Turnamen pramusim di negara mana yang pertandingannya dihadiri langsung oleh kepala negara? Turnamen pramusim di mana pula yang aturannya mewajibkan peserta menurunkan pemain berlabel tim nasional? Segala bentuk keunikan tersebut tidak akan ditemukan di mana pun kecuali di Indonesia. Tahun ini, Piala Presiden kembali hadir membawa segudang keunikan, lengkap dengan catatan gelap di baliknya.
Turnamen Piala Presiden lahir dari keunikan yang terjadi di sepak bola Indonesia itu sendiri. Turnamen ini lahir berkat kekosongan kompetisi pada 2015 silam. Saat itu, sepak bola Indonesia tengah dibekukan FIFA.
Tahun ini, kompetisi Piala Presiden kembali dihadirkan usai sempat absen pada 2023. Lagi-lagi dengan keunikannya, Piala Presiden edisi tahun ini menghadirkan iming-iming hadiah selangit untuk sang juara.
“Saya rasa juga belum ada ya turnamen sepak bola yang hadiahnya Rp5 miliar dalam waktu dua minggu.”
Ucapan Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait diiringi tepuk tangan hadirin pada konferensi pers di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta Pusat, Senin (15/7) siang WIB. Pada kesempatan itu, Ara, sapaan akrab Maruarar, juga mengungkapkan besaran dana yang masuk dari sponsor untuk penyelenggaraan turnamen ini.
Ara menyebut dana sponsor yang masuk sudah mencapai Rp48 miliar. Angka tersebut belum final, sebab panitia masih membuka kesempatan kepada pihak swasta untuk turut mensponsori.
Dan benar saja, dana sponsor untuk Piala Presiden 2024 membengkak saat hari pertandingan. Jelang laga pembuka antara Persib Bandung kontra PSM Makassar di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Jumat (19/7), Ara mengumumkan jumlah dana yang masuk sudah mencapai Rp68 miliar.
Sekali lagi, besaran angka tersebut digunakan untuk turnamen yang hanya berlangsung selama dua pekan saja. Adapun penyebab turnamen tersebut begitu seksi di mata para sponsor tak lain dan tak bukan adalah hadirnya sang kepala negara, Presiden RI Joko Widodo.
“Mendengar Presiden dan ibu negara hadir, dalam empat hari ini, sponsornya bertambah Rp20 miliar menjadi Rp68 miliar. Kami terus berupaya terus mendapatkan sponsor dan juga rating yang tinggi,” ucap Ara saat memberi sambutan.
Salah prioritas PSSI
Pada wawancara doorstop dengan awak media, Presiden Joko Widodo menekankan esensi dari Piala Presiden. Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan sepak bola Indonesia akan semakin baik jika kompetisi semakin banyak digelar.
“Semakin banyak kompetisi semakin baik! Ada kompetisi di liga; Liga 1, Liga 2, kompetisi di SSB, ada kompetisi amatir, ada kompetisi di FIFA, ada kompetisi di AFC, ada AFF,” ucap Presiden Jokowi, Jumat (19/7).
“Semakin banyak kompetisi semakin baik. Sekarang saya melihat semuanya berjalan baik,” imbuhnya.
Pada kenyataannya, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak memiliki kompetisi pendamping liga. Alih-alih menggulirkan kembali Piala Indonesia, PSSI justru menghadirkan turnamen pramusim yang cenderung bersifat hura-hura.
Para rival Indonesia di kawasan sudah lebih dulu memiliki piala domestik. Pada awal Juli 2024, terdapat laga final Piala Nasional Vietnam 2024 antara Thanh Hoa FC kontra Hanoi FC.
Laga tersebut dimenangkan Thanh Hoa FC lewat babak adu penalti dengan skor 9-8 menyusul hasil tanpa gol di waktu 120 menit. Di Negeri Gajah Putih, Piala FA Thailand rutin digelar sejak tahun 1974.
Klub ibu kota, Bangkok United baru saja meraih gelar juara musim 2023-2024 usai menumbangkan Dragon Pathumwan Kanchanaburi, juga lewat babak adu tos-tosan. Di Negeri Jiran, Piala Malaysia 2024 juga masih berlangsung.
