PBSI Hadirkan Terobosan Baru Ajang Indonesia Open 2025

Ketua Panpel Indonesia Open 2025 Armand Darmadji, Sekjen PP PBSI Ricky Soebagdja, Kabid Humas PP PBSI Yuni Kartika, perwakilan sponsor, dan para atlet Alwi Farhan, Putri Kusuma Wardani, dan Fajar Alfian, saat konferensi pers, Rabu (8/5/2025). (Foto/Ludus.id/Pratama Yudha)

LUDUS – Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) melakukan perubahan besar jelang perhelatan Indonesia Open 2025 yang bergulir pada 3-8 Juni di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Perubahan dilakukan pada segi harga tiket dan lapangan.

Berbicara harga tiket, hal ini memang menjadi perhatian utama dari penyelenggaraan Indonesia Open dan Indonesia Masters dalam beberapa tahun terakhir. Para Badminton Lovers menyoroti tingginya harga tiket yang dijual oleh PBSI.

Induk federasi bulu tangkis nasional itu akhirnya merespons keluhan tersebut pada gelaran Indonesia Open 2025. Pada turnamen BWF World Tour berlevel Super 1000 itu, PBSI akhirnya menurunkan harga tiket, paling murah Rp50.000 dan termahal Rp1 juta untuk kategori VIP.

Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2025, Armand Darmadji, menegaskan bahwa harga tiket ini menjadi yang termurah di antara turnamen selevel lainnya di dunia. Namun, tetap disajikan dengan kualitas terbaik.

Baca juga: Perunggu Penuh Arti: Harapan Baru dari Piala Sudirman 2025

“Kami terus berusaha meningkatkan sajian dan kualitas Indonesia Open setiap tahunnya. Kami mempertahankan yang sudah baik, mendengar saran dan masukan dari stakeholder bulu tangkis Indonesia,” ucap Armand dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Selain itu, panpel Indonesia Open 2025 juga mengenalkan tiket one time entry (tiket sekali masuk) yang berlaku untuk kategori 1 dan 2. Sistem ini dilakukan untuk menghindari praktik percaloan.

“Kami terus berusaha meningkatkan sajian dan kualitas Indonesia Open setiap tahunnya.” Armand Darmadji, Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2025.

Selain itu, tiket one time entry ini juga memiliki keuntungan lain lantaran dapat dibeli dengan potongan harga 50 persen dari harga asli. “Tiket ini hanya boleh dibeli oleh penonton yang antre langsung di hari H pertandingan dan tidak dapat diwakilkan,” ujar Armand.

Perbedaan tiket one time entry dengan tiket reguler terdapat pada kebebasan penonton untuk masuk dan keluar Istora. Penjualan tiket Indonesia Open 2025 baru dimulai pada Kamis (8/5/2025) melalui website www.pbsi.id.

“Untuk one time entry, jika penonton sudah keluar dari area lingkungan Istora, mereka tidak bisa masuk lagi. Beda dengan tiket reguler yang bebas masuk dan keluar di hari yang sama. Itu batasan yang kami ciptakan,” jelas Armand.

Baca juga: Semifinal Piala Sudirman: Fadia Menangis, Alwi Bersinar, Bakri Melawan, Inilah Harga Sebuah Masa Depan!

Selain soal harga, PBSI juga melakukan terobosan mengenai karpet lapangan yang akan digunakan untuk bertanding. Jika biasanya berwarna hijau, karpet Indonesia Open 2025 dipastikan berwarna biru yang merupakan hasil dari kerja sama dengan brand Victor selama dua tahun ke depan.

“Akan ada nuansa baru dalam lapangan dengan karpet yang berwarna biru. Ini akan menjadi trademark untuk Indonesia Open seperti All England dengan karpet abu-abunya atau World Tour Finals dengan karpet merahnya,” kata Armand.

Targetkan 1 Medali Emas

Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting. (Foto/Ludus.id/Pratama Yudha)

Tak hanya ingin sukses secara penyelenggaraan, PBSI juga ingin sukses menorehkan prestasi di Indonesia Open 2025. Sudah tiga tahun wakil Indonesia nirgelar dari turnamen yang digelar di rumah sendiri ini.

Terakhir kali wakil Indonesia berdiri di podium tertinggi di Indonesia Open pada edisi 2021. Kala itu, pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meraih medali emas.

Federasi tertinggi bulu tangkis Indonesia itu pun telah mematok target yang realistis untuk dicapai. Sekretaris Jenderal PBSI, Ricky Soebagdja mengatakan, setidaknya Indonesia diharapkan bisa membawa pulang satu medali emas dari sektor tunggal putra atau ganda putra.

