Penangkal Bola Mati Inter Milan Bikin Arsenal Kena Senjata Makan Tuan

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi berhasil menemukan cara mematikan senjata bola mati Arsenal pada lanjutan Liga Champions 2024-2025 di Giuseppe Meazza, Milan, Kamis (7/11). (UEFA)

Arsenal terkena senjata makan tuan saat takluk 0-1 dari Inter Milan pada lanjutan Liga Champions 2024-2025 di Giuseppe Meazza, Milan, Kamis (7/11) dini hari WIB. Pressing man-marking tinggi berhasil dieliminasi tuan rumah, sedangkan skema bola mati yang selama ini menjadi andalan Arsenal justru tak mempan.

Inter Milan hanya bermain-main mematahkan segala rencana permainan Arsenal. Dapat dilihat pada statistik, Inter hanya melepaskan satu buah tembakan tepat sasaran dengan penguasaan bola hanya di angka 37 persen.

Namun, segala antitesis atas gaya bermain Arsenal dieksekusi dengan baik oleh tim besutan Simone Inzaghi. Pola bertahan 5-3-2 Inter juga masih sangat kokoh dan sulit ditembus.

Baca juga: 

Pemuda Keturunan Ambon, Tijjani Reijnders Bungkam Real Madrid

Usai pertandingan, Inzaghi menyinggung soal keberhasilan timnya meredam bola mati yang selama ini menjadi andalan Arsenal. Arsitek asal Italia itu pun memuji kekompakan yang ditampilkan anak asuhnya.

“Ini adalah kemenangan yang sangat penting. Kami harus berjuang untuk melawan tim yang sangat kuat dan intens, yang menyebabkan masalah bagi kami terutama dari permainan bola mati,” kata Inzaghi kepada Sky Sport Italia.

“Arsenal adalah salah satu tim terbaik yang pernah saya lihat di Liga Champions musim ini. Saya sangat senang melihat kekompakan dan soliditas tim. Arsenal memiliki banyak peluang, tetapi pada akhirnya Sommer nyaris tidak melakukan penyelamatan,” sambungnya kemudian.

Pada laga ini, Arsenal mendapat 13 kesempatan sepak pojok, namun tidak satu pun berhasil diubah menjadi gol. Padahal, skema sepak pojok adalah situasi favorit Arsenal perihal proses mencetak gol.

Setelah Manchester City, kini giliran Arsenal yang dibuat pusing oleh pola 5-3-2 Inter Milan. (Ilustrasi Ludus.id)

Di Liga Inggris, Meriam London sudah sering memanfaatkan sepak pojok untuk mencetak gol. Namun, pertahanan gerendel Inter Milan membuat sepak pojok Arsenal selalu mentah.

Inzaghi sudah mempelajari betul ragam skema sepak pojok Arsenal sehingga dirinya menyiapkan cara khusus. Juru taktik berusia 48 tahun ini menempatkan banyak sekali pemainnya di kotak penalti saat situasi sepak pojok.

Contoh terlihat pada menit ke-17, total terdapat 10 pemain Inter berada di dalam kotak penalti. Rinciannya, sebanyak enam pemain siaga di mulut gawang, sedangkan tiga lainnya mengawal Mikel Merino dan Gabriel Magalhaes yang bersiap menyambar bola dari dekat titik putih.

Adapun Hakan Calhanoglu berjaga di sisi kiri kotak penalti untuk bersiap menekan apabila Bukayo Saka, sang penendang, mengalirkan bola pendek ke Leandro Trossard. Bola pada akhirnya diangkat Saka ke tiang jauh, namun Thomas Partey tidak nyaman menyambar bola karena ditempel banyak pemain Inter.

Penampakan serupa terjadi pada menit ke-28. Sebanyak 10 pemain Inter Milan memadati kotak penalti, sedangkan Arsenal hanya menampatkan enam orang. Alhasil, Inter Milan pun unggul jumlah enam melawan empat.

