Lautaro Martinez membuat publik Argentina yang hadir di MetLife Stadium, Amerika Serikat, seketika bersorak usai golnya dua menit jelang waktu normal berakhir. Striker milik Inter Milan itu tak hanya mengantarkan La Albiceleste sebagai tim pertama yang melangkah ke babak perempat final Copa America 2024, dia sekaligus membuktikan kepantasan untuk menjadi starter di lini serang Tim Tango.
Cile menghadapi Argentina pada laga kedua Grup A Copa America 2024 pada Rabu pagi (26/6) WIB. Laga ini langsung menyajikan permainan bertensi tinggi.
Tak hanya memperebutkan kemenangan untuk memastikan tiket lolos ke babak perempat final lebih cepat, kedua negara juga bertaruh gengsi.
Terbukti, aksi saling serang tersaji sepanjang pertandingan. Meski Cile tak mendominasi laga, mereka mampu membuat Argentina frustrasi dengan solidnya lini pertahanan dan ketangkasan yang dimiliki sang kiper sekaligus kapten tim, Claudio Bravo.
Bayangkan saja, La Albiceleste melepaskan 22 tembakan di laga ini dan hanya satu yang berbuah gol. Itu pun menjelang duel berakhir. Itu menunjukkan betapa tangguh Bravo dalam mengawal gawang Cile di partai krusial ini.
Di sisi lain, La Roja juga tak mampu menembus pertahanan Emiliano Martinez yang tampil garang dalam duel ini dengan menggagalkan tiga peluang emas Cile. Kredit memang patut diberikan untuk kedua kiper tersebut.
Pujian lainnya juga pantas diberikan kepada pelatih Argentina, Lionel Scaloni. Dia sangat cerdas dalam menilai situasi pertandingan dan mampu mengambil keputusan tepat di tengah kebuntuan yang dialami Lionel Messi dan kolega.
Scaloni dengan jitu memasukkan pemain yang memiliki kreativitas tinggi, seperti Angel Di Maria dan Giovani Lo Celso, ketika tim asuhannya sudah kepayahan dalam membongkar pertahanan Cile.
Dia juga mengganti Julian Alvarez dengan Lautaro Martinez untuk menyegarkan lini serang. Terbukti, Martinez kembali membayar kepercayaan itu dengan gol tunggalnya yang mengantarkan Argentina ke fase gugur usai mengumpulkan enam poin hasil dari dua kemenangan di fase grup.
Sementara, Cile harus menunggu hingga laga terakhir melawan Kanada untuk menemani Argentina sebagai wakil dari Grup A di babak 8 besar. Pun, kemenangan jadi harga mati bagi La Roja untuk bisa lolos sebagai runner-up.
“Ini adalah kemenangan yang pantas kami dapatkan. Pertandingan ini tak mudah dan dimenangkan di saat yang paling tak diharapkan. Tim ini selalu percaya dan terus menyerang sampai akhir,” ujar Scaloni selepas pertandingan dikutip situs resmi Federasi Sepak Bola Argentina (AFA).
“Ini laga yang sangat berat. Cile melakukan pekerjaan yang luar biasa. Tapi, kami bermain sangat baik. Kami sangat puas karena kami bisa menikmatinya beberapa hari ke depan,” lanjut dia.
Revans Argentina
Rivalitas Cile dengan Argentina semakin meruncing sejak La Roja dihuni generasi emasnya pada 2015. Pada masa itu, Cile kerap menjadi batu karang yang menghalangi mimpi Argentina untuk menjadi yang terbaik di daratan Amerika.
Saat itu, Cile memiliki para pemain sekelas Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Charles Aranguiz, Eduardo Vargas, Gary Medel, dan Claudio Bravo. Mereka dipimpin oleh pelatih sekelas Jorge Sampaoli.
