Peningkatan Manchester United Paksa Arsenal Keluarkan Kartu As

Jurren Timber menceploskan bola ke gawang Manchester United lewat sepak pojok pada laga pekan ke-14 Premier League di Emirates Stadium, London, Kamis (5/12) dini hari WIB. (Alex Keble/Premier League)

Peningkatan pesat Manchester United di bawah asuhan Ruben Amorim memaksa Arsenal mengeluarkan kartu as mereka, tak lain dan tak bukan adalah eksekusi sepak pojok. Kamis (5/12) dini hari WIB di Emirates Stadium, London pada pekan 14 Premier League 2024-2025, The Gunners melepaskan tujuh tembakan ke arah gawang, enam di antaranya berasal dari sepak pojok.

Arsenal membungkam sang tamu, Man United dua gol tanpa balas. Seluruh gol tersebut tercipta berkat tendangan penjuru. Dua gol Meriam London dicetak Jurrien Timber pada menit ke-54 dan William Saliba pada menit ke-73.

Man United menunjukkan peningkatan pesat dalam hal bertahan. Lewat pola 5-3-2, Setan Merah mengisolasi jalur umpan Arsenal ke lini tengah dan sayap. Tim asal London Utara itu pun cukup kesulitan menciptakan peluang lewat permainan terbuka.

Baca juga:

Manchester City Sudah Malas Main Bola

Sementara itu, Man United mempertahankan ide permainan seperti pada laga-laga sebelumnya, yakni umpan vertikal ke sisi sayap kiri yang dihuni Alejandro Garnacho. Namun, bintang muda asal Argentina ini berhasil dibungkam barisan pertahanan tuan rumah.

Praktis Man United gagal mencetak satu pun tembakan tepat sasaran pada babak pertama. Butuh lebih dari satu jam bagi Manchester Merah untuk melepaskan tembakan mengarah ke gawang pertama.

Tembakan on target pertama Man United baru tercipta pada menit ke-67 lewat tandukan Matthijs De Ligt. Perebutan penguasaan bola yang alot antara kedua tim membuat laga ini cenderung membosankan.

Kedua tim sama-sama kesulitan menciptakan peluang. Permainan di lapangan seolah merayu pemirsa untuk memindahkan kanal televisi ke laga Newcastle United kontra Liverpool yang menyajikan drama enam gol. Ditambah tempo permainan juga tidak begitu cepat meskipun intens.

Sepanjang laga, Man United hanya mampu melakukan enam sentuhan di kotak penalti Arsenal. Sementara, kubu tuan rumah hanya menguji peruntungan lewat sepak pojok.

Pertandingan bisa saja lebih menarik andai pelatih Man United, Ruben Amorim menurunkan amunisi terbaiknya sejak awal laga. Namun, arsitek asal Portugal ini memilih mencadangkan Amad Diallo, yang performanya tengah naik daun, karena alasan rotasi di tengah jadwal padat Setan Merah di sepanjang Desember 2024.

Amad yang absen pada babak pertama membuat distribusi bola Man United terhambat. Aliran bola saat fase membangun serangan juga tidak optimal. Sang gelandang, Bruno Fernandes kerap terpaksa turun jauh ke bawah menjemput bola untuk mengakomodasi build-up dari bawah.

Pertahanan Man United pada 45 menit pertama cukup solid. Mereka sukses membuat Arsenal frustrasi. Bukayo Saka berhasil dikantongi Tyrell Malacia. Kendati demikian, pemain asal Belanda ini tidak memiliki atribut menyerang sebaik Amad.

Amorim lantas menarik keluar Malacia dengan Amad jelang babak kedua dimulai. Pada akhirnya, tim yang berhak atas tiga poin adalah mereka yang berhasil mencetak gol.

Penampakan pola sepak pojok Arsenal saat enam pemain memadati tiang jauh lalu menyerbu ketika bola hendak dieksekusi, dua pemain sisanya siaga bola rebound. (Premier League)

Arsenal memiliki senjata pamungkas bernama sepak pojok. Skema sepak pojok Arsenal sebetulnya cenderung repetitif. Juru taktik Arsenal, Mikel Arteta hanya menumpuk enam pemain di tiang jauh, kemudian Kai Havertz dan kolega akan menyerbu mulut gawang ketika sang eksekutor melangkah menendang bola.

