
Pelatih Barcelona, Hansi Flick dihadapi dilema lantaran ketiadaan sosok gelandang poros untuk menunjang gaya bermainnya. Frenkie De Jong belum pulih dari cedera, sedangkan Ilkay Gundogan tidak tersedia lantaran masa depannya di Barcelona diselimuti tanda tanya. Di tengah gundah gulana sang pelatih, para anak nakal La Masia justru menjadi jawaban atas segala dilema tersebut.
Kegalauan hinggap di benak Flick jelang laga perdana Liga Spanyol 2024-2025 antara Barcelona kontra Valencia di Estadio Mestalla, Valencia, Minggu (18/6) dini hari WIB. Selain ketiadaan sosok gelandang poros, kepala Flick juga pening lantaran timnya belum bisa mendaftarkan pemain anyarnya, Dani Olmo karena krisis finansial.
Barcelona sebelumnya memang menjalin kesepakatan dengan perusahaan catering dan logistik, Aramark. Namun, mereka masih perlu dana tambahan sebesar 60 juta Euro lagi untuk menutupi penjualan saham Barca Vision yang belum dilunasi Libero selaku pembeli.
Barcelona harus melepas pemain agar Olmo bisa didaftarkan ke roster skuad Liga Spanyol musim ini. Selain Olmo, Vitor Roque juga menjadi pemain Barca lain yang belum bisa didaftarkan.
Gundogan pun menjadi pemain yang santer dirumorkan akan dilepas Barcelona. Selain masalah pendaftaran pemain, wonderkid Barcelona, Lamine Yamal mengalami musibah yang menimpa keluarganya jelang pertandingan.
Ayah Yamal, Mounir Nasraoui dilaporkan ditikam oleh orang tak dikenal di kawasan parkir mobil di Barcelona. Kondisi Nasraoui memang sudah membaik usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Can Ruti, Barcelona. Hal ini dikhawatirkan menganggu fokus Yamal jelang lawatan ke Valencia.
Namun siapa sangka, sejumlah wonderkid jebolan La Masia tampil riang di Mestalla, seolah klub mereka tidak terjadi apa-apa. Terkhusus Yamal, pemain belia berusia 17 tahun ini tetap mampu tampil menawan terlepas cobaan yang dialami sang Ayah.

Barcelona tetap tenang kala tertinggal lebih dulu lewat tandukan Hugo Duro pada menit ke-44. Hanya dua menit berselang, Yamal mencatat satu assist untuk gol penyama kedudukan Robert Lewandowski berkat pergerakannya yang mengeksploitasi ruang di sisi kiri pertahanan Valencia.
Selain umpan gol tersebut, Yamal juga melakukan aksi-aksi memanjakan mata. Contohnya saat dia membuat Javier Guerra tampak seperti pecundang dengan aksi turnover. Yamal mengakhiri aksi individu ciamiknya dengan melepaskan umpan daerah ke Ferran Torres. Sayang, peluang itu tidak bisa dikonversi menjadi gol.
Selain Yamal, Flick menurunkan sejumlah wonderkid jebolan La Masia lain, seperti Marc Casado, Pau Cubarsi dan Marc Bernal. Nama terakhir merupakan debutan di tim senior.
Selain nama-nama tersebut, Flick juga memberi debut kepada siswa La Masia lainnya, yakni Gerard Martin dan Pau Victor. Dari deretan nama muda yang tampil di Mestalla, Casado dan Bernal adalah dua nama yang menjadi jawaban atas minimnya ketersediaan gelandang poros Barcelona.
“Pramusim sulit karena kami memiliki pemain di Euro dan Olimpiade, yang memungkinkan kami memberikan lebih banyak menit bermain kepada para pemain muda,” ujar Flick pada konferensi pers usai laga, dilansir Mundo Deportivo.
“Dan, hari ini saya memberi penghargaan kepada mereka karena mereka telah melakukannya dengan sangat baik,” tutur eks pelatih timnas Jerman ini.
Bernal dan Casado begitu tenang sebagai gelandang poros ganda. Bernal masih berusia 17 tahun, sedangkan Casado berusia tiga tahun lebih tua. Namun, performa mereka seperti pemain yang sudah memiliki banyak jam terbang di level tinggi.
Berdasarkan statistik Fotmob, Casado berhasil mengkreasikan dua peluang dan mencatat akurasi umpan di angka 84 persen. Casado juga memenangkan tujuh dari 10 duel yang dilakoninya.
Statistik Bernal lebih impresif lagi. Gelandang kelahiran 26 Mei 2007 ini mencatat 94 persen akurasi umpan. Bernal juga selalu berhasil melepaskan umpan panjang secara akurat, dengan persentase akurasi 100 persen

