Beauvile Z. Keduanya berurutan finis di posisi kedua dan ketiga. Van Der Vleuten lagi-lagi harus puas dengan medali perunggu, pencapaian serupa dengan yang diraihnya pada Olimpiade Tokyo 2020.
Sementara Kukuk, dirinya pulang ke Jerman membawa oleh-oleh medali emas. Bukan hanya sekadar kepingan, Kukuk dan Checker mengakhiri puasa medali emas Jerman di nomor individu Olimpiade selama 28 tahun. Muller yang menyaksikan dari Munich melalui layar televisi pun tersenyum girang.
“Angkat topi untuk apa yang dilakukan Checker dalam satu setengah tahun terakhir. Saya sangat gembira, mari rayakan sekarang!” ujar Muller pada cuplikan video di Instagram pribadinya, @esmuellert.
Dari Asmara Hingga Persahabatan
Muller masih merumput bersama tim Bayern Munchen U-19 pada tahun 2007. Benih cinta pun disemai kala Muller bertemu dengan Lisa Trede. Sosok kekasihnya inilah yang mengenalkan Muller pada kuda.
Lisa diketahui sudah menunggang kuda sejak kecil. Muller dan Lisa kemudian menikah pada tahun 2009. Seiring waktu berlalu, Lisa terus “meracuni” Muller pada berkuda. Namun, pihak Bayern Munchen justru melarang Muller menunggangi kuda karena khawatir pada kebugaran sang gelandang.
Sementara Lisa menjelma atlet berkuda kelas dressage semi-profesional. Lisa pun berpartisipasi pada berbagai kejuaraan berkuda di Jerman. Pada Juli 2014, wanita berusia 34 tahun itu meraih medali perak di Kejuaraan Bavaria U-25. Kemudian pada November 2019, Lisa meraih perunggu di ajang Stuttgart German Masters.
“Saya gemetar setiap kali melihat istri saya bertanding. Anda bisa membandingkannya dengan Liga Champions. Sebagai penonton pasif, Anda mengalaminya dengan lebih emosional,” ujar Muller kepada Bild.
Prestasi demi prestasi yang ditorehkan sang istri membuat Muller semakin keranjingan pada dunia kuda. Larangan dari pihak klub untuk menunggangi kuda tidak menjadi soal. Muller bahkan sempat berkhayal dirinya bisa mengobrol dengan kuda.
“Sangat menyenangkan melihat kuda-kuda tumbuh, momen-momen yang Anda miliki sejak mereka lahir. Keuntungannya adalah mereka tidak bisa berbicara. Kuda itu tak akan berbicara di malam hari ‘mengapa Anda tidak tampil baik hari ini? Mengapa Anda gagal mencetak gol?’” tutur Muller yang memang memiliki kepribadian jenaka.
Muller dan Lisa pun membuka bisnis peternakan kuda yang diberi nama Gut Wettlkan. Pada awalnya, peternakan milik dua sejoli ini hanya memiliki tiga ekor kuda jantan. Kuda jantan berjenis Four Roses, Bowmore dan D’Avie adalah tiga ekor penghuni pertama di peternakan milik Muller dan Lisa.
Sperma dari kuda jenis terakhir yang diberi nama Dave menjadi produk andalan, dibanderol seharga 1600 Euro atau setara lebih dari Rp27 juta. Muller dan Lisa kemudian memutuskan membuka bisnis penjualan sperma kuda pada akhir tahun 2020 silam. Setahun setelahnya, Gus Wettlekan memulai aktivitas pembiakan.
“@lisa.mueller.official dan saya mengambil langkah selanjutnya dalam kehidupan berkuda. Dengan peternakan kami @gutwettlkam menantikan kegiatan pembiakan di tahun 2021,” tulis Muller di akun Instagram pribadinya.
Kemudian sampailah pada pertemuan Muller dengan kuda abu-abu jantan bernama Checker 47. Muller memiliki kuda ini bersama dengan pengusaha asal Jerman, Madelaine Winter-Schulze.
Kuda yang lahir pada 4 Desember 2010 ini dipercayakan kepada atlet, Christian Kukuk untuk ditunggangi. Debut perdana Checker 47 dengan Kukuk tercipta di ajang FEI World Cup 2022 yang berlangsung di Leipzig. Namun kala itu, Kukuk dan Checker 47 hanya mampu finis di urutan ke-19.
Pada 2023, Kukuk dan Checker 47 berhasil mendulang medali emas perdana, tepatnya pada ajang FEI Nations Cup yang berlangsung di Barcelona, Spanyol. Mental juara Checker 47 terus terbentuk, hingga pesonanya di Olimpiade Paris 2024 memicu alur sejarah.
“Kita tidak boleh lupa. Madeleine Winter-Schulze dan Thomas Müller telah memainkan peran yang sangat besar dalam kesuksesan ini (meraih emas Olimpiade Paris 2024) karena mereka adalah dua pemilik Checker,” ucap Kukuk dilansir Sportschau.
Kisah Checker 47 di pentas berkuda dunia tidak akan berhenti di sini. Kukuk mengonfirmasi bahwa Winter-Schulze dan Muller tidak akan menjual Checker 47 kepada pihak manapun. Terkhusus Muller, dirinya akan terus mencetak kuda-kuda tangguh lainnya.
“Bagi saya, ini adalah cara yang bagus untuk melepas penat kepada sepak bola. Istri saya adalah penyebabnya, dia menularkan virus kuda kepada saya,” ucap Muller dalam wawancara bersama majalah Cavallo.
“Kuda itu sendiri adalah hewan yang agung. Tapi, secara keseluruhan, kuda adalah makhluk yang sangat ramah. Mereka adalah mitra dan sahabat. Mereka memancarkan ketenangan dan pada saat yang sama, kekuatan dan keanggunan,” tutup Muller.