Adapun dua pemain sisanya siaga di sekitar garis kotak penalti untuk bersiap menyambut bola andai terjadi bola rebound. Cara ini terus diulang-ulang meski berkali-kali berhasil dipatahkan Man United.

Namun, fokus dan konsentrasi Man United tidak bertahan selama 90 menit penuh. Pada akhirnya, dewi fortuna tiba ketika Timber mengubah arah bola ke gawang dan saat Partey memantulkan bola ke bagian bokong Saliba.

“Kami membutuhkan itu. Saya pikir kami ingin menjadi sangat berbahaya dan sangat efektif dari setiap sudut dan setiap aspek permainan. Kami melatih semua itu,” ujar Arteta usai pertandingan, dipetik laman resmi klub.

“Hari ini kami tidak dapat mencetak gol dari permainan terbuka seperti yang kami lakukan melawan West Ham, melawan Sporting, jadi tim benar-benar yakin bahwa dari setiap sudut kami memiliki mentalitas untuk mengancam lawan dan mencoba mencetak gol,” tutur ahli strategi asal Spanyol ini.

“Hari ini ada dua bola mati, kami terus-menerus memiliki tendangan sudut yang mengancam,” tandas Arteta.

William Saliba berselebrasi usai mencetak gol kedua Arsenal ke gawang Manchester United (Alex Keble/Premier League)

Arsenal pun semakin mengukuhkan diri sebagai raja sepak pojok. Terhitung sejak awal musim lalu, Arsenal sudah mencetak 22 gol lewat eksekusi bola mati ini.

Ruben Amorim kurang riset?

Mari berkaca pada laga Liga Champions 2024-2025 antara kala Arsenal bertandang ke Guiseppe Meazza, markas Inter Milan. Berlangsung pada 7 November 2024 silam, kala itu Arsenal mendapat 13 eksekusi sepak pojok, namun tidak ada yang berbuah gol. Inter pun berhasil mendulang poin penuh berkat kemenangan tipis 1-0.

Pola sepak pojok Arsenal kala dikalahkan Inter Milan di Liga Champions 2024-2025 awal November silam tidak jauh berbeda dengan saat menjamu Man United. (UEFA)

Pada laga itu, pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi sudah mempelajari detail pola sepak pojok Arsenal yang sebetulnya minim variasi. Nerrazurri selalu menang jumlah dan berhasil mengganggu para pemain Arsenal ketika hendak menyambut umpan sepak pojok.

“Kami harus berjuang untuk melawan tim yang sangat kuat dan intens, yang menyebabkan masalah bagi kami terutama dari permainan bola mati,” ujar Inzaghi ketika itu.

Skema bola mati Arsenal pada laga itu juga sama dengan yang ditunjukkan saat menjamu Man United, yakni menumpuk enam pemain di kotak penalti. Kemudian pemain lainnya bersiaga di dekat titik putih.

Namun, laga tersebut justru tidak dijadikan Amorim sebagai pembelajaran. Maka, wajar jika pelatih asal Portugal ini amat menyesal. Amorim juga sadar bahwa seharusnya skema sepak pojok Arsenal mudah dibaca dan diantisipasi.

“Saya pikir tendangan sudut mengubah permainan, bola mati. Lalu kami kehilangan momentum. “Mereka sangat bagus karena mereka punya banyak waktu untuk mengerjakannya (latihan bola mati). Terutama untuk itu, mereka punya pemain-pemain hebat untuk itu, jadi itu adalah strategi,” sesal Amorim dilansir laman resmi klub.

“Dan, kami punya waktu dua minggu untuk mengerjakannya (mengantisipasi  sepak pojok). Kami mencoba melakukannya tetapi kami tahu setiap tim di Premier League menderita karena bola-bola mati. Itu memalukan karena kami tidak bermain dengan baik tetapi Arsenal juga tidak bermain dengan baik,” pungkas mantan pelatih Sporting Lisbon itu.

Dengan hasil ini, Arsenal terus bersaing di papan atas dengan menempati peringkat ketiga klasemen sementara, mengoleksi 28 poin dari 14 laga. Jumlah ini sama dengan yang dikumpulkan Chelsea yang berada di atasnya.

Sementara, kekalahan perdana Amorim di Inggris membuat Man United tertahan di peringkat 10 dengan perolehan 19 poin. Tugas Amorim masih tidak mudah sebab Manchester Merah masih berjarak tujuh poin dari empat besar.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.