Saat masih aktif menjadi pebasket, Rivaldo Tandra Pangesthio disebut sebagai salah satu pemain potensial. Bersinar di ajang Liga Mahasiswa (LIMA) bersama Universitas Pelita Harapan (UPH), beberapa klub menyatakan minatnya saat Rivaldo mulai kencang diisukan terjun di profesional pada 2019 lalu.
Namun, Satria Muda Pertamina Jakarta, tim yang memang membinanya memang menjadi satu-satunya tujuan Rivaldo. Ia pun akhirnya bermain di Indonesian Basketball League (IBL) bersama Satria Muda pada musim 2020. Tergolong terlambat memang karena saat membela tim milik pengusaha sukses Erick Thohir ini, usia Rivaldo sudah 26 tahun.
Pada musim pertamanya di di IBL, Rivaldo langsung bersinar. Tak ayal, ia sukses mendapatkan titel Rookie of The Year. Namun, ia tak mampu membawa Satria Muda juara. Bukan karena tersingkir di kompetisi, tetapi itu terjadi lantaran IBL 2020 dihentikan akibat pandemi Covid-19.
Barulah pada IBL 2021, Rivaldo mampu meraih gelar juara. Sayangnya, usai meraih titel IBL 2021, Rivaldo memilih pensiun dini. Cedera lutut Posterior Cruciate Ligament (PCL) menjadi faktor yang membuatnya memilih pensiun dini. Ya, baru dua musim di IBL, ia sudah gantung sepatu.
Kini, Rivaldo menjalani profesi sebagai pebisnis. Ia melanjutkan bisnis filter air yang ia rintis bersama kakaknya sejak masih duduk di bangku kuliah. Namun, bukan hanya bisnis yang ia jalani. Sosok asal Pontianak ini juga tak bisa jauh-jauh dari basket.
Sejak 2022 lalu, ia menjadi bagian dari tim asal kampung halamannya, Borneo Hornbills. Bukan sebagai pemain, ia adalah bagian dari klub basket yang didirikan Jansen Kamto dan Isenta Hioe tersebut.
Sudah pensiun sebagai pemain juga tak serta merta membuatnya berhenti berolahraga. Pria yang kini berusia 30 tahun tersebut mengatakan masih rutin berolahraga di pusat kebugaran atau gym. Rivaldo pun menikmati hari-harinya sebagai anak gym.
Setelah menjadi orang biasa, metode latihan di gym yang dijalani Rivaldo pastinya berbeda. Saat masih menjadi pebasket, di gym Rivaldo mengejar strenght (kekuatan), agility (kelenturan), dan fitness (kebugaran).
Sekarang, bagi dia yang terpenting tubuh berasa lebih fit dengan bonus badan bagus. Layaknya orang awam yang rajin pergi ke gym, ia melakukan salah satu metode latihan yang umum, yaitu push (dorong), pull (tarik), dan leg (latihan kaki).
Jadi, dalam satu hari, ia fokus melakukan gerakan dorong. Di hari lainnya, ia hanya memainkan gerakan tarik, dan di hari berbeda, Rivaldo cuma melatih otot kaki.
“Jadi satu hari push, hari yang lain pull, dan hari lainnya cuma squat (latihan kaki) saja. Ya ini metode latihan yang sangat umum memang. Dan saya latihan di gym juga hampir setiap hari,” Rivaldo mengungkapkan saat ditemui Ludus.id di kawasan Kelapa Gading, Jakarta beberapa waktu lalu.
Sebagai catatan, metode latihan lain yang dilakukan banyak anak gym non-atlet adalah full body workout. Dalam cara ini, seseorang melatih seluruh ototnya dalam satu hari. Ada juga metode latihan split di mana seseorang hanya melatih bagian otot tertentu dalam satu periode latihan.
Menyoal diet yang dilakukan, Rivaldo sangat menjaga pola makan. Makanan goreng-gorengan sangat ia batasi. Selain itu, untuk mendapatkan protein cukup, Rivaldo mengaku cukup banyak mengonsumsi daging dan sumber hewani lainnya.
