Piala Presiden 2024: Arema FC dan Kado Sederhana untuk Kota Malang

Kredit foto: PSSI
Para pemain Arema FC merayakan gelar juara Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (4/8).

Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk berbahagia, tak terkecuali warga Kota Malang. Sepak bola pernah menggoreskan duka bagi mereka, namun lewat Piala Presiden 2024, semua berharap agar mereka tak bersedih lagi. Piala Presiden memang hanya turnamen pramusim, namun Arema FC sudah berupaya menghadirkan sebuah kado sederhana untuk Malang.

Usai tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 silam, Arema FC kerap dicap sebagai klub nirempati. Banyak pihak menyuarakan agar klub berjuluk Singo Edan mundur dari kompetisi. Terlebih usai peristiwa yang menelan korban 135 nyawa itu, Arema FC dilanda kesulitan finansial.

Para sponsor angkat kaki, pemain dilanda trauma, mereka juga menjadi tim musafir dan ditolak dimana-mana untuk menggelar laga kandang. Tak jarang pula yang mendoakan agar Arema FC terdegradasi pada musim 2023-2024 silam.

Namun, Arema FC justru tetap eksis di kasta tertinggi. Kritik pun terus membanjiri kala Arema FC dinilai minim upaya dalam ikut menyuarakan aspirasi keluarga korban, agar Stadion Kanjuruhan dijadikan museum penghormatan, alih-alih direnovasi.

Lewat Piala Presiden 2024, Arema FC menghadirkan kado manis agar para korban setidaknya bisa tersenyum tipis. Manajemen klub menyumbangkan 13,5 persen hadiah juara Piala Presiden 2024 untuk 135 keluarga korban Kanjuruhan.

“Kami ingin mempersembahkan gelar juara ini kepada korban tragedi Kanjuruhan. Agar tidak menjadi fitnah, maka masing-masing keluarga korban akan menerima Rp5 juta,” kata General Manajer Arema FC, Yusrinal Fitrandi melalui rilis resmi klub.

“Kami sadar bahwa materi tidak bisa menggantikan nyawa, namun kami ingin berbagi kebahagiaan ini untuk para keluarga korban,” ucap Inal, sapaan akrabnya.

Arema FC memang terseok-seok di Liga 1 musim lalu, nyaris terdegradasi hingga finis di posisi 15 klasemen akhir. Mereka bergonta-ganti pelatih hingga membongkar pasang komposisi skuad, baik pemian lokal maupun pemain asing.

Kredit foto: PSSI
Gelandang Arema FC, Wilian Marcilio berduel dengan gelandang Borneo FC, Kei Hirose pada laga final Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8).

Hasilnya terlihat di Piala Presiden 2024. Tim asuhan Joel Cornelli menjadi tim tak terkalahkan, juga paling produktif dengan koleksi 11 gol. Label spesialis pramusim memang kembali melilit tubuh Arema FC, mengingat mereka masih menjadi pengoleksi terbanyak trofi Piala Presiden dengan koleksi empat gelar.

Namun, sekali lagi, jangan merusak suasana dengan mengejek kebahagiaan orang lain. Banyak hal yang perlu diapresiasi. Merawat aset bangsa bernama Arkhan Fikri menjadi salah satu di antaranya.

Pemain andalan Shin Tae-yong di timnas Indonesia U-23 ini dianugerahi gelar pemain terbaik di Piala Presiden 2024. Selama ini, Arkhan menjadi salah satu pemain muda paling konsisten di seantero tanah air, meski Arema FC sudah bergonta-ganti pelatih.

Hidangan Istimewa di Manahan

Udara tak sepanas biasanya di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8) malam WIB. Saksi sejarah partai final Piala Dunia U-17 2023 itu juga tidak ramai dipadati suporter, tentu karena regulasi larangan tandang bagi suporter yang masih terus diberlakukan.

Entah mengapa, stadion ini selalu menghadirkan magis bagi penonton. Partai seru kerap tersaji jika stadion ini menggelar laga final turnamen sepak bola. Situasi yang praktis berbeda dengan Stadion Gelora Bangkalan, Madura atau Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, di mana laga final Liga 1 2023-2024 antara Persib Bandung versus Madura United cenderung berat sebelah.

Laga final Piala Presiden 2024 yang mempertemukan Arema FC dan Borneo FC sama sengit dengan partai final Piala Dunia U-17 2023. Ketika itu, Jerman U-17 dan Prancis U-17 bermain imbang 2-2 di waktu normal hingga melanjutkan partai hingga adu penalti. Sama seperti sebelumnya, pemenang Piala Presiden 2024 juga ditentukan lewat babak adu tos-tosan.

Kedua tim saling berjual beli serangan sejak peluit awal dibunyikan. Gol baru tercipta kala finnese shot Wilian Marcilio menggetarkan gawang Borneo FC yang dikawal Nadeo Argawinata pada awal babak kedua.

Pesut Etam kemudian membalas lewat tembakan keras Leonardo Gaucho di menit ke-61. Pertandingan memanas saat wasit meninjau pelanggaran Stefano Lilipaly terhadap Wilian pada menit ke-86.

Usai melihat layar Video Assistant Referee (VAR), eks winger timnas Indonesia itu pun diganjar kartu merah karena dinilai mengangkat kaki terlalu tinggi. Wasit juga sempat membatalkan gol Charles Lokolingoy di menit tambahan, sebab Dedik Setiawan lebih dulu dinyatakan handsball.