Bek timnas Indonesia, Jordi Amat baru saja membawa Johor Darul Tazim (JDT) menang 2-1 atas Kedah Darul Aman pada leg pertama laga semifinal. Menariknya, laga tersebut bertepatan dengan pembukaan Piala Presiden 2024 di Indonesia, yaitu Jumat (19/7).
Di Indonesia, turnamen Piala Indonesia masih belum jelas kabarnya. Padahal, kompetisi domestik turut berpengaruh dalam penentuan kuota peserta di kompetisi Asia. Hadirnya Piala Indonesia juga bermanfaat memberikan kesempatan kepada para pemain lokal yang menit bermainnya tergerus akibat regulasi penambahan kuota pemain asing.
Absennya turnamen pendamping liga membuat para klub menjadikan Piala Presiden, yang notabene hanya pramusim, sebagai pelipur lara usai gagal meraih gelar Liga 1 di musim sebelumnya. Ekspektasi suporter pun ingin agar klub kesayangan mereka mengangkat piala. Terlebih hadiah pada turnamen tersebut juga tak main-main, yakni di angka Rp5 miliar.
“Saya tidak tahu kenapa mereka menyiapkan (hadiah) terlalu besar. Itu (Rp5 miliar) terlalu besar,” ujar pelatih Persib, Bojan Hodak jelang laga pembuka Piala Presiden 2024 kontra PSM Makassar.
Pada Agustus 2022 lalu, Ketua Umum PSSI sebelumnya, Mochamad Iriawan mengatakan keterbatasan sponsor menjadi salah satu penyebab Piala Indonesia belum bisa digelar. Pernyataan pria yang disapa Iwan Bule itu tentu kontradiktif jika melihat besaran angka dana dari sponsor pada Piala Presiden 2024.
“Salah satu (kendala) kan berputar kan pakai uang, ya sponsor lah, karena pakai uang kan itu perputaran, akomodasi, transportasi, pelaksana, panpel, dan lain-lain,” ucap Iriawan di Gedung DPR RI, Senayan pada 29 Agustus 2022 lalu.
Padahal, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) bisa saja menjaring sponsor untuk Piala Indonesia dengan cara yang sama seperti saat menggelar Piala Presiden 2024. PSSI dan PT LIB juga sejatinya memiliki opsi menjadikan Piala Presiden sebagai kompetisi resmi pendamping liga. Namun, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memiliki dalih lain.
“Saya mau setiap hari ada pertandingan, tapi realitanya tidak mungkin, karena begini, 365 hari kita paksakan pemain untuk main, tidak mungkin. Ada cedera, ada macam-macam, belum lagi kalender.
“AFC membuka Champions League-nya tiga strata, AFF buat pertandingan. SEA Games, Asian Games, liga kita,” imbuh pria yang juga Menteri BUMN ini.
Erick menyinggung padatnya jadwal pertandingan sebagai penyebab Piala Indonesia masih absen. Namun, lagi-lagi hal ini kontradiktif dengan realita. Kenyataannya, panitia Piala Presiden 2024 malah mewajibkan klub untuk memainkan pemain berlabel timnas Indonesia.
Padahal, seperti diketahui, agenda timnas Indonesia sudah cukup padat. Tim Merah Putih sudah ditunggu agenda berat selevel babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Selain itu, ada pula tetek bengek lain seperti Piala AFF 2024 dan SEA Games 2025.
Sebelum Liga 1 2024-2025, para pemain berlabel timnas akan diperas staminanya demi kepentingan rating. Unik memang!
Prestise yang memakan korban
Pada hakikatnya, pramusim adalah masa persiapan tim menjelang musim baru, berupa pembangunan kekompakan tim, peningkatan kebugaran fisik pemain, eksperimen serta penajaman taktik dan strategi hingga memberi menit bermain kepada pemain muda. Selain tujuan-tujuan tersebut, agenda pramusim diadakan untuk alasan finansial, seperti memperluas pasar dengan menjaring basis suporter baru dari luar negeri.
