Persitara Jakarta Utara Bertahan Hidup di Tengah Kerasnya Sepak Bola Jakarta

Credit foto : akun @persitara_official
Tim Persitara berlatih di Lapangan Latihan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Cuaca panas tak membuat ratusan NJ Mania dan beberapa organisasi di Jakarta Utara ragu datang ke Stadion Rawa Badak, Jakarta Utara pada Jumat 29 Desember 2023.

Mereka datang ke Stadion Rawa Badak untuk menghadiri Perayaan Ulang Tahun Persitara Jakarta Utara ke-44 sekaligus peluncuran tim dan jersey terbaru untuk Liga 3 DKI Jakarta musim ini.

Pendirian Persitara tak bisa dilepaskan dari peran Persija sebagai induk sepak bola Jakarta. Pada era 1970-an, Persija yang masih gabung dengan Komisi Daerah (Komda) PSSI Jawa Barat menggagas pembentukan Komda sendiri di Jakarta. Pasalnya, Macan Kemayoran kesulitan menampung klub-klub lokal yang menjamur.

Pembentukan Komda PSSI Jakarta beriringan dengan didirikannya ‘Persija-persija lain’, yaitu Persijatimut (Timur-Utara) dan Persijaselbar (Selatan-Barat). Persijatimut pecah menjadi Persijatim Jakarta Timur dan Persitara. Secara resmi Persitara resmi berdiri sendiri pada 29 Desember 1979.

Saat ini, Persitara sudah berusia 44 tahun dan dirayakan secara sederhana. Momen ulang tahun ini juga menjadi silaturahmi antarorganisasi massa di Jakarta Utara dengan para pemangku kebijakan kota, dalam hal ini Wali Kota Jakarta Utara, sekaligus sebagai semangat membangkitkan Persitara yang lama ‘tertidur’.

Pada perayaan sekaligus peluncuran tim serta jersey Persitara, hadir Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim. Pantauan Ludus.id di lapangan, kehadiran Wali Kota Ali disambut meriah oleh para pendukung Persitara.

Wali Kota Ali memang dikenal punya komunikasi yang baik dengan manajemen Persitara dan juga NJ Mania, suporter setia mereka.

Ia berharap Persitara bisa menjadi wadah pemersatu warga di Jakarta Utara. Pria yang akrab disapa Bang Ali ini juga ingin jersey Persitara tidak hanya digunakan saat pertandingan, tetapi juga saat melakukan berbagai kegiatan.

Credit foto : Ludus.id/Gerry Anugrah Putra
Tim Persitara untuk Liga 3 DKI Jakarta musim ini, diluncurkan dalam acara HUT Persitara ke-44 di Stadion Rawa Badak, Jakarta Utara, Jumat 29 Desember 2023.

“Jersey ini jangan sampai hanya dilihat orang di DKI Jakarta saja ataupun Indonesia, tetapi kalau bisa sampe internasional,” ujar Bang Ali di tengah teriknya cuaca Jakarta Utara.

“Pakailah jersey Persitara saat ada kegiatan di Jakarta Utara karena dengan begitu orang bakal tahu bahwa warga Jakarta Utara selalu mendukung Persitara dan Jakarta Utara rumah bagi Persitara,” tuturnya.

Ada satu yang menarik dari pernyataan Ali. Ia berharap Persitara bisa kembali mewakili DKI Jakarta di kasta teratas sepak bola Indonesia.

“Saya berharap Persitara dan NJ Mania bisa menjadi wadah pemersatu. Kami ucapkan selamat ulang tahun kepada Persitara dan saya berharap di DKI klub itu minimal dua yang ada di atas (Liga 1), saya mau salah satunya itu Persitara,” ungkap Ali.

Selama ini sepak bola DKI Jakarta kadung identik dengan Persija Jakarta. Selain Persija, belum ada lagi klub eks Perserikatan asal Ibu Kota yang bisa menandingi prestasi Persija dengan 11 kali juara kompetisi resmi PSSI.

Para pendukung Persitara berharap klub kesayangannya itu bisa kembali naik kasta dan bersanding dengan Persija.

Namun, perjalanan kembali ke atas tidaklah mudah. Klub berjuluk Laskar Si Pitung itu harus melewati Liga 3 DKI sebelum lolos ke Liga 3 Nasional dan promosi ke Liga 2 yang pada akhirnya bertarung mendapatkan promosi ke Liga 1.

Credit foto : Ludus.id/Gerry Anugrah Putra
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim bersama jajaran pengurus Persitara Jakarta Utara pada acara HUT Persitara ke-44, di Stadion Rawa Badak, Jakarta Utara, Jumat 29 Desember 2023.

Melawan Ketidakpastian

Nama Persitara memang sempat menggema di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Mereka pernah bermain di Divisi Utama PSSI pada 1987-1988 setelah promosi dari Divisi I PSSI.

Bermain di Divisi Utama PSSI tentu menjadi gengsi tersendiri. Klub yang identik dengan warna biru ini bertemu dengan ‘kakaknya’, Persija Jakarta.

Era Liga Indonesia, Persitara juga menjadi klub eks Perserikatan asal DKI Jakarta yang cukup eksis bersama Persija dan Persijatim Jakarta Timur.

Namun, Persitara terdegradasi ke kasta kedua pada 2010. Mereka bahkan mengalami berbagai macam permasalahan, seperti terjadinya dualisme hingga kesulitan finansial.

Hingga saat ini, Persitara masih berkutat di Liga 3 DKI atau kompetisi kasta terendah dalam susunan kompetisi sepak bola Indonesia. Setiap tahun mereka selalu mengusung mimpi kembali ke kasta atas, tetapi mimpi mereka juga kerap gagal.