Di era itu, Cile berhasil memaksimalkan potensi para pemainnya untuk meraih prestasi tertinggi. Pada Copa America 2015, Chile berhasil menghempaskan mimpi La Albiceleste untuk mengakhiri puasa gelarnya setelah terakhir kali juara pada 1993.
Di partai final, mereka berhasil keluar sebagai juara di hadapan pendukungnya sendiri setelah menang 4-1 lewat adu penalti usai bermain imbang tanpa gol selama 120 menit.
Setahun berselang, turnamen ini kembali hadir dalam edisi spesial berlabel Copa America Centenario 2016. Di tahun tersebut, Cile berhasil mempertahankan gelar juara setelah kembali mengalahkan Argentina di laga puncak.
Kedua tim lagi-lagi nirgol selama 120 menit sehingga pemenang harus ditentukan lewat babak tos-tosan. Cile menang dengan skor 4-2 dalam laga di MetLife Stadium.
Kini, setelah delapan tahun, kedua tim kembali berhadapan di MetLife Stadium dan La Albiceleste berhasil menuntaskan dendamnya berkat gol tunggal Lautaro Martinez.
“Terkadang, kondisi di lapangan bisa membuat kami harus menunggu lebih lama dan itu menguntungkan lawan. Untuk melawan tim-tim Amerika Selatan di kompetisi seperti ini, Anda harus menyelesaikan pertandingan dengan cara tertentu,” kata kapten Argentina, Lionel Messi.
Sebenarnya, Argentina dan Cile sebelumnya sudah sempat bertemu lagi pada Copa America 2019 dalam duel perebutan peringkat ketiga yang dimenangkan oleh Argentina dengan skor 2-1.
“Ini adalah pertandingan yang sulit untuk dimainkan. Ada waktu di mana kami selalu berhadapan sepanjang pertandingan. Kami tahu betul laga yang akan kami mainkan, dengan rivalitas seperti ini,” ujar gelandang Argentina, Alexis Mac Allister.
Ketajaman Lautaro Martinez
Argentina bisa dibilang beruntung memiliki penyerang sekelas Lautaro Martinez. Meski belum dipercaya menjadi starter dalam dua laga yang sudah dijalani La Albiceleste di Copa America 2024, dia selalu mampu memberi kontribusi maksimal ketika diturunkan.
Seperti di laga perdana kontra Kanada. Baru diturunkan pada menit ke-76 menggantikan Julian Alvarez, penyerang berusia 26 tahun itu berhasil mengunci kemenangan berkat golnya pada menit ke-88, yang jadi gol kedua Argentina di laga tersebut.
Eks striker Racing Club itu kembali menunjukkan dirinya memang sosok yang dibutuhkan lini depan Tim Tango. Kembali turun menggantikan Alvarez, kali ini pada menit ke-73, dia mencatatkan tiga tembakan yang dua di antaranya tepat sasaran dan salah satunya berbuah gol kemenangan hanya dalam tempo kurang lebih 17 menit di waktu normal.
“(Situasinya) pas dengan saya dan saya bisa untuk mengonversinya jadi gol. Pertandingan ini selalu berjalan seperti itu, ketat dan kompleks. Tapi, kami senang karena kami bisa meraih tiga poin dan kami harus lanjut bermain dengan cara yang sama,” tutur Lautaro Martinez.
Tentu, kontribusinya dalam dua pertandingan awal di fase grup berpotensi membuka mata Scaloni untuk menjadikan dirinya starter di laga-laga selanjutnya. Kesempatan itu terbuka pada laga terakhir kontra Peru, Minggu (30/6) pagi WIB.
Keputusan menurunkan Martinez sebagai di formasi 11 awal patut dicoba Scaloni selagi performa sang pemain on fire. Bomber yang juga menjabat sebagai kapten Inter Milan itu memang sedang moncer.
Di level klub, dia mencetak 27 gol di semua kompetisi pada musim 2023-2024. Selain berkontribusi dalam raihan juara Liga Serie A musim lalu, dia juga terpilih sebagai top skor liga dengan torehan 24 gol.