Betapa lezat menu pembuka yang disajikan Persib Bandung di Liga 1 2024-2025. PSBS Biak, yang merupakan jawara Liga 2 musim lalu habis dilumat. Perbedaan level antara kedua tim begitu signifikan.
Persib begitu perkasa di hadapan lebih dari 10 ribu Bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/8) malam WIB. Para hadirin di stadion begitu terhibur oleh permainan tim kesayangan yang sarat akan dinamika.
Maung Bandung tahu kapan harus agresif, kapan harus mengatur tempo, kapan harus bermain sabar dan hafal cara mengeksusi peluang dengan efektif. Pelatih Persib, Bojan Hodak paham betul takaran komposisi taktik yang pas untuk sebuah hidangan bintang lima.
Empat gol pun bersarang di gawang PSBS Biak yang dikawal Mario Londok. David Da Silva membuka sekaligus menutup keran gol Persib, yaitu pada menit ke-18 dan 85. Beckham Putra dan Ciro Alves masing-masing menyumbang satu gol pada menit ke-65 dan 77.
PSBS Biak sempat memberi perlawanan. Mereka memperkecil kedudukan lewat tandukan pencetak gol terbanyak Liga 2 musim lalu, Alexsandro Ferreira pada menit ke-53. Kendati demikian, tampak jelas tim promosi tersebut gugup lantaran baru pertama kali tampil di kasta tertinggi.
Permainan yang diperagakan Donny Monim dan kolega terlihat belum padu. Terlebih, tim berjuluk Badai Pasifik ini masih kerap melakukan kesalahan yang tidak perlu.
Contohnya pada proses gol kedua Persib. Beckham Putra bergerak leluasa menyambut umpan Ciro Alves tanpa pengawalan berarti. Padahal seharusnya bek kanan mereka, Marckho Sandy mnjalankan tugas marking zona di area Beckham.
Kondisi diperparah dengan keroposnya sisi kiri pertahanan PSBS Biak. Sejak awal babak pertama, mayoritas serangan Persib dioperasikan lewat area ini.
Seluruh gol Persib juga tercipta lewat sisi kiri pertahanan PSBS Biak. Dimas Drajad dan Ciro Alves tampil begitu cair. Mereka bergantian bergerak melebar dan ke dalam.
Kecepatan Dimas dan aksi individu Ciro adalah kombinasi maut. Bek kiri PSBS Biak, Febriato Uopmabin tak kuasa menahan agresivitass duet yang dipasang di kedua sisi sayap Persib tersebut. Perbedaan kualitasnya seperti bumi dan langit.
Racikan koki taktik jenius
Pola serangan Persib tampak sangat efektif. Penyelesaian akhir klinis para pemain depan turut mempercantik malam indah sang juara bertahan di Soreang. Dari tujuh tembakan tepat sasaran, empat di antaranya berhasil berbuah gol.
“Mereka (Persib) memiliki lini serang yang bagus sekali. Mereka lebih kuat daripada kami di lini depan, terlihat perbedaan ada di situ. Itu normal karena mereka memang kuat di situ (lini depan). Bukankah itu penyebab mereka berhasil juara musim lalu?” tutur pelatih PSBS Biak, Juan Esnaider pada konferensi pers usai laga.
Persib memang jauh diunggulkan dari segi kualitas pemain. Namun, kejeniusan Bojan Hodak dalam meramu taktik dan memaksimalkan kualitas skuad asuhannya juga turut diberi perhatian khusus.
Hodak memasang Dimas Drajad yang bertipikal penyerang murni di pos sayap kanan. Ciro Alves yang berposisi natural sebagai sayap kanan justru digeser ke kiri.
Namun, hal ini hanya di atas kertas. Pada praktik di lapangan, kedua pemain ini kerap bertukar posisi. Itulah mengapa pergerakan keduanya begitu cair.
Selain menyajikan umpan untuk gol pembuka David, pergerakan Dimas di sisi sayap memang amat eksplosif. Bomber timnas Indonesia ini menunjukkan dirinya tak hanya berguna di satu posisi, tetapi bisa menjelma pemain multifungsi.
Namun demikian, Hodak memiliki standar tinggi terhadap performa para pemainnya. Pelatih asal Kroasia ini justru belum puas dengan penampilan yang ditunjukkan eks pemain Tira Persikabo 1973 ini.