Usia Muda Jadi Keuntungan Sebagai Pemandu Bakat
Menyoal pekerjaannya di manajemen Borneo Hornbills, Rivaldo saat ini menjabat sebagai Head of Talent Growth. Jadi, Rivaldo bertanggung jawab terhadap pencarian bakat pemain dan juga pengembangan pemain-pemain muda.
Masih memiliki usia relatif muda menjadi keuntungan Rivaldo menjalani tugas sebagai pemandu bakat. Secara umur, dirinya tidak terlalu jauh dengan para pemain muda yang ia pantau.
Rivaldo, yang berasal dari generasi milenial pastinya lebih mudah berkomunikasi dengan para pemain muda yang muncul dari Generasi Z (Gen Z). Sama-sama tumbuh di era teknologi membuatnya lebih nyambung saat ngobrol dengan talenta-talenta basket Indonesia.
“Pastinya, karena usia saya tidak jauh dengan para pemain potensial, ini membuat saya lebih mudah berkomunikasi dengan mereka. Bisa dibilang, scout yang usianya masih 30 seperti saya punya beberapa keuntungan dalam mencari dan mengembangkan pemain muda,” ucap Rivaldo.
Keberadaan Rivaldo yang merupakan orang asli Pontianak juga sejalan dengan visi klub yang nantinya ingin dibela talenta asli Kota Khatulistiwa. Untuk saat ini, Borneo memang sudah dibela pemain-pemain muda. Namun, kebanyakan masih berasal dari Universitas Esa Unggul (UEU).
Banyaknya pemain jebolan UEU tidak lepas dari keberadaan Tondi Raja Syailendra sebagai pelatih kepala di Borneo. Selain melatih Borneo, Tondi juga sudah lama membesut salah satu kampus kuat di LIMA itu.
Antusias Sistem Home & Away
IBL 2024 yang mulai digelar pada 13 Januari 2024 akan diadakan dengan sistem home & away. Jadi, sejak fase reguler, sampai final, penyelenggaraan pertandingan menjadi tanggung jawab tim tuan rumah. Mereka juga harus menunjuk sebuah venue sebagai kandang.
Selama dua musim berkarier di IBL, Rivaldo tentu saja belum merasakan format seperti ini, sekalipun di babak playoff. IBL 2020 dihentikan karena pandemi dan IBL 2021 diselenggarakan dengan cara abnormal.
Jangankan home & away, pada IBL 2021 kompetisi diadakan dengan skema bubble. Seluruh fase reguler dipusatkan di Robinson Cisarua Resort. Seluruh pertandingan berlangsung di sana dan para pemain, ofisial, panitia, perangkat pertandingan, hingga host dan komentator tidak boleh keluar dari penginapan seluas 4 hektar itu.
Babak playoff dipusatkan di BritAma Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta. Pihak-pihak yang terlibat dalam kompetisi menginap di Hotel Santika, Kelapa Gading dan dilarang keluyuran.
Oleh karena itulah, Rivaldo sangat antusias menanti IBL 2024. Format Home & Away menjadi bukti kalau liga ini sudah naik level. Terlebih, dari deretan pemain asing yang ada, banyak mantan pemain NBA.
“Tentu saja dengan format home & away, IBL akan lebih kompetitif. Reputasi pemain asing yang datang juga bagus-bagus. Liga ini sudah naik level tentunya,” kata Rivaldo.
Borneo Hornbills belum akan berkadang di Pontianak. Untuk sementara, mereka menjadikan GOR Tangkas, Cibinong, Bogor sebagai kandang. Namun, Rivaldo memastikan, ke depan Borneo Hornbills benar-benar berkandang di Pontianak.
Saat ini, pemerintah daerah setempat sedang membangun sebuah arena. Rivaldo belum bisa memastikan kapan arena tersebut siap.