Pelari 10.000 Meter Tercepat se-Dunia Itu Bernama Agnes Jebet Ngetich

 

Pelari Kenya Agnes Jebet Ngetich saat memecahkan rekor lari 10.000 meter pada lomba lari 10 km di Valencia Iberjaca, Spanyol, Minggu (14/1/2024)

Kenya selalu melahirkan pelari yang membuat dunia terperangah. Teranyar, pelari putri bernama Agnes Jebet Ngetich memantik rasa kagum publik setelah dirinya memecahkan rekor lari 10 kilometer.

Lomba lari 10 km Valencia Iberjaca, Spanyol, Minggu (14/1/2024) jadi saksi sejarah ketika Anges Ngetich finis dengan catatan waktu 28 menit 46 detik. Atlet berusia 22 tahun ini jadi pelari pertama yang memecahkan tembok 29 menit 14 detik, rekornya yang dua tahun lalu ditorehkan oleh pelari Etiopia, Yalemzerf Yehualaw di kejuaraan balap lari campuran 10 km di Castellon, Spanyol pada Februari 2022.

Ngetich tidak menyangka bisa unggul 28 detik dari Yehualaw dan membuat sejarah di Negeri Matador.

“Saya sangat bahagia. Saya tidak menyangka bisa membuat rekor dunia. Saya awalnya hanya ingin memperbaiki catatan waktu, sekitar 29:14, namun saya bangga bisa berlari dengan catatan waktu 28 menit,” ujar Ngetich.

Selain memecahkan rekor kecepatan balap lari 10 km jalanan, catatan waktu Ngetich juga melampaui rekor dunia lari 10 km di lintasan milik pelari Etiopia, Letensebet Gidey, yaitu 29 menit 01,03 detik.

Pelari Kenya Agnes Jebet Ngetich saat menjuarai sebuah lomba lari.

Jalannya balap lari

Balap lari 10 km Valencia Iberjaca 2024 dinaungi kondisi yang tidak ideal buat para pelari putra dan putri. Cuaca berangin dan lebih panas dari biasanya.

Meski demikian, seluruh mata tertuju kepada Agnes Jebet Ngetich. Dia jadi favorit setelah menjuarai balap lari 10 km dengan catatan waktu 29 menit 26 detik di Urban Trail De Lille di Lille, Prancis, November silam. Saat itu dia mengungguli kompatriotnya, Emmaculate Anyango (30:01) dan Christine Njoki (30:41).

Peraih emas kategori tim di kejuaraan dunia cross country 2023 itu sebelumnya mengukir rekor 10 km balap lari khusus putri dengan catatan waktu 29 menit 24 detik di Brasov, Rumania pada September silam. Namun, prestasi itu tidak dihitung karena lintasan lari yang digunakan di Brasov ternyata tidak memenuhi standar dari Federasi Atletik Dunia. Meski demikian, bisa dibilang Ngetich tetap menunjukkan grafik menanjak. Maka, wajar saja ekspektasi penggemar lari begitu tinggi kepada dirinya.

Ngetich menjawab mereka dengan penampilan apik dalam lomba lari yang berlangsung sengit di Valencia. Sang favorit berlari bersama kelompok elite putra dan bertahan dengan mereka sampai pertengahan balapan. Ngetich, Emmaculate Anyango, dan Lilian Rengeruk melewati kilometer ketiga dengan waktu 8 menit 29 detik.

Ngetich mampu mempertahankan kecepatan dengan rata-rata 2 menit 52 detik per kilometer. Saat balapan mencapai lima kilometer, dia menorehkan waktu 14 menit 13 detik yang menyamai rekor dunia milik Beatrice Chebet. Catatan waktu tersebut unggul enam detik atas rekor dunia yang dibuat oleh pelari Etiopia, Ejgayehu Taye di Barcelona pada 2021.

Total 11 pelari putri melewati kilometer kelima dengan mematahkan rekor 15 menit. Sejak pertengahan balapan hingga akhir barulah Agnes Ngetich berakselerasi melawan para kompetitornya. Di kilometer kedelapan, Ngetich mencatatkan waktu 23 menit 10 detik dan melaju nyaman terdepan.

Di akhir balapan, sejarah itu kemudian tercipta.

Pelari Kenya Agnes Jebet Ngetich saat memecahkan rekor lari 10.000 meter pada lomba lari 10 km di Valencia Iberjaca, Spanyol, Minggu (14/1/2024)

Berlian baru dari Kenya

Seperti para pelari dari Afrika pada umumnya, Agnes Jebet Ngetich melihat lari sebagai jalan keluar dari kemiskinan. Ngetich berlatih lari sejak sekolah dasar.

Namanya mulai dikenal setelah menjuarai balap lari 5.000 meter dalam uji coba balap lari Kenya Afrika U-20 pada Maret 2019. Saat itu, usianya 18 tahun.

Ngetich kemudian finis kelima di kejuaraan lari Kenyan Cross Country pada November 2021. Dia kemudian berlatih keras untuk memperbaiki kecepatannya.

Hasilnya pada September 2022, Ngetich finis kedua pada festival lari Brasov, Rumania. Dia kalah dari Sheila Chepkirui kala itu.

Pada Februari 2023, pelari kelahiran 23 Januari 2001 itu menyabet perunggu dalam kategori individu dan emas dalam kategori tim di kejuaraan dunia cross country di Bathurst, Australia.

Pada 2023, waktu terbaik Ngetich adalah 8 menit 32,62 detik untuk lari 3.000 meter, 14 menit 36,70 detik untuk 5.000 meter, dan 31 menit 34,83 detik untuk 10 ribu meter di lintasan. Catatan waktu terakhir itu dibuat saat dia finis keenam di Kejuaraan Dunia Atletik di Budapest, Hungaria, Agustus lalu.

Pelari Kenya Agnes Jebet Ngetich saat sedang mengikuti lomba cross country.

Peningkatan rekor dunia lari jarak jauh oleh perempuan telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada awal tahun 1970-an, pelari terbaik putri hanya berlari 37 menit untuk jarak 10 km di jalan raya. Rekor itu kemudian dipatahkan Grete Waitz dari Norwegia yang mencatatkan waktu terbaik dunia menjadi 31 menit 32 detik pada 1983.

Liz McColgan adalah wanita pertama yang mencatat waktu di bawah 31 menit dalam ajang balap lari 10 km di jalan raya dengan waktu 30:39 pada 1989. Rekannya dari Inggris, Paula Radcliffe, berlari 30:21 pada 2003.

Lalu Joyciline Jepkosgei dari Kenya mencatat waktu 29:43 pada 2017, yang dipatahkan oleh Kalkidan Gezahegne dari Bahrain 29:38 pada 2021, dan dipatahkan lagi oleh Yehualaw dengan rekor 29:14 dua tahun lalu. Kini rekor tersebut diperbarui oleh Ngetich.

Agnes Ngetich akan berpartisipasi di kejuaraan dunia cross country di Belgreade, Serbia pada Maret mendatang. Dia kemudian bakal mencoba untuk mengukir rekor dan meraih emas bagi Kenya di ajang Olimpiade Paris pada Juli-Agustus mendatang.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.