LUDUS – Teka-teki masa depan pelatih legendaris Indonesia, Herry Iman Pierngadi, atau akrab disapa Herry IP akhirnya terjawab. Setelah meninggalkan PBSI, dia resmi bergabung dengan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mulai 2025.
Kabar itu diumumkan langsung oleh BAM melalui unggahan di akun media sosial resminya, Sabtu (11/1/25). BAM menjelaskan bahwa Herry IP mulai bekerja pada 1 Februari 2025 sebagai pelatih ganda putra.
“BAM dengan berbahagia mengumumkan penunjukkan legenda ganda Indonesia Herry Iman Pierngadi sebagai pelatih kepala ganda putra nasional yang baru,” demikian pernyataan BAM.
“Herry memiliki rekam jejak yang bagus, dengan melatih juara Olimpiade Candra Wijaya-Tony Gunawan (Sydney 2000) dan Markis Kido-Hendra Setiawan (Beijing 2008),” lanjut pernyataan tersebut.
Baca juga: Jadi Wamenpora, Ini Misi Taufik Hidayat
Desas-desus kepindahan Herry IP ke Malaysia memang telah menjadi buah bibir sejak akhir tahun lalu. Tak lama setelah dirinya tak masuk dalam tim kepelatihan pelatnas PBSI 2025.
Mendengar hal tersebut, BAM pun bergerak cepat untuk menawarkan kontrak pada pelatih yang memiliki julukan Naga Api itu. Dia sebelumnya menjadi kandidat pelatih ganda putra Malaysia bersama dengan Flandy Limpele dan Mathias Boe.
Pada akhirnya, BAM menjatuhkan pilihan pada Herry IP. Kepastian ini sekaligus membuat pria 62 tahun untuk pertama kalinya melatih negara lain setelah mengabdi kepada PBSI selama lebih dari 30 tahun atau tepatnya sejak 1993.
Keputusan BAM memilih Herry IP tak lepas dari tangan dinginnya yang telah melahirkan sejumlah ganda putra hebat. Mulai dari pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan dan Markis Kido/Hendra Setiawan.
Baca juga: Gideon Badminton Academy, Upaya Marcus Gideon Lahirkan Pebulutangkis Berbakat
Dia juga memiliki peran dalam mengangkat prestasi pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Paling fenomenal tentu pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Berkat polesannya, pasangan berjuluk The Minions merajai BWF World Tour dalam waktu yang cukup lama dan menduduki peringkat 1 dunia selama lima tahun.
Bersama BAM, Herry IP akan menangani sejumlah ganda putra potensial milik Malaysia, seperti Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Pelatih Pencinta Burung
Herry IP adalah pelatih bulu tangkis Indonesia yang lahir di Pangkal Pinang, Kepualauan Bangka Belitung, 21 Agustus 1962. Sebelum menjadi pelatih, dia sempat menjadi bagian dari pelatnas sebagai junior dari tunggal putra legendaris, Liem Swie King.
Karier kepelatihannya dimulai dari klub Tangkas pada 1989. Empat tahun berselang, dia bergabung dengan PBSI guna menjadi pelatih pratama di pelatnas Cipayung mulai 1993.
Mulai 1999, dia mengggantikan posisi Christian Hadinata sebagai pelatih kepala ganda putra. Sejak saat itu, dia semakin menunjukkan prestasi sebagai pelatih bertangan dingin yang sukses melahirkan sejumlah juara.
Kesuksesan tertingginya tentu ketika mengantarkan pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan meraih medali emas Olimpiade Sydney 2000. Prestasi yang sama kembali diulang oleh pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008.
Selain itu, dia juga berperan dalam raihan medali perunggu yang dibawa pulang pasangan Flandy Limpele/Eng Hian di Olimpiade Athena 2004. Dia pernah meninggalkan pelatnas PBSI pada medio 2008 hingga 2011.
Di momen itu, dia sempat menjauh dari bulu tangkis dan menekuni hobinya dalam memelihara burung. Kemudian, pada 2011 dia kembali dipercaya PBSI untuk menukangi ganda putra.
Di periode keduanya, dia mengorbitkan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan meraih podium tertinggi di Kejuaraan Dunia 2013 dan 2015 serta juara di berbagai turnamen bergengsi termasuk All England dan Indonesia Open.
Herry IP juga melahirkan pasangan fenomenal Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang memiliki julukan The Minions. Tak ketinggalan pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Keberhasilan itu menunjukkan bahwa Herry IP memiliki kejelian dalam mengembangkan potensi para atletnya. Pada 2024, PBSI sempat melakukan pergeseran pelatih dan dia dipindah ke sektor ganda campuran jelang Olimpiade Paris 2024. (Pratama Yudha)