Regenerasi adalah sebuah keniscayaan. Dalam olahraga, regenerasi perlu terjadi untuk melahirkan bibit bibit penerus prestasi Indonesia di ajang internasional. Inilah yang tengah dilakukan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) dalam Seleksi Nasional Taekwondo di kawasan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 17-22 April 2024.
Sebanyak 119 taekwondoin dari 18 provinsi hadir untuk berkompetisi menjadi yang terbaik. Dari usia kadet hingga senior beradu kemampuan agar terpilih masuk ke pelatnas taekwondo.
Para peserta seleknas kali ini dipilih berdasarkan sejumlah kriteria dari beberapa ajang taekwondo yang diadakan pada 2023. Pertama adalah peraih peringkat pertama dan kedua di babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (BK PON). Kedua adalah juara dan runner-up Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Kalimantan Selatan. Ketiga ialah kampiun Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas). Adapun yang keempat adalah juara di Kejuaraan Nasional Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
“Seleknas ini dilakukan untuk mencari atlet berpotensi, baik di tingkat senior maupun junior yang diproyeksikan untuk single dan multievent di tingkat internasional,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBTI, Brigjen Anggara Sitompul kepada Ludus.id pada Rabu (17/4).
Selama enam hari, para taekwondoin akan mengikuti rangkaian tes. Rangkaian seleknas dimulai dengan seleksi Poomsae pada Rabu (17/4), psikotes dan tes fisik pada Kamis (18/4), tes wawancara pada Jumat (19/4), coaching clinic dan tes kemampuan dasar pada Sabtu (20/4), seleksi Kyorugi Putri pada Minggu (21/4), dan ditutup dengan seleksi Kyorugi Putra pada Senin (22/4).
Ujian akan dipimpin oleh pelatih nasional Jang Chang Ha dan konsultan dari Kukkiwon, Kwak Yong Min. Kukkiwon adalah headquarter atau markas taekwondo dunia di Seoul, Korea Selatan.
Rangkaian tes tersebut akan menunjukkan siapa atlet yang memenuhi standar kategori untuk menjadi atlet pelatnas. Ada dua level yang disiapkan, yaitu atlet pelatnas senior dan junior.
“Para peserta yang kita pilih masuk senior itu berdasarkan hasil pemantauan Mister Jang Chang Ha sebagai pelatih kepala dan kemungkinan untuk mengisi satu kelas tim berisi 16 orang, yaitu delapan putra dan delapan putri untuk tim Kyorugi, dan enam atlet Poomsae,” jelas Ketua Pelaksana Seleknas Taekwondo 2024, Indra Pino Perdana.
Atlet senior akan diproyeksikan ikut multievent dalam waktu dekat. Dimulai dengan Asia Championship di Vietnam pada Mei. Disusul ASEAN University Games di Malang, Jawa Timur, pada Juni dan Juli. Kemudian Asian Indoor Martial Art Games di Thailand pada November.
Adapun atlet junior dan kadet dari seleknas akan disiapkan untuk road map Olimpiade 2028 dan 2032. PBTI bekerja keras untuk melahirkan atlet yang dapat tampil di Olimpiade. Terakhir kali taekwondoin Indonesia tampil di Olimpiade Athena, Yunani pada 2004, atas nama Juana Wangsa Putri dan Satrio Rahadhani.
Ke depan, sistem di pelatnas bakal menggunakan promosi dan degradasi. Tim utama akan diuji melawan lapis kedua setelah tiga hingga empat bulan sekali sebagai bentuk evaluasi.
Optimisme dan keutamaan sikap
Kontingen Kalimantan Timur yang dipimpin Sabeum Alfred Blegur (Kyorugi) dan Rastra (Poomsae) mengungkapkan optimisme mereka dalam seleknas 2024. Kontingen yang disponsori Ludus.id ini bermaterikan para atlet muda menjanjikan, yaitu Benaya Rafael Warkey (Kyorugi U-68 kg putra), Muhammad Rafi (Kyorugi U-54 kg putra), Diva Kirana Salsabilla (Kyorugi U-46 kg putri), dan Eka Rahmadani Kadir (Kyorugi U-53 kg putri). Juga Muhamad Naufal di nomor Poomsae Freestyle putra dan Ruhil Abdul Rasyid di nomor Poomsae Recognize putri.
“Ini anak-anak usia junior ke senior. Inilah usia mereka untuk berprestasi di tingkat senior. Harapan kami mereka dapat menampilkan kemampuan terbaik saat melaksanakan tes fisik, teknik, dan psikotes,” tutur Sabeum Alfred Blegur.
Para atlet putra pun berpendapat senada. “Saya ingin masuk pelatnas dan ingin bisa bertanding di luar negeri dan Olimpiade. Saya sudah dua bulan berlatih intensif sebelum ikut seleknas,” tegas Benaya Rafael, yang sebelumnya menjuarai Popnas dan lolos Pra-PON 2024.
“Semoga bisa lolos pelatnas agar bisa bertanding di kancah internasional,” ucap Muhammad Rafi yang sebelumnya merengkuh emas di ajang Popnas dalam kategori Kyorugi U-48 kg dan emas kejurnas PPLP di nomor Kyorugi U-51 kg.
Selain mencari atlet yang bagus secara teknik, fisik, dan mental, seleknas ini juga ingin mengajarkan keutamaan bersikap yang benar kepada para peserta.
“Attitude itu merupakan sikap yang menunjukkan hormat kepada para pelatih dan senior-senior taekwondo. Ketika bersikap hormat, orang itu berarti disiplin, loyal. Menurut kami, setiap keberhasilan paling utama adalah aspek disiplin. Dengan disiplin dia punya kehormatan, dan dengan punya kehormatan dia akan berbuat yang terbaik untuk bangsa,” beber Brigjen Anggara Sitompul.
Sama halnya dengan pernyataan konsultan taekwondo, Kwak Yong Min dalam sambutannya. Ia ingin para atlet bersikap hormat kepada sesama peserta dan pelatih. Sehingga ketika tampil di ajang internasional, atlet Indonesia bisa dikenal dunia karena sikap yang santun dan penuh hormat.