Di babak adu penalti, Arema FC memastikan gelar juara berkat mengeksekusi lima kesempatan penalti yang seluruhnya diborong pemain asing. Sementara di kubu Borneo FC, salah satu algojo, Ronaldo Rodrigues, yang merupakan pemain asing anyar, gagal menuntaskan tugas.

Kredit foto: PSSI
Para pemain Arema FC bersuka cita menyambut gelar juara Piala Presiden keempat sepanjang sejarah.

Menanti gairah dan tawa lepas Kota Apel 

Arema FC tidak boleh hanya puas menghadirkan senyum tipis untuk Aremania. Sebaliknya, Singo Edan wajib mengembalikan tawa lepas untuk sepak bola Malang yang sempat kehilangan gairah. Bukan lagi sekadar kado sederhana, warga Kota Malang pantas mendapat kado mewah.

Namun, Roma tak dibangun dalam satu malam, begitu pun Malang. Manajemen Arema FC sejatinya sudah memutar otak sejak awal musim 2023-2024 silam.

Mental pemain yang dilanda trauma sejak peristiwa Kanjuruhan adalah salah satu aspek yang menjadi perhatian manajemen klub. Untuk mengatasi psikologi pemain yang rusak, manajemen mencari pelatih yang memiliki sertifikasi psikolog.

“Kami butuh pelatih yang secara catatan tidak hanya bicara soal teknis, tapi juga bisa mengangkat mental pemain,” ucap manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas ketika itu.

Kredit foto: aremafc.com
Fernando Valente yang memiliki lisensi psikolog olahraga sempat ditunjuk menukangi Arema FC untuk membenahi mental pemain pada awal musim lalu.

Fernando Valente, yang memiliki lisensi psikolog olahraga, didatangkan jauh-jauh dari Portugal untuk mengisi kursi kepelatihan. Namun, hasilnya tak sesuai harapan. Arema FC malah tenggelam ke zona merah.

Manajemen pun lantas memecat ayah kandung penyerang Persik Kediri, Ze Valente itu. Widodo Cahyono Putro kemudian ditunjuk untuk mendongkrak posisi Singo Edan di papan klasemen.

Singkat cerita, misi Widodo untuk menyelamatkan Arema FC dari jurang degradasi tuntas. Arema FC terus berburu arsitek anyar. Tujuannya hanya satu, yakni kembali menjadikan Kota Malang tidak hanya menarik dari segi pariwisata, tetapi juga dari sisi sepak bola.

Dari enam kandidat yang meliputi empat pelatih asing dan dua nama lokal, Joel Cornelli dipilih untuk menukangi Johan Alfarizi dan kolega. Sisi mentalitas pun terus diperhatikan.

Kredit foto: Instagram @aremafcofficial
Joel Cornelli adalah sosok pelatih asal Brasil yang ditugaskan membangunkan Singo Edan dari tidur lelap.

Dalam sepak bola Indonesia, pemain asing yang berasal dari Brasil gemar bangun siang jika tidak ada pertandingan, atau apabila laga dimainkan pada malam hari. Manajemen Arema FC pun melarang kebiasaan buruk tersebut, dan mewajibkan seluruh pemain berkumpul senam pagi untuk mengakrabkan diri satu sama lain.

Manajemen Arema FC juga kerap mengajak para pemain makan enak di restoran dan belanja sepatu di mal agar mereka betah. Tak sampai di situ, mereka juga mencari sosok penerjemah pelatih yang tak hanya mahir berbahasa Inggris, Portugal dan Indonesia, tetapi juga fasih bicara bahasa Jawa. Sosok legenda klub, Claudio de Jesus pun ditunjuk sebagai interpreter.

Terakhir, manajemen mendatangkan keluarga terkasih para pemain ke hotel tim di Solo untuk memberi semangat secara langsung jelang laga final. Deretan strategi nonteknis tersebut terbukti ampuh menanamkan suasana riang di ruang ganti. Hasilnya terasa di Piala Presiden 2024. Permainan impresif Arema FC layak diacungi dua jempol selama turnamen ini.

“Arema itu suasana kekeluargaannya nomor satu. Itu yang selalu kita sampaikan kepada pelatih baru, pemain baru. Kalau bergabung ke klub yang menomorsatukan uang, tempatnya bukan di sini. Banyak klub lain yang secara finansial lebih hebat,” tutur CEO Arema FC, Iwan Budianto pada kanal Youtube Tommy Desky.

“Arema boleh jadi berada di urutan terbawah jika bicara finansial. Tapi kalau Anda bicara kenyamanan, ketika Anda melatih atau bermain, itu yang akan kita tawarkan,” ujar eks Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI ini.

Kredit foto: Instagram: @aremafcofficial
Aspek kebersamaan terus dijaga untuk merawat mental para pemain Arema FC.

Upaya Arema FC dalam melepas kutukan pramusim masih bagaikan itik pulang petang. Namun, jika momentum konsisten dipertahankan, bukan mustahil Arema FC tidak lagi tim yang sekadar perkasa saat pramusim, tetapi juga bertaji di kompetisi resmi.

Sebab apa kata dunia bila Indonesia tanpa Arema?


Suka dengan artikel ini?

Bagikan Artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.