Tahun ini Persitara kembali berbenah dengan mendatang pelatih Joko Kuspito yang memiliki DNA juara saat masih aktif bermain di Persija. Joko pernah juara Liga Indonesia bersama Persija pada tahun 2021.

Joko Kuspito punya pengalaman sebagai asisten pelatih Arema Indonesia di Liga 3 Jawa Timur tahun 2017. Ia juga pernah menjadi pelatih Persema Malang, juga di Liga 3 Jawa Timur pada 2018.

Persitara merupakan klub yang tepat bagi Joko Kuspito. Sebagai klub DKI Jakarta, Joko tak asing dengan suasana Ibu Kota. Ia juga cukup lama membela Persija dan kini diharapkan bisa menjadi juru selamat bagi fans Persitara untuk mewujudkan mimpi kembali ke kasta utama.

Credit foto : akun @persitara_official
Tim Persitara berpose bersama di Cafe Persitara, Jakarta Utara.

Persitara saat ini sudah mempersiapkan tim. Sayangnya, jadwal kompetisi Liga 3 DKI Jakarta belum jelas. Jadwal awalnya adalah 11 November 2023, tetapi hingga Desember ini, belum ada kepastian kapan kompetisi dimulai.

Sudah memiliki skuad lengkap dan jajaran pelatih, membuat Persitara harus memutar otak agar bisa mengakomodasi kepentingan tim. Suaib, salah satu petinggi Persitara, yang juga Ketua Forum RT/RW Jakarta Utara menilai pasukannya sudah cukup siap untuk kompetisi.

“Alhamdulilah persiapan sudah maksimal, skuad Persitara sudah siap naik kasta ke Liga 2,” tegas Suaib.

Akan tetapi, belum jelasnya jadwal kompetisi membuat ambisi itu sedikit tertunda. Malah, Persitara saat ini dalam posisi bertahan agar tidak membubarkan tim yang sudah solid.

“Belum adanya kejelasan kami harus bisa bertahan agar pemain tak pergi. Ini menjadi dinamika yang luar biasa bagi kami,” jelas Suaib.

Ketidakpastian ini memang menimbulkan tanda tanya kepada Asprov PSSI DKI Jakarta. Saat Asprov lainnya sudah menggelar Liga 3, DKI Jakarta sebagai Ibu Kota malah belum menjalankan kompetisi.

Kerasnya sepak bola Jakarta memang bukan soal pertandingan di lapangan, tetapi juga ‘pertarungan’ melawan ketidapkastian yang kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir di DKI Jakarta.

Jajaran pengurus Persitara harus bisa menahan agar tim tidak bubar. Kendala nyata ketidakpastian jadwal adalah finansial untuk menggaji pemain. Apalagi Persitara memiliki target jelas, lolos ke Liga 2 sehingga materi pemain yang sudah siap tidak lepas begitu saja dan tentunya akan membuyarkan mimpi.

Credit foto : @njmania12
NJ Mania, suporter Persitara pada suatu pertandingan Liga 3 DKI Jakarta di Stadion Tugu, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

NJ Mania Putar Otak untuk Persitara

Masalah finansial memang kerap menghantui Persitara. Faktornya banyak, salah satunya adalah ketidakjelasan kompetisi.

Kompetisi yang tidak jelas membuat keuangan terus keluar untuk membiayai tim. Namun, pemasukan tidak ada karena tidaknya pertandingan sepak bola dan perputaran roda ekonomi selama pertandingan berlangsung.

Hal ini pernah dialami Persitara pada musim 2016/2017. Klub ini pernah tidak memiliki pengelola dan manajemen alias kekosagan pengurus. Akibatnya, kegiatan klub tak berjalan sama sekali.

NJ Mania pun berinisiatif memutar otak dengan mengelola Persitara agar kembali hidup. Mereka mengambil alih kepengelolaan klub kesayangannya.

Misi NJ adalah membangun skuad yang siap berkompetisi dan syukur-syukur bisa promosi. Untuk itu, mereka menggelar berbagai acara penggalangan dana untuk Persitara. Demi klubnya, NJ Mania rela bekerja keras.

“Ini Persitara sudah mendarah daging. Gue tidak bisa ninggalin dan ini harus diperjuangkan sampai benar-benar kembali ke Liga Indonesia,” kata Parid, Ketua NJ Mania.

Parid bercerita kepada Ludus.id bagaimana mereka benar-benar memutar otak untuk menghidupkan kembali Persitara.

“Dulu pernah kita, NJ Mania, mencari cara agar Persitara bisa ikut kompetisi. Kita mengumpulkan dana dari pertandingan eksebisi yang kita gelar dan alhamdulilahnya, Persitara bisa berkompetisi lagi,” kenang Parid.

Perjuangan Parid sebagai Ketua NJ Mania memang tak bisa dipandang remeh. Bisa dibilang, NJ Mania mengambil peran penting dalam komunikasi ke beberapa organisasi di Jakarta Utara.

Hal itu semata-mata untuk menghidupi Persitara. Jika, pendukung lainnya hanya mendukung tim dari tribune ataupun demo karena timnya jeblok, NJ Mania malah kebalikannya.

“Kita mau Persitara ini tetap ada. Persitara ini kebanggan warga Jakarta Utara. Jangan sampai klub ini hilang begitu saja,” kata Parid.

Untuk itu Parid yang sudah melewati banyak perjalanan serta cerita dalam mendukung Persitara. Ia berharap klub kesayangannya itu bisa lolos ke Liga 3 Nasional.

“Tahun ini keingian besar kita persitara lolos Liga 3 Nasional,” kata Parid singkat perihal target yang diinginkannya untuk Persitara musim ini.


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.