Persija Jakarta secara resmi memperkenalkan skuad untuk mengarungi kompetisi Liga 1 2024-2025 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Rabu (7/8) malam WIB. Pada kesempatan yang sama, Persija juga merilis jersei terbaru berwarna merah, warna khas klub asal Jakarta itu.
Pada momen perkenalan pemain, manajer Persija Bambang Pamungkas memastikan Macan Kemayoran bakal kembali bermain di Jakarta. Persija akan bermarkas di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, untuk musim ini.
Sejak beberapa musim terakhir, Persija memang kerap kesulitan bermain di Jakarta dan sering bermigrasi ke Stadion Patriot Candrabhaga yang berada di Bekasi, Jawa Barat.
“Ini (JIS) akan menjadi kandang kita pada musim ini. Saya yakin teman-teman semua akan menantikan Sabtu nanti ketika Persija akan kembali bermain, bertarung, atas nama Kota Jakarta, atas nama Jakmania,” kata Bambang Pamungkas dalam sambutannya.
Persija yang kembali bermarkas di Jakarta dengan menggunakan JIS jelas disambut gembira oleh publik sepak bola Jakarta dan tentu Jakmania sebagai fans setia Persija.
Ketua Jakmania, Diky Soemarno mengaku senang akhirnya Si Merah-Putih (julukan lain Persija) Kembali bermarkas di Jakarta dan berkandang di JIS. Diky yang merupakan alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) itu siap menjaga JIS sebagai aset olahraga kota Jakarta.
“Tugas kita sebagai tuan rumah pasti harus menjaga rumah kita. Harapan kita cuma satu, rumah baru, seragam baru, harapan baru, dan yang paling penting musim depan kita bisa merasakan jadi juara di stadion ini,” kata Diky.
Sejak 2006, Persija mulai kehilangan “rumah”. Stadion Persija di kawasan Menteng, Jakarta Pusat yang merupakan kantor dan tempat berlatih Persija digusur oleh pemerintah kota.
Selain itu, Persija juga pernah kesulitan menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat jika ada agenda “panas” di ibu kota seperti pemilihan presiden ataupun pemilihan kepala daerah.
Hal-hal seperti itu cukup menyulitkan Persija berkandang di Jakarta. Kesulitan tersebut yang membuat Persija pada beberapa musim terakhir lebih banyak bermarkas di Bekasi.
Pergantian kapten
Selain memastikan berkandang di JIS, Persija juga memperkenalkan kapten baru mereka, yakni Rizky Ridho dan Muhammad Ferrari. Keduanya merupakan bek muda yang sedang bersinar bersama tim nasional Indonesia.
Kepastian tersebut dilontarkan oleh kiper Andritany Ardhiyasa yang merupakan kapten dalam beberapa musim terakhir. Pria asli Betawi ini berharap pergantian kapten bisa membawa Persija meraih prestasi.
“Dari tahun ke tahun hanya janji yang saya berikan untuk kalian, tapi tidak pernah terjadi atau tidak pernah terealisasi. Mungkin tahun ini saya memberikan kapten kepada Ridho dan Ferarri, insyaallah akan membawa Persija ini menjadi juara,” ujar penjaga gawang berusia 32 tahun tersebut.
Pemilihan Rizky Ridho sebagai kapten sejatinya sudah terlihat ketika Persija mengarungi turnamen pramusim, Piala Presiden 2024. Pada turnamen tersebut, Rizky Ridho menjadi kapten meski Andritany Ardhiyasa juga bermain.
“Terima kasih untuk semua yang sudah datang hari ini, melihat kami launching tim. Izinkan saya membawa tim besar ini untuk melaju lebih baik ke depannya. Semoga cita-cita kita semua bisa tercapai di tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya,” tutur Rizky Ridho.
Jersei merah berfilosofi kejayaan
Warna merah masih menjadi warna utama jersei Persija karena nilai historis serta identitas khas klub sejak 1928.
Pada keterangan resmi apparel Juaraga, ada enam varian jersei yang dirilis sebagai apparel resmi Persija. Varian tersebut adalah kandang, tandang, dan alternate yang digunakan oleh pemain dan kiper.
Ada makna dan filosofi dari jersei terbaru Persija, seperti elemen grafis Tiger Skin yang melambangkan semangat dan keteguhan hati para pemain dan pendukung Persija. Pola ini terdapat pada motif kerah di jersei kandang berwarna merah.
Lalu ada pula tulisan 1928 di bagian punggung jersey away berwarna putih. Tahun tersebut menunjukkan tahun kelahiran Persija yang dahulu bernama Voetball Indonesia Jacatra (VIJ).
Selain itu, ada pula motif Kapal Layar di Pelabuhan Sunda Kelapa. Motif ini melambangkan Persija sebagai pelabuhannya para juara. Elemen ini diimplementasikan di motif jersei kiper bermawarna hijau dan merah jambu.
Sementara itu, lambang Persija di bagian dada jersei, tidak lagi ditempel dengan bahan woven label, tetapi dibordir agar tetap melekat. Sedangkan list untuk nameset berwarna emas, termasuk untuk list sponsor.
Hal tersebut memang sedikit keluar dengan patron Merah-Putih Persija yang diusung pendiri Persija, Soeri dan A Alie pada November 1928. Tetapi, warna merah masih dipertahankan oleh manajemen Persija saat ini sebagai warna sakral dan penuh sejarah.