Sebanyak 10 pemain Inter Milan memadati kotak penalti untuk menangkal eksekusi sepak pojok Arsenal. (UEFA).

Saka kembali mengirim umpan lambung ke area kerumumunan, namun kali ini berhasil dimentahkan kiper Inter Milan, Yann Sommer. Usai laga, pelatih Arsenal, Mikel Arteta berdalih bahwa yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan rencananya.

“Yang menjadi perhatian malam ini adalah hasilnya dan jelas di kedua kotak penalti pada akhirnya kami tidak melakukan apa yang harus kami lakukan. Ketika kami tidak melakukannya, orang lain tidak melakukannya dan itu saja,” tutur Arteta dilansir laman resmi klub.

Arsenal pada akhirnya termakan senjatanya sendiri. Pada tambahan waktu babak pertama, Inter Milan berhasil mencetak gol lewat eksekusi bola mati berupa penalti. Adapun penalti tersebut diberikan imbas dari handsball yang dilakukan Mikel Merino.

Hakan Calhanoglu berselebrasi usai mencetak gol penalti ke gawang Arsenal. (UEFA).

Calhanoglu melakukan tugas sebagai algojo dengan tenang. Bola diarahkan ke sisi tengah, kiper Arsenal, David Raya lantas salah menebak arah bola.

“Saya tidak mengerti (keputusan penalti), itu hanya pengalihan, tidak ada bahaya sama sekali, Anda tidak bisa bereaksi karena Anda sangat dekat tapi oke, mereka memutuskan itu penalti,” sesal Arteta.

“Sayangnya, tidak ada yang dapat kita lakukan. Kita tidak akan mampu mengubah itu. Jadi sayangnya, kita harus menerimanya dan terus maju,” ucap Arteta.

Pola cair disertai kesabaran

Pola cair yang ditunjukkan Inter Milan juga membuat sistem pressing man-marking Arsenal berantakan. Inter Milan bisa cepat sekali berubah dari bentuk 4-3-3 menjadi 4-2-4. Alhasil, para pemain Arsenal menjadi kebingungan karena pergerakan para punggawa Nerrazurri begitu cair dan cepat.

Inter Milan juga enggan terburu-buru menyerang. Mereka memilih pendekatan sabar dan mengalirkan bola ke belakang terlebih dahulu sebagai umpan pressing. Ketika sudah timbul ruang, mereka akan langsung mengarahkan bola panjang progresif.

Dalam beberapa kesempatan, Inter Milan kerap hanya menunggu dan memain-mainkan bola alih-alih melakukan progresi ke depan. Bahkan Stevan De Vrij sempat beberapa kali mengembalikan bola ke Sommer. Hal ini dimaksudkan untuk memancing Arsenal naik menekan.

Sementara, saat tidak memegang bola, pertahanan gerendel 5-3-2 Inter Milan sangat sulit ditembus Arsenal. Meriam London tidak memiliki solusi dalam membongkar blok rendah dan menengah Inter Milan.

Sepak bola memang seperti itu, kami menciptakan beberapa peluang bagus malam ini, tetapi kami tidak berhasil memanfaatkannya.

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta dibuat tertunduk lesu melihat rencana permainannya selalu berhasil dinetralisir Inter Milan. (UEFA).

Arsenal hanya berkali-kali menyerang lewat sisi kiri pertahanan Inter Milan dengan mengandalkan kecepatan Saka, terkadang ke kanan lewat Martinelli. Namun, Inter Milan selalu berhasil menang jumlah di kedua sisi sayap sehingga Saka atau Martinelli tidak memiliki banyak opsi umpan.

Tak ayal, statistik kualitas peluang Arsenal cukup memprihatinkan. Dari 21 percobaan tembakan, hanya tujuh di antaranya yang mengarah ke gawang.

“Sepak bola memang seperti itu, kami menciptakan beberapa peluang bagus malam ini, tetapi kami tidak berhasil memanfaatkannya. Tentu saja kami kecewa dengan hasil ini,” ujar Martinelli pada laman resmi UEFA.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.