Marc Bernal turun sejajar dengan para bek tengah untuk memulai fase pembangunan serangan, sedangkan Casado naik sebagai pengubung antar lini (atas). Bernal turun jauh ke bawah sebagai otak pembangunan serangan. (bawah).
Di atas kertas, Flick menerapkan formasi 4-2-3-1. Di atas lapangan, pola empat bek terus dipertahankan dengan Bernal yang turun sejajar bersama para bek tengah. Pergerakan Bernal yang turun ke bawah menunjang Jules Kounde untuk overlap ke atas.
Cubarsi dan Inigo Martinez bergerak melebar, sedangkan Alejandro Balde tetap pada posisinya. Casado pun berperan sebagai gelandang poros yang memulai serangan Barcelona dari bawah.
Sementara itu, Casado naik sejajar dengan Raphinha dan Kounde. Ferran Torres, Yamal dan Lewandowski tetap di depan untuk mencari ruang sembari menunggu progresi bola. Pola 4-2-3-1 pun berubah menjadi 4-3-3 ketika fase build-up.

Dalam praktik penciptaan peluang, Barcelona banyak mengandalkan progresi bola ke ruang kosong di baris pertahanan Valencia yang menggunakan bentuk 4-4-2. Selain gol pertama, penalti Barcelona juga berawal dari pergerakan Raphinha di ruang pertahanan Valencia.
Lewandowski menuntaskan eksekusi penalti di menit 49 dan skor 2-1 pun bertahan hingga laga usai. Setelah unggul, Barcelona berhasil tampil dominan. Serangan Valencia yang banyak menuju sisi sayap selalu mampu diantisipasi.
Setelah bereksperimen dengan para siswa La Masia, Flick juga menjadikan Eric Garcia sebagai kelinci percobaan pada paruh kedua. Garcia, yang merupakan alumni La Masia dicoba mengisi peran gelandang poros kedua, menggantikan Marc Bernal pada menit ke-71.
Meski berposisi natural sebagai bek tengah, penampilan Garcia di lini tengah sama baiknya. Garcia banyak berperan mendistribusikan bola dengan persentase akurasi umpan 91 persen.
“Memulai dengan tiga poin sangat penting bagi kami. Saya lebih menyukai babak kedua daripada babak pertama,”
Casado mengaku girang dengan penampilan apiknya di Mestalla. Menurut Casado, profesionalisme yang ditunjukkan seluruh pemain adalah salah satu faktor Blaugrana, julukan Barcelona, berhasil menampilkan suguhan apik.
“Kami tahu ini akan menjadi pertandingan yang rumit, Mestalla selalu menjadi lapangan yang sangat sulit dan sangat positif untuk mendapatkan tiga poin dari sini,” ujar Casado dikutip Mundo Deportivo.
“Semua orang bekerja seperti yang terbaik dan saya pikir mereka pantas mendapatkannya. Yang kami tahu adalah kami akan bekerja 100 persen untuk mendapatkan peluang maksimal,” pungkasnya.
Secara khusus, Flick juga melontarkan pujian kepada Yamal yang lagi-lagi menjadi bintang di laga ini. Menurut Flick, pemain Spanyol berdarah Maroko tersebut tidak hanya membuat fans Barcelona jatuh cinta, tetapi juga berhasil mengambil hati seluruh pencinta sepak bola di seluruh dunia.
“Lamine adalah pemain hebat dan semua orang yang menyukai sepak bola senang melihat pemain seperti dia, wajar jika orang-orang bertepuk tangan untuknya,” ucap Flick.
Para anak nakal La Masia
Namun, gemerlap penampilan apik tersebut tidak sejalan dengan apa yang terjadi di luar lapangan. Setelah pulang dari Valencia, sejumlah wonderkid Barcelona justru tidak menunjukkan sikap seorang atlet profesional.
Lini masa media sosial dihebohkan dengan unggahan pada Instagram Story di akun Jules Kounde. Pada unggahan tersebut, tampak sejumlah pemain Barcelona, termasuk Yamal dan Casado begadang hingga subuh.

Yamal, Casado, Pedri dan Hector Fort kedapatan terjaga hingga pagi hanya untuk bermain sepak bola meja. Padahal, mereka harus beristirahat untuk memulihkan stamina alias recovery.
Pukul tiga dini hari waktu setempat, para pemain lain sudah terlelap di Ciudad Esportiva Joan Gamper, Barcelona usai melakoni perjalanan jauh dari Valencia. Namun, para pemain ini memilih bercanda riang seraya memutar stik sepak bola meja.
“Kalian adalah orang-orang paling aneh. Pergi tidur! Saya tidak tahu lagi,” tulis Kounde pada unggahannya di akun @jkeey4.
Diketahui, para pemain Barcelona dijadwalkan menjalani sesi latihan kembali pada pukul 11.30 siang waktu setempat. Hingga tulisan ini dibuat, belum ada pernyataan resmi dari tim kepelatihan Barcelona perihal perilaku indisipliner ini.