Gregoria Mariska Tunjung Lolos ke Semifinal Kumamoto Masters 2025: Sebuah Pertarungan yang Menguji Napas dan Tekad

Akhmad Sef

Foto/PBSI

LUDUS - Di lapangan yang bising oleh sorak penonton tuan rumah, Gregoria Mariska Tunjung berdiri dengan napas teratur dan mata yang menyimpan ketenangan yang sulit ditebak. Ada sesuatu yang berbeda dalam cara ia menatap shuttlecock hari itu, seolah ia tahu bahwa tiap pukulan adalah percakapan dengan dirinya sendiri, bukan sekadar duel dengan Asuka Takahashi. Pertandingan yang kemudian ia sebut “bukan yang mudah” itu berubah menjadi panggung tempat tekadnya diuji sedalam-dalamnya.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Gregoria, atau dipanggil Jorji, menyambut kemenangan dengan rasa syukur, dan ucapan itu mengalir jujur dari mulutnya. Lawannya, Asuka, bukan sekadar pemain tuan rumah; baginya, Asuka adalah “pemain yang kuat dan ulet.” Bahkan setiap poin terasa seperti batu yang harus ia pikul perlahan. Namun dari tekanan itulah Gregoria justru menemukan ruang untuk bernafas. Kumamoto bukan tempat asing baginya, dan keramaian penonton di sana, yang kadang berat bagi pemain lain, hadir seperti angin yang menyegarkan. Ia bahkan tersenyum ketika berkata bahwa beberapa dukungan terdengar ditujukan padanya. Ada kehangatan yang jarang ditemuinya di luar negeri.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Tapi, hangatnya dukungan tak membuat jalannya mudah. Pertandingan dimulai dengan ketertinggalan 1-5, lalu usaha mengejar yang melelahkan hingga angka sama 7-7. Interval pertama merekam kembali jarak itu berubah menjadi 8-11. Asuka terus menekan, Gregoria berupaya membalas. Mereka kembali imbang di angka 15-15, membuat ritme pertandingan seolah hendak bergeser ke arah Gregoria. Tetapi lima poin beruntun dari Asuka seperti palu yang membelah harapan. Game point datang di angka 20-15. Gregoria mencoba menahan, menggagalkan satu peluang, namun akhirnya kalah 16-21. Kekalahan itu bukan dentuman besar, tetapi retakan kecil di ruang konsentrasi yang memaksanya untuk menata ulang segalanya.

BACA JUGA: Gregoria Mariska Tunjung Lolos ke Perempat Final: Kebangkitan dari Jurang 1–13 di Kumamoto Masters 2025

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Saat memasuki gim kedua, arah angin berubah. Gregoria berdiri lebih tegak, penuh kendali. Ia memimpin 11-6 di interval, lalu Asuka mendekat di angka 10-12. Tetapi pada titik itu, Gregoria melakukan sesuatu yang hanya dimiliki pemain yang tahu cara menimbang emosi: ia tidak panik. Empat angka beruntun membuatnya menjauh menjadi 16-10. Dari sana, ia membangun gelombang yang tak bisa dibendung, hingga mencapai 20-12. Dua peluang pertama terbuang, namun pukulan terakhir, yang membentur net sebelum membuat Asuka salah langkah, mengunci kemenangan 21-14. Sebuah kelegaan yang terasa seperti udara baru memasuki paru-paru setelah lama ditahan.

Gim ketiga menjadi panggung penentu. Gregoria memulai dengan keunggulan 4-1, seolah meneruskan napas dari gim sebelumnya. Interval menunjukkan 11-8, sebuah tanda bahwa ia tetap memegang kendali. Dan di paruh akhir, ia meningkatkan tekanannya, melepaskan smes silang yang membuat skor bergerak menjadi 15-9. Tekanan itu terus bergulir hingga match point datang di angka 20-13, lahir dari sambaran tajam di depan net. Ketika netting silang terakhirnya menutup pertandingan 21-13, Gregoria menutup raketnya seperti seseorang yang baru saja menyelesaikan perjalanan panjang, bukan sekadar tiga gim.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

Kemenangannya membuka pintu menuju semifinal Kumamoto Masters 2025, di mana Chiu Phin-Chian dari Chinese Taipei sudah menunggu. Tetapi Gregoria menolak berpikir jauh. Ia memilih merunduk sejenak, menilai apa yang terjadi hari itu, mempelajari lawannya, lalu menyiapkan diri untuk esok. Tak lebih, tak kurang. Dalam kesederhanaan itulah kekuatannya sering tersembunyi.

Ia tahu satu hal: langkahnya belum selesai. Dan di Kumamoto, di tengah sorakan yang ia sebut “sportif dan menyenangkan,” Gregoria Mariska Tunjung melanjutkan perjalanan itu, setelah melewati jalan berliku termasuk vertigo yang menghantamnya, dengan syukur, dengan keteguhan, dan dengan pukulan-pukulan yang terus mencari jawaban.

Foto/PBSI

Foto/PBSI

-- Gregoria Mariska Tunjung --

"Bersyukur dengan hasil kemenangan hari ini. Bukan pertandingan yang mudah bagi saya, lawan bermain baik dan tidak mudah bagi saya untuk mendapat poin. Asuka adalah pemain yang cukup kuat dan ulet. Senang dan berharap semoga besok bisa lebih baik lagi.

Bukan pertama kali main di Kumamoto dan crowd nya selalu seperti ini jadi bukan masalah yang besar ketika harus melawan wakil tuan rumah. Malah saya mrasa menyenangkan main di sini karena penontonnya sportif, beberapa juga terdengar dukungan untuk saya.

Bertemu Chiu Phin-Chian dari Chinese Taipei di semifinal, saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Saya coba evaluasi permainan hari ini dan mempelajari permainan lawan saja lalu bersiap untuk besok."

Silakan kunjungi LUDUS Store untuk mendapatkan berbagai perlengkapan olahraga beladiri berkualitas dari sejumlah brand ternama.

Anda juga bisa mengunjungi media sosial dan market place LUDUS Store di Shopee (Ludus Store), Tokopedia (Ludus Store), TikTok (ludusstoreofficial), dan Instagram (@ludusstoreofficial).

APA KAMU SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

MULAI BAGIKAN

Response (0)

Login untuk berkomentar

Silakan login untuk berkomentar pada artikel ini.

No comments yet. Be the first to comment!