Patriot Roller Skate School merupakan salah satu sekolah sepatu roda yang dikhususkan untuk freestyle. Patriot Skate, memulai komunitasnya dengan nol member.
Ludus.id menyambangi tempat berlatih Patriot Skate di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Ada sekitar 20-an siswa yang sedang berlatih dalam pantauan Demy Firmansyah selaku owner dan pelatih Patriot Skate.
Namun, ada kisah menarik ketika Demy mendirikan Patriot Skate pada akhir November 2022. Demy yang sebetulnya sudah malang melintang sebagai pelatih sebuah akademi roller skate atau sepatu roda mendapat penawaran dari Ketua Perserosi Kota Bekasi, Ubay Dillah, untuk mendirikan tim atau sekolah sepatu roda khusus freestyle.
‘Tantangan’ tersebut dijawab Demy dengan mendirikan Patriot Skate. Akan tetapi, awal berdirinya Patriot Skate tidak langsung mendapatkan member.
Mereka mencari tempat terlebih dahulu karena GOR Basket Kota Bekasi masih direnovasi dan tidak bisa digunakan. Akhirnya, Demy mendapatkan tempat di Revo Mall untuk Patriot Skate berlatih.
“Tahun 2023 itu kita berdiri itu kita nol member tidak ada murid sama sekali. Saya dan istri berlatih sendiri di Bekasi,” cerita Demy kepada Ludus.id.
Murid atau member pertama Patriot Skate didapat Demy ketika sedang bermain sepatu roda di Summarecon Bekasi. Ia melihat ada anak yang bermain sepatu roda dan mengajaknya untuk berlatih di Patriot Skate.
Seiring berjalannya waktu, nama Patriot Skate mulai dikenal publik Bekasi. Hingga saat ini, sudah ada 30 murid yang bergabung dengan Patriot Skate.
Ramai di Bekasi, tak menghentikan Demy untuk berinovasi. Ketika sedang bermain di Taman Menteng, Jakarta Pusat, ia mendapatkan penawaran dari pengelola untuk membuka tempat latihan di kawasan yang dulu merupakan stadion bagi Persija Jakarta.
“Awal ditawarinnya itu pada Agustus 2023 tetapi saya mikir dulu karena agak susah meninggalkan member di Bekasi,” jelas Demy.
Akan tetapi, Demy akhirnya berani mencoba untuk membuka Patriot Skate di Jakarta. Ia pun langsung mengurus segala kebutuhan agar sekolah skatenya bisa ‘bermarkas’ di Taman Menteng.
Demy tidak hanya bersurat dan berizin ke pengelola Taman Menteng, tetapi juga ke Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, di daerah Tanah Abang.
Perizinan pun akhirnya didapat Demy. Ia langsung membuka Patriot Skate di Taman Menteng pada 16 September 2023. Namun, sama seperti di Bekasi awal-awal, Patriot Skate tanpa siswa di Jakarta.
Meski tidak langsung mendapatkan siswa, Demy tak menyerah. Ia terus mempublikasikan kegiatan Patriot Skate di sosial media, termasuk di Instagram.
Tidak terlalu lama, Patriot Skate mendapatkan siswa yang berasal dari wilayah Menteng dan juga kebanyakan Jakarta Pusat. Bahkan, beberapa member di Bekasi pun ada yang pindah ke Jakarta.
“Malah sekarang kebanyakan datangnya ke sini (Jakarta) dan hampir setengahnya dari Bekasi pindah ke Menteng latihannya,” cerita Demy.
Dengan berlatih dua tempat, Patriot Skate memiliki jadwal latihan yang cukup pada. Jumat mereka membuka latihan di Bekasi pada sore hari, lalu hari Sabtu mereka membuka latihan pagi di Bekasi dan sore di Jakarta.
Tidak berhenti di dua hari itu saja, Patriot Skate juga membuka latihan pada hari Minggu pagi di Bekasi dan sore di Jakarta. Sedangkan, untuk weekday, Patriot membuka latihan pada Rabu sore di Menteng.
Patriot Skate menggratiskan biaya masuk tetapi mereka memiliki iuran bulanan bagi member yang sudah masuk. Member membayar Rp275 ribu untuk kelas Bekasi dan Rp375 ribu untuk Jakarta.
Member akan berlatih tiga kali dalam seminggu. Namun, Patriot Skate fleksibel jika ada member berhalangan hadir dan bahkan berlatih di dua tempat, seperti member Bekasi ingin mengganti hari latihan di Jakarta.