“Dimas malam ini terlihat agak gugup. Dia punya kans mencetak gol tetapi (peluang) itu terbuang. Saya pikir dia perlu adaptasi waktu dan konsistensi dalam laga sehingga performanya akan lebih baik lagi,” tutur Hodak.
Fluiditas juga diperagakan pemain asing anyar Persib, Mailson Lima. Dalam praktik di lapangan, Mailson kerap berganti-ganti peran. Adakala dirinya turun sejajar dengan Ciro dan Dimas untuk mengemban peran nomor 10, alias playmaker.
Kadang pula Mailson ikut bergerak ke sayap untuk menjaga kelebaran. Mailson sendiri tampil selama 57 menit sebelum kemudian digantikan oleh Mateo Kocijan
Awalnya, Hodak berencana memasang Tyrone Del Pino untuk mengemban peran playmaker. Namun pada detik terakhir, Mailson mengisi daftar susunan pemain untuk menggantikan Tyrone yang mengalami sakit. Tak disangka, perubahan itu justru menyajikan penampilan taktis yang begitu ciamik.
“Saya berterima kasih kepada dia (Mailson), langsung bisa adaptasi, main baik, multifungsi bisa posisi 10 atau di sayap, tetapi sangat baik,” puji Marc Klok perihal performa Mailson, kala ditemui Ludus.id di mixed zone Stadion Si Jalak Harupat usai laga.
Ketika membangun serangan, permainan Persib tidak menggebu-gebu. Di banyak momen, Pangeran Biru kerap menurunkan intensitas dalam rangka mengatur tempo. Terutama usai Alexsandro mencetak gol penyama kedudukan, Persib cenderung pasif membiarkan PSBS Biak menguasai bola dan langsung menyerang balik ketika mendapat situasi fast-break.
Sementara di kubu Badai Pasifik, perjalanan mereka di sejumlah laga selanjutnya tidak akan mudah. Mereka akan bersua tim-tim yang juga berpengalaman di kasta tertinggi.
Deretan tim tradisional seperti PSM Makassar, PSIS Semarang, Persija Jakarta, Madura United dan Persebaya Surabaya menanti mereka pada pekan-pekan berikutnya. Bek PSBS Biak, Fabiano Beltrame pun mengungkapkan harapan jelang laga selanjutnya.
“Kami harus meminimalisir kesalahan, kita harus memberi perlawanan agar mereka tidak terlalu memiliki banyak peluang. Kami bermain cukup bagus sampai menit 70,” ucap Fabiano.
“Mungkin saat mereka mencetak gol kedua, kami hilang konsentrasi. Musim masih awal, selamat untuk Persib, memang mereka bermain bagus tadi. Dan kita sekarang lupakan (kekalahan), belajar dari kesalahan tadi dan fokus ke pertandingan-pertandingan berikutnya,” tandasnya.
Ornamen Pekan Pembuka
Udara di Stadion Si Jalak Harupat cukup sejuk seperti biasanya. Sejumlah ornamen turut mempercantik pekan pembuka Liga 1 2024-2025. Tepat sebelum laga, terdapat kelap-kelip lampu sorot yang menemani aksi 200 penari tradisional di lapangan.
Berdasarkan informasi yang didapat, 200 penari tersebut merupakan anak-anak yang berasal dari berbagai sanggar tari di seluruh penjuru Bandung Raya. Lagu khas Sunda seperti Manuk Dadali, Cing Cangkeling dan Tokecang pun mengiringi aksi penari yang membentuk formasi cantik.
Kreativitas Bobotoh di stadion juga turut mencuri perhatian. Di tribune timur, Bobotoh membentangkan spanduk bergambar maskot Viking dan logo Persib dengan ukuran raksasa.
Sementara di tribune utara, Bobotoh membentangkan spanduk ilustrasi pria mengenakan jaket hoodie khas ultras sembari memegang piala. Di samping ilustrasi tersebut, terdapat grafiti bertuliskan ‘again?’ yang menyiratkan harapan Bobotoh agar tim kesayangannya kembali menggondol gelar juara.
“Itu (kreativitas suporter) menjadi bagian dari suatu kompetisi ya. Kita bisa bayangkan kalau pertandingan tanpa suporter kan sepi,” ucap Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali ketika ditanya soal aksi suporter di stadion.
“Untuk sementara ini yang diizinkan baru sebatas suporter atau pendukung tuan rumah. Mudah-mudahan kalau kita makin tertib, bisa kondusif, maka itu bisa ditingkatkan,” pungkasnya.