PBSI Andalkan Pemain Senior di Indonesia Masters 2025, Fajar/Rian Bertekad Raih Gelar Juara

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. (Foto/PBSI)

LUDUS – Turnamen Indonesia Masters 2025 menghadirkan sejumlah pebulu tangkis kelas dunia. Turnamen BWF World Tour berlevel Super 500 ini berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 21-26 Januari 2025.

PP PBSI pun, sebagai “rumah” para pebulu tangkis nasional sekaligus penyelenggara turnamen ini menurunkan para atlet terbaiknya. Total, terdapat 30 wakil Indonesia yang turun di lima sektor pada Indonesia Masters 2025.

Sederet nama-nama besar seperti Jonatan Christie (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra), tampil di turnamen ini.

Sayangnya, salah satu andalan tuan rumah, Anthony Sinisuka Ginting, tak bisa ikut beraksi. Pebulu tangkis 28 tahun itu masih dalam pemulihan cedera bahu.

Baca juga: PBSI Luncurkan Sport Science Analytics untuk Dongkrak Prestasi Bulu Tangkis

“Jadi, cedera bahu ini setelah dikonsultasikan langsung ke Ginting. Ini bukan cedera baru tapi cedera bawaan dari tahun lalu,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, di Istora Senayan.

Berangkat dari situ, Eng Hian menyatakan bahwa kondisi Ginting masih belum prima. Tentu, ini menjadi sebuah kerugian karena Ginting menjadi salah satu atlet yang diunggulkan menjadi juara mengingat rekornya yang pernah dua kali merebut medali emas Indonesia Masters di tahun 2018 dan 2020.

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. (Foto/PBSI)

“Kalau tahun lalu, dia menahan (cederanya) karena ada kualifikasi Olimpiade. Makanya, di setiap turnamen yang diikuti, dia hanya mengonsumsi pain killer,” lanjut Eng Hian.

Indonesia sebenarnya memiliki juara bertahan dari ganda putra, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, yang mampu memenangkan Indonesia Masters dua tahun beruntun di 2023 dan 2024. Namun, sejak pertengahan tahun lalu, keduanya dipisah dengan alasan penyegaran dan perbaikan prestasi.

Baca juga: Pelatih Legendaris Indonesia Herry Iman Pierngadi Resmi Latih Bulu Tangkis Malaysia

Eng Hian mengharapkan tiga penggawa senior, yakni Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, dan pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, bisa keluar menjadi yang terbaik di turnamen ini.

“Untuk gelaran Indonesia Masters 2025 ini, kami masih punya peluang dan masih berharap dari pemain-pemain senior. Kami punya unggulan pertama dari ganda putra, Fajar/Rian, lalu ada Gregoria, dan Jonatan,” ujar Eng Hian.

Lebih lanjut, Eng Hian mengatakan hasil dari Indonesia Masters ini juga akan menjadi salah satu indikator untuk mengevaluasi tim kepelatihan baru yang bekerja di bawah kepengurusan PP PBSI periode 2024-2028.

Langkah ini dilakukan guna mencari formulasi terbaik untuk diterapkan kepada para atlet pelatnas demi meningkatkan lagi prestasi bulu tangkis Indonesia di pentas internasional.

“Indonesia Masters ini jadi ajang pertama di kepengurusan PBSI yang baru. Setiap turnamen jadi event penting buat evaluasi pencapaian, tapi di Indonesia Masters turnamen di Indonesia sebagai tuan rumah kita berharap atlet-atlet kita bisa prestasi maksimal,” tegasnya.

Menjawab Tantangan PBSI

Sebagai salah satu pasangan senior, sangat wajar jika Fajar/Rian ditargetkan menjadi juara di Indonesia Masters 2025. Apalagi mereka merupakan ganda putra terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. (Foto/PBSI)

Fajar/Rian menempati posisi empat pada ranking dunia. Sebagai perbandingan, wakil Indonesia lainnya yang paling mendekati adalah Sabar Karyaman Gutama/Muhammad Reza Pahlevi Isfahani, berada di peringkat 10.

“Diandalkan jadi juara itu merupakan tantangan dan motivasi buat kami. Kami juga sudah lama tidak menjadi juara. Semoga dengan gelar juara di turnamen BWF Super 500 ini bisa menjawab tantangan dari pengurus.”

Fajar/Rian pun bisa menjawab tantangan PBSI dengan mulus setelah mengalahkan pasangan Denmark, Daniel Lundgaard/Mads Vestergaard, di babak pertama (32 besar) dengan skor 13-21, 21-19, dan 21-11. Kemenangan ini membuat mereka masih akan melanjutkan langkahnya ke babak 16 besar.

“Diandalkan jadi juara itu merupakan tantangan dan motivasi buat kami. Kami juga sudah lama tidak menjadi juara. Semoga dengan gelar juara di turnamen BWF Super 500 ini bisa menjawab tantangan dari pengurus,” kata Fajar.

Fajar/Rian perlu membuktikan diri dengan gelar juara. Mengingat performa mereka masih belum stabil meskipun berstatus sebagai ganda putra nomor 1 di pelatnas.

Total, hanya empat gelar yang bisa dipersembahkan Fajar/Rian dalam dua tahun terakhir. Di dua turnamen awal tahun ini pun, Malaysia Open dan India Open, mereka tersingkir cepat.

Untuk itu, mereka pun bertekad untuk kembali merengkuh podium tertinggi di turnamen ini seperti yang dilakukannya pada 2022. Apalagi, statusnya sebagai tuan rumah.

Selanjutnya, Fajar/Rian akan menghadapi wakil Malaysia, Low Hang Yee/Ng Eng Cheong, pada babak 16 besar di Istora Senayan, Kamis (23/1/25). (Pratama Yudha)


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.