“Target kami adalah membawa pulang satu gelar juara dari tunggal putra atau ganda putra. Sektor yang lain diharapkan bisa terjadi kejutan,” kata Ricky.

Baca juga: Badminton Asia Championships 2025: Leo/Bagas dan Jafar/Felisha Terhenti di Semifinal, Indonesia Tanpa Gelar Juara

Optimisme itu muncul setelah melihat penampilan dua sektor tersebut di Piala Sudirman yang baru saja berlalu. Pada turnamen tersebut, Alwi Farhan dan Jonatan Christie mampu tampil apik dan berperan mengantarkan Indonesia membawa pulang medali perunggu.

“Persiapan yang optimal menghadapi Indonesia Open ditambah dengan penampilan yang bagus di Piala Sudirman juga bermain di kandang sendiri, saya yakin para atlet bisa tampil maksimal,” ujar Ricky.

Di sisi lain, pebulu tangkis debutan namun juga andalan tuan rumah di Indonesia Open 2025, Alwi Farhan, mengaku tak gentar bersaing dengan para pemain yang memiliki jam terbang tinggi. Dia merasa percaya diri untuk mematok target lolos ke semifinal.

Kepercayaan diri itu ditunjukkan Alwi untuk memacu dirinya agar bisa meraih prestasi yang lebih baik. Kebetulan, dia juga tampil oke di Piala Sudirman 2025 dengan mengalahkan andalan Denmark, Anders Antonsen.

Baca juga: All England 2025: Leo/Bagas Tembus Babak Final, Hentikan Sabar/Reza

“Ekspektasi setiap atlet pasti tinggi. Ekspektasi orang pasti lebih tinggi lagi. Saya hanya bisa ikhtiar, berusaha sebisa saya. Tapi, diusahakan yang terbaik,” ucap Alwi.

Satu sosok yang pasti dirindukan publik Istora pasti adalah Anthony Sinisuka Ginting. Salah satu tunggal putra terbaik tanah air itu dipastikan absen pada Indonesia Open 2025 lantaran masih pemulihan cedera bahu kanan.

Kendati demikian, Anthony memastikan dirinya akan tetap hadir untuk memberikan dukungan kepada rekan-rekannya yang bertanding. “Pasti mau nonton dan datang seperti di Malaysia Masters kemarin kan ada beberapa kali nonton juga,” kata Anthony.

Menyoal target comeback, Anthony menegaskan jika prosesnya berjalan sesuai prediksi, maka dia baru akan kembali bertanding pada Juli mendatang.

“Tapi, kita lihat juga kondisinya, memang sudah siap atau belum. Tidak mau terburu-buru juga takutnya (pemulihan) tinggal sedikit lagi, tapi dipaksakan, jadi sakit lagi,” ungkap atlet 28 tahun itu.

PBSI Ulang Tahun ke-74

Pengurus PP PBSI bersama para atlet pelatnas merayakan HUT ke-74. (Foto/Pratama Yudha)

PBSI merayakan ulang tahunnya ke-74 pada 5 Mei. Peringatan ulang tahun dilakukan setelah para atlet baru saja pulang dari China mengikuti turnamen Piala Sudirman 2025.

Ketua Umum PP PBSI, Fadil Imran mengatakan, terdapat sejumlah mimpi yang ingin digapai, terutama terkait transformasi di tubuh PBSI. Fadil menjelaskan, PBSI memiliki beberapa program, mulai dari audit, mengakomodir karier pemain pasca pelatnas, dan ingin menjadikan pelatnas sebagai akademi bulu tangkis yang melahirkan program, pelatih, dan atlet.

“Ke depan ekosistem ini tidak pernah putus untuk menghasilkan atlet, pelatih, dan wasit. Kami juga ingin lebih objektif dalam menyeleksi atlet yang bergabung ke pelatnas,” ujar Fadil.

Ke depannya, para calon atlet yang akan bergabung ke pelatnas akan menjalani serangkaian tes, mulai dari pendahuluan, psikologi, kesehatan, fisik, dan tertulis. Selain itu, dia juga berharap Indonesia mampu mempertahankan tradisi juara di multievent, turnamen beregu seperti Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman.

“Mudah-mudahan dengan kekuatan yang ada, apa yang menjadi harapan masyarakat Indonesia, bisa membawa pulang Piala Sudirman, menambah jumlah gelar Piala Thomas, bukan hanya jadi finalis, dan semoga juga di Piala Uber,” pungkas Fadil.

Laporan: Pramata Yudha


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.