Dalam hal ini, agenda pramusim umumnya melibatkan klub-klub antarnegara. Tak usah jauh-jauh membandingkan dengan Eropa. Mari membandingkan kembali turnamen pramusim di Indonesia dengan di negara tetangga. Klub Thailand, Malaysia hingga Kamboja sudah meniru Eropa dalam hal menggelar agenda pramusim dengan tepat guna.
Pada Selasa (16/7) lalu, Buriram United baru saja menggelar laga persahabatan dengan Phnom Penh Crown sebagai salah satu bagian dari rangkaian pramusim. Di Indonesia, belakangan ini tercatat hanya dua klub saja yang rutin menggelar pramusim dengan berlaga melawan klub luar negeri, yakni PSIS Semarang dan Persija Jakarta.
Sebelumnya, Sabah FC hingga Ratchaburi FC sudah bertamu ke Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi untuk meladeni Persija Jakarta dalam agenda pramusim. Phnom Penh Crown juga sempat bertandang ke Stadion Jatidiri, Semarang, meladeni Laskar Mahesa Jenar dalam rangka pramusim.
Terkini, duo Negeri Jiran, Selangor FC dan Sabah FC berpartisipasi pada turnamen mini di Jakarta International Stadium (JIS) pada awal Juni 2024 lalu. Persija dan PSIS juga lagi-lagi ikut serta.
Begitulah agenda pramusim seharusnya. Kenyataannya, di Piala Presiden, tim-tim peserta malah menurunkan pemain terbaik, bahkan berlabel timnas, demi menargetkan prestasi. Piala Presiden, yang sejatinya hanya turnamen pramusim, malah menyajikan persaingan panas nan kompetitif.
Hasilnya, sejumlah pemain mengalami cedera sebelum Liga 1 bergulir. Winger PSIS Semarang, Gustur Cahyo harus dilarikan ke rumah sakit akibat berbenturan dengan kiper Persela Lamongan, Alexander pada Piala Presiden edisi 2018.
Pada edisi yang sama, gelandang Bhayangkara FC, Teuku Ichsan mengalami tekel horror dari Hanif Sjahbandi yang saat itu masih membela Arema FC. Pemain asal Aceh itu harus ditandu keluar lapangan.
Selanjutnya, eks penyerang asing Persija Jakarta, Ivan Carlos mengalami cedera metatarsal tingkat lima dan harus naik meja operasi. Insiden itu terjadi di babak delapan besar Piala Presiden 2018 kala Persija meladeni Mitra Kukar. Akibatnya, Carlos harus naik ke meja operasi.
Insiden itu mempengaruhi persiapan Persija jelang Liga 1 musim selanjutnya. Manajemen klub harus mendatangkan pemain asing baru untuk menambal lubang yang ditinggalkan Carlos. Persija pun mengamankan jasa Addison Alves di pos ujung tombak.
Pada edisi terakhir, tepatnya pada 2022, Ciro Alves mengalami patah tulang bahu saat membantu Persib menghadapi Persebaya Surabaya. Pada edisi dan pertandingan yang sama pula, terdapat insiden yang hingga saat ini masih terus diingat Bobotoh dan pencinta sepak bola tanah air.
Animo suporter yang begitu besar membuat ribuan Bobotoh berdesakan menyerbu Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) jelang laga. Panitia hanya menyediakan 15 ribu lembar tiket, namun kenyataannya yang datang jauh melebihi jumlah tersebut. Sebanyak dua suporter, Ahmad Solihin (29 tahun) dan Sofian Yusuf (19 tahun) asal Bogor meregang nyawa akibat berdesakan.
Gelaran Piala Presiden sebelumnya sudah mengundang kritik dari Thomas Doll, yang kala itu masih menukangi Persija. Arsitek asal Jerman itu menganggap Piala Presiden tak terlalu penting, sehingga dirinya banyak memberi kesempatan bermain kepada pemain muda pada edisi 2022 silam.
“Bagi saya, Piala Presiden ini tampak seperti penting di negara ini. Tapi saya pikir banyak pelatih lain yang berpikir ini (Piala Presiden) justru mengganggu persiapan (jelang Liga 1),” ujar Doll.
“Bukannya saya tidak menghormati turnamen ini, tapi saya enggan mengambil risiko. Saya mau melindungi para pemain,” imbuhnya.