“Utamanya di Menteng sih. Kalau ditotal, sekarang ada 50-an member dalam jangka waktu empat bulan semenjak saya membuka Patriot Skate di sini. Total sekarang ada 70-an member,” jelas Demy.
Satu kelas lagi dibuka di ITC Kuningan, Jakarta Selatan. Namun, kelas ini tidak semuanya bisa diikuti oleh semua member Patriot Skate.
Demy menjelaskan bahwa kelas yang dibuka di ITC Kuningan adalah kelas intensif. Kelas ini dkhususkan bagi siapa saja yang ingin fokus berlatih sepatu roda freestyle.
“Biasanya, yang daftar itu member yang mau mengikuti kejuaraan karena mereka butuh fokus. Jika digabung dengan latihan di Bekasi ataupun Jakarta, takutnya terganggu karena membernya banyak dan juga ada kegiatan lain di lapangan,” jelas Demy.
Kelas intensif memiliki iuran yang berbeda dengan kelas reguler di Bekasi dan Jakarta. Iuran untuk intensif adalah Rp500 ribu per sesi yang berlangsung selama tiga jam.
Sejauh ini, Patriot Skate aktif mengikuti kejuaraan sepatu roda khusus freestyle seperti Bandung Open. Lalu beberapa kejuaraan lainnya seperti di Bali, Lampung, Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta.
Ingin Lahirkan Atlet
Memasuki tahun 2024, Patriot Skate memiliki target melahirkan atlit sepatu roda freestyle. Untuk mencapai hal tersebut, Demy dengan telaten melatih membernya yang kebanyakan masih berusia 10 tahun ke bawah.
Sebagai pelatih, Demy berupaya melakukan komunikasi yang baik kepada membernya yang masih anak-anak. Ia memang menyukai berinteraksi dengan anak-anak dan banyak membernya yang kini tak hanya memiliki kemampuan dasar sepatu roda, tetapi juga punya komunikasi yang baik.
“Saat saya buka di Menteng, memang kebanyakan yang datang mendaftar itu anak-anak yang biasanya bermain di rumah saja karena dulu sempat ada pandemi,” jelas Demy.
“Namun, saya berusaha berkomunikasi pelan-pelan dan alhamdulilahnya, banyak dari mereka kini bisa berkomunikasi dengan baik dan suka juga dengan sepatu roda,” tambahnya.
Meski suka berkomunikasi dengan anak-anak, Demy juga harus bisa menyesuaikan kurikulum pembelajaran kepada membernya. Ia kerap diingatkan oleh para pelatih seniornya agar tidak jumping dalam memberukan materi.
Patriot Skate saat ini menggunakan kurikulum dari World Skate, federasi yang mengatur regulasi dan kurikulum skateboard dan juga sepatu roda.
Kurikulum yang terdapat di World Skate itulah yang digunakan oleh Patriot Skate sebagai landasan ‘membentuk’ membernya menjadi atlit sepatu roda freestyle.
“Ada sekitar 170 trik di freestyle dan itu tidak mudah. Saat anak belum menguasai step kedua, tentu jangan naik ke step ketiga. Memang tidak mudah apalagi jika bicara dengan anak-anak usia lima tahun, harus kita contohkan triknya,” ungkap Demy.
Bagi Demy, Patriot Skate merupakan tim hura-hura, tetapi tetap ada seriusanya. Hal ini karena Demy dan pelatih di Patriot Skate punya keinginan. melahirkan atlet dan mendapatkan prestasi.
Aktifnya Patriot Skate mengikuti berbagai turnamen sepatu roda freestyle di Indonesia juga cukup berpengaruh. Melalui turnamen-turnamen itu, member akan merasakan atmosfer kompetisi.
“Selain itu, turnamen yang kita ikuti juga ada sistem rangkingnya seperti kalau dapat emas itu kita dapat beberapa poin. Kita harus rutin ikut kompetisi agar anak-anak juga dapat ranking turnamen,” jelas Demy.
Namun, bukan hanya mencetak atlit berprestasi saja, Demy ingin Patriot juga bisa melahirkan pelatih-pelatih yang mumpuni, khususnya di sepatu roda freestyle.
Motivasi Demy dalam membentuk pelatih juga besar, sebesar dirinya ingin mencetak atlet berprestasi dari Patriot Skate. Saat ini lima pelatih yang aktif di Patriot berasal dari kalangan internal klub.
“Ya dari internal Patriot juga saya ingin menciptakan pelatih. Selain hobi, sepatu roda nantinya juga bisa menjadi pekerjaan bagi mereka,” tukas Demy.